24. One Day Bodyguard

6.3K 530 43
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Berpikir tentang kuliah, Jisoo menjadi membencinya. Hari-harinya penuh dengan hal yang tidak enak. Dimulai dari dia yang sering dipanggil payah, karena nilainya yang pas-pasan. Padahal nilai yang pas-pasan hanya dua mata kuliah. Sampai penampilannya yang dianggap cupu. Well, dia hanya memakai kacamata, cupu dimananya? Mata min disalahkan, terkadang orang-orang memang benar-benar.

Baiklah mungkin awali dengan perkenalan lebih baik, ketimbang mengutarakan hal yang tidak disukai oleh Jisoo.

Namanya Kim Jisoo, dia seorang mahasiswa semester empat. Dia adalah adik dari Kim Myungsoo, seorang kepala intelijen negara. Ya sayang sekali mereka berbeda gender. Jika Jisoo adalah laki-laki, sudah dipastikan dia mengikuti jejak kakaknya. Bukankah perempuan juga bisa? Ya tapi Myungsoo yang melarang keras hal itu. Karena pesan konyol yang dikatakan disaat terakhir ayah dan ibunya dulu sebelum meninggal 'jadikan Jisoo sebagai gadis seutuhnya, jangan menjadi gadis jadi-jadian'.

Dan karena itu pula, Myungsoo memaksanya memilih kelas tataboga. Tidak. Hanya bercanda. Jisoo diberi dua pilihan, menjadi desainer atau balerina. Dan tau bukan pilihan yang dia pilih? Tentu saja desainer.

Balerina? Membayangkan dirinya menari dengan tubuh lemah gemulai membuat Jisoo mimpi buruk dua hari berturut-turut. Dan di semua mimpinya, Jisoo berakhir mengenaskan.

Yang pertama, dia terus berputar dengan gaya khas seorang balerina, dan tiba-tiba tubuhnya menabrak tembok dengan kerasnya sampai hancur. Dan ternyata saat bangun, kakaknya itu sedang menghancurkan celengan ayam kesayangan Jisoo untuk membangunkan gadis itu. Pantas saja suara tembok yang hancur di dalam mimpinya itu terdengar nyata.

Kedua, masih melakukan gerakan-gerakan balet di ruangan praktik, tiba-tiba Jisoo beralih berada di atas tebing. Dan pasti tau hasil akhirnya bukan? Ya Jisoo terjatuh ke jurang dan berakhir membentur tanah dengan kerasnya. Saat itu dia merasa pakaian baletnya melilit kedua kakinya sampai tidak bisa bergerak.

Dan saat bangun ternyata, Myungsoo sudah ada di depannya dengan tangan memegang ujung selimut Jisoo. Ya kakak laknatnya itu menarik selimut Jisoo sampai gadis itu terjatuh. Dan kakinya, jelas terbelit seperti di dalam mimpi. Pantas saja Jisoo merasakan sakit saat terjatuh di mimpinya tadi, lah dia sungguhan membentur lantai. Untung saja kakaknya tampan, jika tidak, hmm Jisoo akan mengutuknya menjadi tampan.

Baiklah sekarang kembali ke keadaan saat ini. Seperti biasanya, Jisoo melakukan sarapan seorang diri. Kakaknya? Ya kalian tau sendiri Myungsoo adalah orang yang sibuk. Paling dia akan pulang tiga hari sekali. Tenang saja, kakak Jisoo itu tidak seperti Bang Toyib yang tidak pulang-pulang selama tiga bulan. Jelas kakaknya itu masih sangat menyayangi Jisoo, bahkan hal yang selalu dibawa Myungsoo saat pulang ada tiga hal. Pertama, bunga. Jika itu Jisoo sangat menyukainya karena terkesan romantis dan kakaknya terlihat sangat menyayanginya.

Kedua dan ketiga Jisoo tidak terlalu menyukainya. Karena Myungsoo seolah-olah memperlakukannya seperti anak kecil. Lollipop dan bando beraneka warna dan model. Bukankah itu sangat kekanakan? Sebenarnya Jisoo heran, di mana kakaknya itu masih bisa menemukan bando? Bahkan saking maksimalnya, Myungsoo sampai membelikan lemari untuk koleksi bando milik Jisoo. Bukankah kakaknya itu benar-benar maksimal menganak kecilkan adiknya sendiri? Ya sekali lagi, menjadikannya seorang gadis sungguhan, dan bando adalah hal yang dipakai oleh seorang gadis. Well, alasan kakaknya yang wajar dilogikanya sendiri.

"Untungnya dia tidak memaksaku menggunakan bando ke kampus." Gumam Jisoo sembari beranjak berdiri untuk berangkat kuliah setelah menyelesaikan sarapannya.

Dan di sinilah Jisoo berada, sebuah universitas yang membuatnya bosan menghadapi hari-harinya. Mungkin itu dulu sampai detik sebelum dia menerima pesan kakaknya tadi.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang