28. Feeling

6.6K 533 58
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Sampai kapan kita akan seperti ini?" Keluh Rose dengan helaan napas lelah.

"Ingin menyerah." Timpal Jisoo dengan wajah sama lelahnya.

"Aha! Aku punya ide!"

"Jangan hal yang konyol." Balas Jisoo malas sendiri.

"Bagaimana jika kita berganti haluan?"

"Huh? Kau kira apa berganti haluan?" Sinis Jisoo dengan kernyitan heran.

"Menyerahlah mengharapkan Min Yongi, aku juga akan menyerah pada Jungkook. Bagaimana jika kita berganti pada pria yang ada di kantor? Kurasa mereka tidak buruk-buruk juga."

"Huh?"

"Iya. Mari berhenti berharap pada pria yang bahkan tidak tau tentang perasaan kita."

"Kau sedang sakit, huh?" Tanya Jisoo sembari menyentuh dahi Rose yang sibuk menggeleng gemas pada Jisoo.

"Mari kucarikan kau seorang pria."

"What?!"

Rose tidak menggubris rasa keberatan Jisoo barusan. Dia dengan santainya sedang memindai pria yang berada di lobi kantor saat ini. Matanya melebar penuh kebinaran saat menangkap sesosok pria yang kira-kira cocok untuk Jisoo.

"Pak Taeyong! Dia cocok untukmu. Dan aku..." Bisiknya mengambang sembari kembali menatap sekitar. "... Jaehyun kurasa tidak masalah. Mari kita mulai." Serunya dengan senyum cerah.

"Pak Taeyong? Manager divisimu? Kau gila?!" Desis Jisoo panik sendiri.

"Iya kenapa?"

"Kenapa tidak kau saja?"

"Sorry not sorry aku tidak berminat menjalin hubungan dengan orang satu divisi." Jawab Rose dengan angkuhnya.

"Kita mulai sekarang dari kau. Aku akan mengurus masalahku sendiri." Tegas Rose sembari sedikit menarik Jisoo untuk melangkah beberapa langkah mendekati pintu. Mungkin lebih tepatnya mendekati Taeyong yang sedang berjalan menuju pintu.

"Pak Taeyong!" Seru Rose yang langsung membuat Jisoo melotot tidak percaya.

Sedangkan pria yang terpanggil itu seketika menoleh dan menghentikan langkahnya. Taeyong hanya memberikan tatapan tanda 'ada apa' sembari menunggu kedua gadis itu mendekat.

"Bisa Anda mengantar temanku? Aku akan mengantarnya tapi tiba-tiba aku mendapat urusan mendadak."

"Aku bisa naik taksi." Potong Jisoo sebelum Taeyong menjawab.

Seketika pandangan Taeyong beralih pada Jisoo yang terlihat sedikit tidak nyaman.

"Jangan dengarkan dia, lanjutkan saja perjalanan Anda." Imbuhnya dengan senyum kaku.

"Aku mohon Pak, kasihan dia perempuan dan harus pulang seorang diri malam-malam begini. Anda tentu tidak akan tega bukan?" Bujuk Rose lengkap dengan wajah memelasnya.

Dan seketika Jisoo mengumpat di dalam hati. Dia lupa jika temannya itu sangat pandai bersilat lidah.

"Baiklah." Jawab Taeyong singkat sama seperti senyum yang mengiringi ucapannya barusan.

"Terima kasih banyak, Pak." Seru Rose sembari membungkuk dalam pada Taeyong.

Setelah aksi lirik-lirikan sejenak antara Jisoo dan Rose, akhirnya mereka berdua berjalan menuju parkiran. Rose? Dia sedang sibuk memesan taksi. Lah mobilnya saja sedang direnovasi dan baru akan selesai besok. Ya berkorban sedikit untuk kemajuan teman tidak masalah lah.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang