50. Photograph

4.2K 517 183
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Kamera sudah seperti nyawa bagi seorang Lee Taeyong. Menjabat sebagai seksi dokumentasi di OSIS membuat pria itu tambah lengket dengan alat pengambil gambar tersebut. Apalagi jika ada acara besar, pasti pria itu yang menjadi andalan pengurus dan para guru. Bukan karena tidak ada yang mau, tetapi lebih ke arah bidikan Taeyong yang bisa dikatakan sudah pro. Jadi, pria itu sering kali dimintai tolong diluar kegiatan OSIS.

Seperti saat ini, Taeyong sedang memotret jalannya pembukaan MOS. Pria itu terlihat sering mondar-mandir mencari angle yang sekiranya bagus. Meskipun dirinya tidak muncul dalam gambar, padahal termasuk salah satu panitia, Taeyong merasa tidak keberatan. Karena berhasil mengabadikan gambar atau terkadang emosi seseorang yang tidak sengaja tertangkap, menjadi kebanggaan tersendiri bagi pria itu.

Dengan kegiatannya tersebut juga, Taeyong bisa diam-diam melancarkan aksinya memotret seseorang. Ya ada satu orang yang sudah menarik perhatiannya sejak lama yakni, sekretaris OSIS. Akan tetapi, hampir satu organisasi menjodohkan gadis itu dengan ketua OSIS. Ya karena biasanya ketua lebih sering berinteraksi dengan sang sekretaris. Taeyong sendiri tidak mengelak keduanya terkadang terlihat serasi dan cocok untuk bersama. Namun, pria itu tidak mengambil pusing. Toh rahasianya ini tidak ada yang tahu. Benar, rahasia ini hanya khusus untuknya seorang.

"Kau mengambil foto dengan ponsel juga?" Tanya Jinyoung yang kini berdiri di dekat Taeyong. Ketua OSIS tersebut sedang memantau acara pembukaan juga dari jarak jauh.

"Hanya uji coba, kalau-kalau baterainya habis menggunakan ponsel tidak masalah." Terang Taeyong diakhiri senyum samar.

"Sudah dapat banyak?"

"Belum, kau tahu aku tidak suka mengambil banyak foto."

Jinyoung tersenyum membenarkan, "Kau lebih suka sedikit, tetapi bagus semua."

"Lebih berkelas." Gurau Taeyong dengan tawa kecil sebelum terhenti saat objek rahasia pria itu datang mendekat.

"Hai, Taeyong? Istirahat memotret?" Sapa Jisoo dengan senyum andalan gadis itu yang selalu terpatri.

Taeyong membalas senyuman tersebut, "Ya."

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Jinyoung mengambil alih percakapan.

"Tidak ada. Hanya bagian perlengkapan yang sedikit mengalami kendala tadi, tetapi sekarang sudah selesai."

Dalam diam Taeyong mendengarkan percakapan tersebut. Interaksi keduanya memang tidak membuat iri karena hampir selalu terlihat profesional, tetapi pandangan orang-orang lah yang terkadang mengusik Taeyong. Keduanya cocok adalah kata-kata yang paling pria itu tidak sukai. Namun, sayangnya terlalu sering terlontar.

"Mari ke ruang OSIS." Ajak Jinyoung yang diam-diam membuat Taeyong mendesah kecewa. Padahal dirinya sedang mencuri pandang pada Jisoo yang sejak tadi menatap ke arah kumpulan peserta MOS.

"Kami duluan." Pamit gadis itu yang dibalas senyuman sekadarnya oleh Taeyong.

Pria itu memilih kembali memegang kameranya dan berniat membidik objek lagi. Tadi Taeyong baru mendapatkan satu gambar Jisoo di ponselnya. Itupun hampir ketahuan Jinyoung. Sekarang gadis itu justru sudah pergi dari aula. Kesempatan Taeyong hari ini lenyap sudah.

Hanya satu alasan Taeyong menjadikan Jisoo sebagai objek rahasianya, cantik. Baik dari segi penampilan dan rupa gadis itu. Kontur wajah Jisoo benar-benar membuat Taeyong jatuh hati. Entah karena dicampur dengan kemampuannya memotret atau apa, hasil gambar gadis itu pasti terlihat luar biasa. Taeyong hampir selalu membidik di saat yang tepat, saat Jisoo menunjukkan emosinya yang hampir selalu ceria.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang