23. Guard

7.6K 541 48
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Taeyong POV

Namaku Lee Taeyong, aku bekerja sebagai pengawal dari seorang gadis bernama Kim Jisoo. Aku bekerja pada keluarga Yoo yang mana adalah paman dari Nona. Ya itu panggilanku untuk gadis yang kujaga. Dan di sini aku akan bercerita tentang pengalaman atau kisah saat aku mengawal Nonaku yang unik itu.

Nona berusia tujuh belas tahun, dia berada di sekolah menengah atas. Nona seorang anak yatim piatu karena kedua orang tuanya mengalami kecelakaan beserta dirinya. Namun, yang bisa selamat hanyalah Nona. Kini dia hidup dan dibesarkan oleh paman dari pihak ibunya yang kebetulan juga memiliki seorang putri berusia mungkin 25 tahunan. Tetapi yang jelas dia lebih tua dariku.

Nona gadis yang cantik, aku akui itu. Rambutnya hitam panjang yang selalu terikat dengan model ekor kuda. Tubuhnya kecil maksudnya mungil lebih tepatnya. Dan sedikit saja dia tersenyum, maka aku yakin banyak pria yang akan terpesona padanya. Termasuk aku, ya aku tidak ingin munafik dengan menampik itu. Tetapi sayang seribu sayang, bibir manisnya itu hanya akan melengkungkan senyuman di saat tertentu saja. Ya dengan kata lain Nona sangat jarang tersenyum. Apalagi tertawa, jangan harap.

Ekspresi wajahnya hampir selalu datar. Hanya lewat matanya saja ekspresinya bisa dibaca. Nona adalah gadis pendiam, tapi banyak tingkah. Irit bicara, tapi terlalu banyak polah. Itu keunikan yang aku maksud.

Seperti kejadian beberapa hari setelah aku resmi menjadi pengawalnya. Awalnya aku sudah diperingati jika Nona lain dari gadis kebanyakan. Dan aku percaya saat kejadian itu terjadi. Kejadian yang membuatku tercengang dan tidak bisa berkata-kata.

Setiap satu bulan sekali, Nona akan mengunjungi sebuah panti asuhan milik pamannya. Aku kira dia tidak suka anak-anak, tapi itu salah besar. Karena ternyata Nona sangat menyayangi mereka. Terlihat dari binar matanya dan senyum tipis yang terukir di wajah cantiknya itu.

Dan kejadian itu dimulai. Awalnya saat Nona mengajakku mendekati pohon jambu air yang kebetulan sedang berbuah lebat serta sudah masak, aku tidak berpikir aneh-aneh. Sampai pada akhirnya tiba-tiba dia dengan tanpa basa-basi langsung memanjat pohon itu di depanku dan anak-anak yang ikut mengerubungi. Dan disitulah pertama kali aku dibuat speechless. Saat aku melihat ke arah anak-anak yang kukira akan mengatakan kekhawatiran atau setidaknya mengucapkan 'hati-hati', nyatanya mereka malah menunjuk buah mana yang mereka inginkan.

Dan hal yang membuatku semakin speechless adalah Nona yang melemparkan jambu hasil petikannya padaku dan menyuruhku untuk membagikannya pada anak-anak. Tentu aku menurutinya saja, melihat jarak pohon yang cukup tinggi. Karena jika mereka sendiri yang menangkap, bisa dipastikan jambu itu mendarat di tanah, bukannya di tangan mereka.

Dan yang membuatku benar-benar mematung di tempat adalah kejadian setelah semua anak-anak mendapatkan buah mereka. Tiba-tiba Nona dengan santainya mengulurkan tangannya padaku. Mungkin wajahku terlihat sangat bodoh saat itu. Ya coba saja kalian menjadi diriku, pasti kalian juga akan menampilkan ekspresi sama denganku. Pernah dengar istilah bisa naik tidak bisa turun? Ya seperti itulah kira-kira yang Nonaku alami. Sudah naik keren-keren dan terlihat berani, eh tiba-tiba tidak bisa turun. Bukankah itu benar-benar mengagumkan?

Alhasil mau tidak mau aku merelakan tubuhku nyeri karena harus menangkap seseorang dari jarak dua meter tingginya. Beruntungnya Nona mendarat tepat dalam dekapanku dan tidak membentur tanah sedikit pun. Ya meskipun aku sempat sedikit terhuyung karena benturan yang terjadi.

Ini masih tentang pohon, ada satu kejadian lagi yang membuatku menjadi membenci- eh maksudnya tidak suka dengan hewan yang bernama kucing. Nona yang kala itu mengajakku berjalan-jalan di sekitar komplek, menangkap sebuah pemandangan. Yaitu, kucing yang tersangkut atau terjebak di pohon. Dan dengan sok keren serta berani, Nonaku kembali memanjat pohon tanpa memikirkan bagaimana turunnya nanti. Dan setelahnya hal itu terjadi, Nona dengan hati-hatinya memberikan kucing tersebut padaku. Tetapi entah karena takut atau apa, tiba-tiba kucing itu malah mencakar pipiku cukup dalam sampai mengeluarkan darah.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang