48. Resto

3.8K 453 175
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Siapa koki yang memasak makanan ini?! Panggil dia ke sini! Dasar tidak becus!"

Dengan langkah sigap, Jisoo mendekati salah satu pelanggan yang sedang melakukan protes. Tepat di depan meja pelanggan tersebut, Jisoo meneliti keluhan yang dilontarkan. Sebelum dengan spontan senyum simpulnya terbit. "Aku manajer di sini. Silakan sampaikan keluhan padaku." Ujarnya dengan nada sopan.

"Apa koki di sini bahkan bersertifikat? Bagaimana bisa memasukkan potongan kayu ke dalam masakan?"

Jisoo masih mempertahankan senyumnya sampai suara langkah kaki terpaksa membuat gadis itu berbalik. Tangannya spontan terangkat, "Biar aku yang urus." Setelahnya gadis itu kembali berbalik menghadap ke pelanggan tadi.

Sedangkan koki yang Jisoo tahan barusan, berakhir diam menunggu hasil akhir. Taeyong, koki yang membuat masakan tersebut, diam-diam memperhatikan cara Jisoo menyelesaikan masalah. Bukan rahasia umum jika manajer Js Resto selalu turun tangan langsung untuk menyelesaikan keluhan pelanggan.

"Potongan kayu yang kau maksud adalah cengkih, salah satu rempah yang kami gunakan. Kalau tidak salah, hanya ada tiga batang cengkih di mangkuk itu yang berguna untuk memperkuat rasa. Jika kau keberatan dengan keberadaan potongan kayu tersebut, silakan pesan menu yang lain. Kami memiliki banyak menu yang tidak terdapat potongan kayu." Jisoo memberikan senyum di akhir kalimatnya.

Diam-diam semua pegawai yang mendengar, menahan senyum geli. Karena sejak awal Jisoo selalu menekankan dua kata yakni, potongan kayu berulang-ulang. Jelas sekali manajer satu itu berniat membalas dengan cara halus. Mempermalukan pelanggan dengan kalimatnya sendiri.

"Biar saya saja yang mengurus sisanya." Ucap Rose salah satu waiters sebelum mengangguk pada Jisoo. Manajer itu berakhir memberikan senyum mengandalkan sebelum berbalik.

"Kau bisa kembali ke dapur." Ujarnya pada Taeyong yang memang sejak tadi menonton.

Dalam diam pria itu mengikuti langkah Jisoo. Karena ruangan gadis itu dan dapur berada tidak jauh. "Ini bahkan kelima kalinya dalam satu bulan. Apakah salah memperkejakan koki yang masih muda? Bukankah tampan adalah kelebihan?" Tanya Jisoo melirik Taeyong yang hanya mengangguk sekadarnya.

Dalam resto tersebut, ada lima koki yang Jisoo pekerjakan. Taeyong, Jaehyun, Yuta, Ten, dan Jisung. Hampir semuanya masih berusia muda dan memiliki kelebihan dalam hal wajah. Namun, jangan dipandang sepele masalah kemampuan. Kelimanya yang berhasil membuat restoran Jisoo berkembang dengan pesat. Karena itu, terkadang banyak pelanggan yang berusaha menarik atensi koki-koki tersebut dengan cara pura-pura ada masalah dalam masakan. Ya semacam tadi dan Jisoo sudah sangat hafal di luar kepala.

"Jika bukan aku yang memanggil kalian, jangan pernah keluar. Memunculkan diri sama saja membuat mereka merasa menang. Mereka nanti akan menggunakan cara yang sama terus-menerus. Karena tahu setidaknya bisa membuat kalian keluar dari dapur." Petuah Jisoo yang lagi-lagi diangguki Taeyong sebelum keduanya berpisah.

"Pelanggan yang mencari masalah lagi?" Tanya Jaehyun dengan senyum geli yang diangguki malas oleh Taeyong.

"Aku heran, kenapa manajer masih memiliki kesabaran dan bisa tersenyum menghadapi pelanggan menyebalkan seperti itu?" Yuta menggeleng tidak habis pikir.

"Dia orang yang sabar, tidak sepertimu." Jawab Ten yang tanpa disangka diangguki oleh semua orang.

"Kalian menyebalkan!" Dengkus Yuta cemberut.

"Lanjutkan pekerjaan kita saja, masih banyak pesanan." Tegur Taeyong pada ketiga orang lain yang kini menertawakan Yuta.

"Baik!" Seru ketiganya kompak diakhiri tawa kecil.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang