19. Housemate

7.7K 674 70
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Satu minggu liburan Taeyong yang tersisa, seharusnya berjalan seperti biasanya. Bermalas-malasan di kamar, main game dan apapun yang bisa dilakukan di rumah. Karena seminggu sebelumnya sudah lelah diisi dengan perjalanan ke puncak. Tetapi nyatanya niatan itu hanya mimpi. Karena tiba-tiba sang ibu datang dengan membawa temannya yang terlihat jelas habis menangis. Ibunya bilang wanita itu adalah sahabatnya yang sedang terkena musibah. Dan entah apa hubungannya, anak perempuan dari wanita itu dititipkan kepada Taeyong selama satu minggu ke depan.

Jika anak kecil mungkin ya Taeyong bisa menerimanya. Ini masalahnya seusia dengan Taeyong. Memang ibunya tidak berpikir jauh apa? Ya bukannya Taeyong niat macam-macam. Hanya saja itu sulit dinalar. Dan parahnya perempuan itu asosial akut. Dia tidak bisa berada di tempat yang terdapat banyak orang. Lah bukannya itu sama saja memenjarakan Taeyong?

"Jaga baik-baik Jisoo. Jangan didiamkan saja, ajak dia berinteraksi." Pesan sang ibu sebelum pergi bersama sahabatnya itu. Ya ibunya akan membantu ibu Jisoo selama seminggu ke depan. Sedangkan ayah Taeyong sedang melakukan dinas di luar kota selama satu bulan.

"Well, bisa beritahu aku apa yang keluargamu alami?" Tanya Taeyong menghampiri Jisoo yang duduk menunduk di sofa ruang tamu.

"Ayah dan nenek... kecelakaan." Jawab Jisoo lirih tanpa berani mendongak menatap Taeyong yang berdiri tidak jauh darinya.

"Lalu kenapa kau tidak ikut membantu ibumu merawat mereka?"

"Aku... " Gumam Jisoo lirih sembari menggores kuku-kuku jarinya. Dia terlihat sangat cemas.

Entah kenapa Taeyong terlihat masih memiliki kesabaran untuk mendengar lanjutan penjelasan gadis itu.

"Kau kenapa?" Tanya Taeyong akhirnya sembari menahan kedua tangan Jisoo yang hampir terluka dan berjongkok di depannya.

Tiba-tiba Jisoo melebarkan matanya tanda gadis itu sangat terkejut. Bahkan tubuhnya mulai gemetaran karena ditatap lekat oleh Taeyong. Sebenarnya Taeyong tidak berniat mengejutkan, gadis itu saja yang terlalu berlebihan.

"Sudah kuduga." Gumam Taeyong lirih saat Jisoo jatuh pingsan ke arahnya.

"Lagipula memiliki anak asosial dititipkan pada orang lain, ditambah pria, jelas dia akan pingsan." Gerutu Taeyong sembari menggendong Jisoo dan membawanya ke kamar samping miliknya.

🍒🍒🍒

"Bangunlah. Kenapa kau pingsan sangat lama?" Gumam Taeyong sembari mengguncang tubuh Jisoo yang masih belum sadarkan diri selama hampir tiga jam.

"Minum." Perintah Taeyong cepat saat Jisoo baru membuka matanya. Bukan apa, masalahnya sebelum gadis itu pingsan lagi.

"Terima... kasih." Ucap Jisoo teramat lirih.

"Hmm. Siapa namamu?" Tanya Taeyong mengalihkan perhatian Jisoo agar tidak gelisah.

"Jisoo." Gumam Jisoo lirih sembari akan kembali melukai kuku-kuku jarinya.

"Nanti tanganmu tidak bisa digunakan." Cegah Taeyong asal sembari menggengam tangan Jisoo.

"Aku tidak jahat. Jadi, tenang saja." Imbuhnya cepat saat dilihatnya tubuh Jisoo gemetaran.

"Aku temanmu?" Imbuhnya lagi dengan nada kikuk bukan main. Ya Taeyong tidak tau cara menghadapi seorang seperti Jisoo yang memiliki tingkat ketakutan tinggi terhadap orang lain.

"Namaku Taeyong." Ucap Taeyong lagi yang berhasil membuat Jisoo mendongak menatap pria itu.

"Tae... yong?" Gumam Jisoo sembari menatap takut-takut Taeyong yang mengangguk dan memberikan senyum tipis.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang