11. Scandal

9.5K 691 44
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Menjadi seorang manajer, menurut Jisoo gampang-gampang susah. Apalagi yang diampunya adalah seorang model papan atas semacam Lee Taeyong. Pria itu adalah orang yang sangat irit bicara, namun, anehnya banyak yang menginginkan dia untuk menjadi model mereka. Ya mungkin karena paras dan aura pria itu yang sangat menarik.

Enaknya menjadi manajer Taeyong yaitu, pria itu tidak banyak permintaan dan cenderung sangat mudah diatur. Dia juga tidak suka terlalu pilih-pilih dalam mengambil job. Ya karena bagaimanapun Jisoo sudah menyeleksinya agar tidak terlalu memberatkan Taeyong.

Sedangkan tidak enaknya itu, Taeyong terlalu irit bicara. Bahkan cenderung hanya satu kata. Jadi Jisoo perlu berpikir seribu kali lipat untuk bisa paham maksud pria itu. Ya seperti pekerjaan cenayang yang membaca pikiran orang. Semacam itu, dan hal itu yang menurut Jisoo sangat sulit.

Dan satu kebiasaan Taeyong yang aneh, dia sangat suka tidur di bahu Jisoo. Setiap di kendaraan, pria itu selalu melakukan hal itu. Dan saat ditanya apa alasannya, jawaban pria itu benar-benar membuat Jisoo tercengang. Bagaimana tidak? Pria itu mengatakan satu kata dengan wajah datarnya seenteng kapas. Harum, alasan macam apa itu?

Apakah itu berarti dia suka parfum Jisoo? Tapi saat Jisoo merekomendasikannya, pria itu langsung menolak. Ya kebodohan Jisoo juga sebenarnya, parfum perempuan dia tawarkan pada pria, jelas ditolak mentah-mentah, bukan?

"Kau mengantuk?" Tanya Jisoo saat mereka berada di dalam mobil menuju tempat pemotretan selanjutnya.

"Hmm." Gumaman singkat Taeyong menjawab pertanyaan Jisoo tersebut.

Ya karena hari ini mereka harus berangkat pukul lima pagi untuk melakukan pemotretan. Padahal mereka berdua baru kembali dari Amerika dini hari jam dua. Jadi wajar saja jika Taeyong sangat mengantuk. Untungnya pria itu sangat profesional, jadi wajah mengantuknya tidak terlihat sama sekali saat pemotretan tadi.

Namun, sekarang? Jelas sangat terlihat. Terkadang Jisoo juga merasa kasihan dengan pria itu. Ya meskipun Jisoo juga lelah, tapi dia masih bisa mencuri waktu tidur saat pria itu pemotretan. Sedangkan Taeyong? Dia hanya bisa mengambilnya saat jeda antara pemotretan satu dengan yang lainnya.

"Ingin makan?" Tanya Jisoo lagi saat Taeyong membaringkan kepalanya di bahu Jisoo.

"Tidak." Jawab Taeyong singkat.

"Berapa lagi?" Gumam Taeyong yang sudah memejamkan kedua matanya.

"Pemotretan? Tinggal tiga lagi dengan ini." Jawab Jisoo sembari melihat tablet di tangannya.

"Jauh?" Gumam Taeyong lagi.

"Masih setengah jam lagi. Tidurlah dulu, tidak masalah." Jawab Jisoo sembari menepuk rambut Taeyong sekilas.

Dan setelahnya hanya anggukan samar yang pria itu berikan sebagai jawaban sembari mencari posisi yang nyaman.

Ya seperti itu percakapan Jisoo setiap harinya dengan Taeyong. Dan karena dia sudah bekerja hampir dua tahun lamanya, Jisoo menjadi terbiasa dengan ucapan sangat irit Taeyong itu. Ya meskipun terkadang masih cukup bingung, karena bagaimanapun Jisoo bukanlah cenayang. Jadi, selama ini dia hanya mengandalkan insting saja.

🍒🍒🍒

"Selesai?" Tanya Taeyong mendekati Jisoo dengan wajah terlihat cukup lelah.

"Hmm, sudah selesai. Ayo ganti pakaianmu." Jawab Jisoo sembari membantu Taeyong melepas jaket yang tadi dia gunakan untuk pemotretan.

"Makan." Gumam Taeyong sembari berjalan di belakang Jisoo dengan dagu yang diletakkan di bahu gadis itu.

Ya hal biasa yang Taeyong lakukan setiap selesai pemotretan. Dan orang-orang juga sudah tau jika Taeyong sangat akrab dengan Jisoo. Jadi, mereka tidak heran jika Taeyong bertingkah seperti anak kecil pada Jisoo. Bahkan mereka semua berpikir itu sisi yang lucu dari seorang Lee Taeyong yang dingin.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang