40. Relationship

8.3K 610 190
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Tidak tahu ada apa dengan otak Jisoo saat Taeyong memintanya menjadi kekasih dulu. Tanpa ragu kata 'ya' meluncur begitu saja di sepersekian detik pria itu selesai berucap. Jangan harap dengan cara romantis, tempatnya saja membuat orang menggeleng kepala. Dimanakah itu? Di tepi lapangan sekolah saat jam olahraga. Ya sesantai itu seorang Taeyong menembak Jisoo.

Kini hubungan keduanya sudah berjalan selama dua bulan. Selama itu pula Jisoo menjadi lebih mengenal Taeyong. Karena sebenarnya Taeyong itu anak baru di sekolah Jisoo dan langsung menjadi populer karena ketampanan dan kepintaran pria itu. Tidak dipungkiri Jisoo adalah salah satu penggemarnya. Mungkin itu alasan terbesar dia langsung menerima Taeyong dulu.

Semuanya baik-baik saja dan tidak ada masalah. Kecuali pada sikap Taeyong yang ternyata sangat kaku. Entah Jisoo harus menyebutnya apa, karena pria itu terkesan cuek dan kurang perhatian. Tetapi jika melihat ekspresinya, Jisoo selalu dibuat menghela napas. Ternyata pria itu hanya tidak berpengalaman. Ya Jisoo saja adalah kekasih pertama Taeyong.

"Ceritakan masa kecilmu." Pinta Jisoo pada Taeyong yang sedang menunggu hujan reda di rumahnya. Ya tadi pria itu mengantar Jisoo pulang dalam keadaan hujan. Tidak mungkin Jisoo akan langsung menyuruh Taeyong pulang disaat hujan lebat seperti ini bukan? Lagipula Jisoo tidak berani sendirian sekarang. Jadi, selagi menunggu orang tuanya pulang, dia meminta Taeyong untuk menemaninya.

"Aku tinggal bersama orang tuaku sampai lulus sekolah dasar. Setelah itu aku masuk sekolah khusus pria dan tinggal di asrama. Sekarang aku tinggal dengan nenekku."

"Sepertinya itu perjalanan hidupmu." Cibir Jisoo. Ya dia bertanya apa, jawaban Taeyong apa. Sangat tidak nyambung.

"Tidak ada yang menarik dalam kehidupanku." Jawab Taeyong sekenanya sembari menyesap coklat panas yang sempat Jisoo buatkan.

"Dingin?" Tanya Jisoo sedikit khawatir.

"Sedikit, tapi ini sudah sangat menghangatkan." Jawab Taeyong menunjuk selimut yang Jisoo berikan.

"Mau kupeluk?" Tawar Jisoo dengan senyum simpul yang membuat Taeyong mengerjap kaget.

Jisoo tahu Taeyong orang yang lama berpikir. Jadi, tanpa menunggu jawaban pria itu Jisoo sudah bergerak mendekati Taeyong. Karena posisi Taeyong yang bersender di sofa, mengakibatkan Jisoo malah bersender pada Taeyong.

"Kau yang kedinginan." Gumam pria itu sembari membungkus tubuh keduanya dengan selimut yang tadi membungkus tubuhnya.

"Sangat hangat." Bisik Jisoo dengan senyuman di wajahnya.

Taeyong sendiri tidak menjawab. Karena ya dia bingung ingin menanggapi apa. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengusap punggung Jisoo dengan perlahan.

"Aku suka detak jantungmu." Goda Jisoo dengan kekehan kecil yang membuat Taeyong berdehem canggung.

Karena tahu apa? Sebenarnya sejak tadi degup jantung Taeyong benar-benar menggila hanya dengan berpelukan dengan Jisoo. Padahal itu bukan yang pertama kalinya mereka lakukan. Tetapi tetap saja Taeyong selalu gugup saat berdekatan dengan gadis itu yang bukan lain kekasihnya sendiri.

"Sepertinya sebentar lagi aku akan tertidur." Gumam Jisoo tidak jelas dengan mata yang sudah terpejam.

Beberapa saat kemudian tidak ada balasan dari Taeyong yang akhirnya membuat Jisoo mendongak. Dilihatnya Taeyong yang ikut menunduk membalas tatapan Jisoo.

"Tidakkah seharusnya kau mengatakan 'tidurlah aku akan menjagamu sampai orang tuamu pulang' seperti itu?" Tanya Jisoo dengan kedipan gemas. Ya gemas akan kebingungan yang muncul di wajah Taeyong saat ini.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang