57. Purple Hair

3.2K 412 80
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Taeyong menghela napas dalam-dalam sembari sesekali melirik jam. Pemotretan seharusnya dimulai setengah jam yang lalu. Akan tetapi, model kali ini entah kenapa sangat lama saat berias. Melebihi waktu yang disediakan. Jika bukan karena pekerjaan, sudah Taeyong tinggalkan sejak tadi. Orang-orang yang tidak menghargai waktu semacam itu, benar-benar menjengkelkan.

Baru saja beranjak untuk menegur, suara derap kaki tiba-tiba terdengar mendekat. Benar saja, saat Taeyong menoleh, model untuk pemotretan hari ini muncul lengkap dengan sang MUA. Namun, sepertinya ada masalah lain lagi selain lamanya waktu berias.

"Kenapa berias membutuhkan waktu yang sangat lama?!" geram pria itu seketika.

"Tuan Lee, bukankah riasan ini terlihat lebih bagus? Sangat menunjukan kesan glamor dan elegan?" tanya sang model dengan wajah percaya diri.

Bukannya menjawab, pria itu justru menoleh pada MUA berambut ungu yang bagi Taeyong sendiri terlihat sangat nyentrik dan mencolok mata. "Kau tidak membaca konsep hari ini, Kim Jisoo?!" sergahnya marah. Sudah menunggu setengah jam, sekarang justru terjadi masalah lagi. Benar-benar membuat orang geram.

"Aku sudah mendandaninya sesuai konsep," balas gadis itu santai sembari menunjukkan ponselnya yang berisi gambar sang model dengan riasan awal.

Benar saja, riasan digambar tersebut sudah sesuai dengan konsep hari ini. Karena pemotretan kali ini tentang perhiasan, jadi untuk riasan tidak harus menonjol. Bintang utamanya jelas perhiasan itu sendiri. Akan sangat bagus jika riasan wajah terkesan elegan dan natural, bukan yang glamor. Untuk kali ini, konsep glamor sama sekali tidak cocok.

"Lalu kenapa hasilnya seperti ini?" Taeyong menyipit tajam saat mendapati riasan modelnya sudah berganti dan justru menjadi tidak sesuai konsep.

"Dia yang meminta diubah menjadi seperti itu. Dia sendiri yang memilih."

"Jadi, kau sedang mengatakan jika model mengendalikan MUA dan MUA kalah dengan modelnya, begitu?!"

Jisoo mengernyit samar. "Aku tidak pernah kalah dengan model."

"Lalu kenapa kau menurutinya?!" bentak Taeyong nyaris tidak bisa menahan emosi.

Semua orang kontan terperanjat mendengar bentakan tersebut. Bahkan, sang model yang tadi mencari pembelaan pada Taeyong hanya bisa berdiri diam dengan tubuh bergetar. Nyali orang-orang seketika menciut melihat aura buruk sang fotografer. Taeyong adalah orang yang sangat menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Pekerjaan akan cepat selesai dengan hasil yang baik jika pria itu yang melakukan. Namun, jika sudah membuat kesalahan, Taeyong tidak akan segan untuk mengeluarkan emosinya.

Di saat semua orang merasa takut, tidak dengan Jisoo. Gadis itu terlihat sangat santai dengan mulut sibuk mengunyah permen karet. "Karena dia berisik, seperti kau sekarang. Marah-marah tidak jelas pada sembarangan orang," jawabnya nampak tidak terusik sama sekali dengan kemarahan sang fotografer.

"Apa?!" Taeyong terlihat kehilangan kata-kata.

"Sekarang, marahlah pada orang yang tepat," gadis itu menunjuk sang model dengan dagu. Setelahnya, dengan sikap tak acuh Jisoo berbalik menuju kursi terdekat. Ya seolah gadis itu bersiap untuk menonton adegan Taeyong yang memarahi model. Lengkap pula dengan topangan dagu.

"Kau-"

"Padanya, bukan padaku," potong Jisoo masih setia mengunyah permen karet. Sangat-sangat menunjukkan sikap tidak sopan.

"Hapus semua yang ada diwajahmu sekarang juga. Sepuluh menit dari sekarang, kau sudah harus datang dengan riasan seperti yang ada difoto tadi. Jangan berharap aku akan melepasmu dalam pemotretan nanti!" desis Taeyong dengan tatapan tajam bukan main yang membuat sang model menunduk ketakutan. Ya kata lainnya pria itu akan bersikap kejam nanti.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang