42. Reseller

3.8K 509 192
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Taeyong?!" Seru Jisoo sembari mendobrak pintu kamar pria itu yang langsung mengerang.

Pasalnya Taeyong baru saja terlelap pukul tiga dini hari. Ya menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk agar hari Minggu ini dia bisa bersantai. Akan tetapi, sepertinya Taeyong lupa jika Jisoo pasti akan mengusik pagi akhir pekannya, seperti sekarang.

"Ayo beli ini. Satu-satunya yang tersisa. Bantu aku, hmm?" Cecar Jisoo membujuk Taeyong agar memberikan sedikit perhatiannya.

"Apa lagi kali ini?" Geram Taeyong menahan kekesalannya tanpa berniat membuka mata barang sedetik pun.

"Hotpant warna soft pink! Warnanya sangat cantik. Satu-satunya yang tersisa. Beli ya?" Pinta Jisoo dengan nada merengek.

Terdengar helaan napas panjang dari Taeyong sebelum menatap Jisoo lelah. "Tidak ada barang pria? Kau hanya menjual produk wanita?"

"Tidak." Jawab Jisoo polos dengan senyum mengembang.

"Berapa harganya?"

"Murah, dua ratus lima puluh ribu saja."

"Ambil di dompetku. Jika kau beruntung, ada uang di sana." Gumam Taeyong sembari mengusir Jisoo agar enyah dari hadapannya.

Gadis itu memekik senang sebelum mencari keberadaan dompet Taeyong. Saat mendapati tiga ratus ribu di dalamnya, Jisoo langsung tersenyum senang. Diambilnya dua ratus lima puluh ribu dan menyisakan satu lembar sebagai pengisi dompet tersebut. Kemudian dengan cepat Jisoo kembali mendekati Taeyong.

"Terima kasih." Ucapnya senang dan meninggalkan kecupan di pipi Taeyong yang sudah kembali memejamkan matanya. Pria itu sendiri hanya menggumam tidak jelas sebagai jawaban. Padahal semalam Taeyong baru menghabiskan uang untuk membayar makanan dia dan kelompoknya. Pagi ini uangnya justru dikuras habis oleh Jisoo. Untung gadis itu sahabatnya sejak kecil.

---

"Taeyong? Aku sedang membuatkan makan malam untukmu." Ujar Jisoo menyambut pria itu yang baru kembali bekerja.

Taeyong menatap gadis itu penuh selidik, "Tidak jualan lagi bukan?"

"Tidak." Geleng Jisoo disertai tawa kecil. "Aku baru mendapatkan barang lagi. Baru terjual setengahnya. Besok kalau tersisa satu lagi aku akan mengatakannya padamu." Imbuhnya disertai kedipan mata yang dibalas dengkusan oleh Taeyong. Pria itu langsung berlalu ke kamar untuk membersihkan diri sembari menunggu Jisoo selesai dengan masakannya.

Jisoo adalah seorang reseller. Akan tetapi, selalu seperti itu. Barang yang Jisoo jual pasti akan tersisa satu. Entah kutukan macam apa itu. Karena pada akhirnya Taeyong yang akan terkena imbasnya. Dia dipaksa untuk membeli barang terakhir tersebut agar Jisoo bisa kembali mengambil barang untuk dijual lagi. Ya beruntung gadis itu memiliki sahabat sepertinya.

Keduanya sudah bersahabat sejak kecil. Bahkan, rumah mereka hanya berjarak dua meter dari tembok masing-masing. Ya sedekat itu. Kedua orang tua mereka jelas lebih dulu berteman. Namun, bedanya kini orang tua Taeyong dan ayah Jisoo sudah meninggal dalam kecelakaan yang sama. Tersisa ibu Jisoo yang sudah dianggap Taeyong sebagai ibunya sendiri.

Gadis itu dengan bebas wira-wiri ke rumah Taeyong. Jika tidak untuk memasak, pasti untuk mendagangkan barang yang tersisa. Ya dengan cara membujuk yang berakhir pada pemaksaan. Meskipun begitu, Taeyong tetap mau-mau saja untuk membeli. Meskipun pada akhirnya barang itu berakhir untuk Jisoo. Karena siapa juga yang mau menggunakan barang milik wanita bukan? Jisoo beruntung karena berdagang dan mendapatkan barang untuk dirinya sendiri juga.

ONESHOT STORY ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang