T E N

1.5K 116 1
                                    

HAPPY READING!!

"Thur"

Arthur dan Gerald kini sedang berada di rooftop, tempat bolos yang paling aman di sekolah, tak ada murid lain yang pernah menginjakkan kaki selain mereka.

"Hm?"

Arthur menjawab panggilan Gerald santai sambil menghisap batang nikotin yang ada di bibirnya, dengan pandangan lurus kedepan memandang gedung-gedung pencakar langit.

"Lo suka Adek gue?" tanya Gerald to the point dengan mata yang melirik sekilas Arthur.

"Zelda?"

"Ya menurut lo Adek gue siapa lagi?" Gerald menatap Arthur malas.

"Maybe"

Gerald mengikuti arah pandang Arthur, menyenderkan badannya pada sofa empuk di belakang punggungnya.

"Lo tau Thur, gue bakal seprotektif itu sama dia. Gue belom bisa ngizinin cowok manapun masuk kedalam hidupnya termasuk lo nyentuh dia sejengkal pun tanpa seizin gue"

Gerald menegakkan kembali tubuhnya, kedua alis Gerald menekuk tajam dengan mata elangnya yang memandang Arthur. Gerald tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Di antara mereka bertiga Gerald lah yang paling bisa di andalkan dan di percaya Arthur, mengingat kedua sohib mereka lainnya mempunyai sifat caur yang membuatnya kadang bertanya pada dirinya sendiri kenapa mereka bisa berteman, maka dari itu Arthur lebih memilih Gerald.

Di tambah juga sifat mereka yang tidak jauh berbeda, dengan sifat Arthur yang dingin dan di kolaborasikan dengan sifat cueknya Gerlad maka jadilah sahabat sefrekuensian versi mereka berdua.

Entah apanya yang sefrekuensi.

Kadang mereka berdua dapat memahami arti yang di maksud hanya dengan berbicara melalui pandangan mata tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Itu salah satu kelebihan mereka, jangan tanya mereka berguru dimana.

"Sorry buat itu, tapi gue terlanjur tertarik sama dia" ungkapnya santai sambil memasang senyum tipis di wajahnya.

Kali ini Arthur memilih jujur dengan perasaannya, dia memang benar-benar sudah tertarik pada dunia gadis itu.

"Gue tau lo gak sebrengsek cowok di luar sana Thur, jangan buat dia ngerasa hancur lagi, gue percaya lo. Jangan sampai gua tarik kepercayaan gue" jelas Gerald tegas dengan menekan kata 'lagi' di salah satu kalimatnya.

Walaupun di lain sisi hatinya Gerald belum ikhlas memberikan Adiknya kepada orang lian, beruntung saja orang yang di sukai Adiknya adalah sahabatnya sendiri.

Arthur mengerutkan alisnya ketika mendengar ada kata mengganjal yang keluar dari mulut Gerald.

"Maksud lo?" tanyanya heran.

Gerald hanya tersenyum masam kemudian berdiri dari posisi duduknya dan menatap lurus Arthur.

"Belum saatnya lo tau, tolong jaga Zelda" Arthur memandang Gerald dengan pandangan heran. Apa maksudnya? Belum tau apa?

"Dan satu lagi, dengan gue ngizinin lo deket sama Zelda bukan berarti lo lepas dari pengawasan gue" lanjut Gerald.

Gerald menepuk bahu nya sekilas dan pergi meninggalkan Arthur yang terdiam memikirkan perkataan sahabatnya tadi, kali ini ia tak mengerti apa yang di maksud Gerald.

Ia bergulat dengan pikirannya, berusaha memahami ucapan Gerald yang menurut nya sedikit ganjal.

....

Carlthon Mansion

"Arthur!"

Arthur terus berjalan dan mengabaikan panggilan dari papanya, menyebut kata papa saja pun dia tak sudi, malas meladeni pengkhianat.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang