S I X T Y T W O

832 47 25
                                    

HAPPY READING!!

Zelda: Arthur kamu pulang duluan aja ya.
hari ini aku mau nemenin Aileen ke toko buku dulu, sekalian aku juga mau beli novel.
love you
read

Lipatan di dahinya terlihat semakin jelas ketika mendapati notifikasi dari sang kekasih yang entah kenapa rasanya sedikit aneh. Cowok itu segera menggelengkan kepalanya yang terasa sedikit pening.

Jarinya terulur untuk memijit pangkal hidungnya, setelah rasa peningnya ia kian mereda cowok itu segera menancapkan gas menuju rumah untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang benar-benar terasa sangat lelah hari ini, nafasnya bahkan terasa lebih hangat.

Setelah sampai dirumah Arthur segera masuk kedalam dan dengan biasa dirinya di sambut oleh beberapa maid yang terlihat mondar-mandir dengan tangan yang sibuk menyapu, megelap meja bahkan membersihkan atap rumahnya yang setinggi harapan, yang pastinya dengan bantuan tangga besi.

Saat tangannya teralih untuk memutar knop pintu kamar, telinganya yahg setajam silet justru malah menangkap suara music dari salah satu band yang lagunya tengah di gemari oleh anak muda zaman sekarang.

Lagu dengan judul Why'd You Only Call Me When You're High? dari Arctic Monkeys itu Arthur yakin bisa terdengar sampai kamar Papanya yang berada di ujung lorong, hanya di batasi tiga ruangan dari kamar Arsen selagi Sang Pelakunya.

Arthur memejamkan matanya sejenak sebelum ia melangkah mendekati pintu Arsen dan membukanya dengan kasar, tentu saja yang punya kamar tak mendengar Abangnya yang masuk dengan wajah yang sudah kacau.

Ia mendapati Sang Adik yang tengah memetik gitar akustik berwarna dark grey di pangkuannya. Entah bocah itu yang bodoh atau gimana, coba saja kalian pikir. Lelaki pemilik kamar itu kini malah memainkan gitar sambil menyetel musik keras-keras, yang bahkan suaranya membuka pintu dengan kasar pun tadi tidak ia dengar, apa lagi dengan suara gitar akustik yang ia petik itu.

Arsen serta Arthur memang memutuskan untuk tinggal bersama dengan Papa sebulan yang lalu. Bunda? Awalnya Bunda mencoba untuk membujuk Arsen untuk tetap tinggal bersamanya seperti semulanya, tapi Arsen menolak karena kesalahan besar yang telah di sembunyikan Sang Bunda kepada mereka, hatinya masih tak siap menerimanya.

Arsen memang selalu terang-terangan menunjukkan perasaannya, walau kadang rasa gengsinya itu lebih besar dari kata hatinya, namun keluarganya tau betul jika Arsen adalah anak yang memiliki rasa peduli yang tinggi yang dimana jika hatinya tergores akan sangat sulit untuk di obati.

Cowok itu akan bercerita kepada orang yang sangat ia percaya bahwa ia tengah mengalami masa yang sulit dan meminta orang itu untuk memberinya nasihat atau saran sekecil apapun  pasti akan selalu ia ingat dan hargai, asalkan orang itu benar-benar mendengarkan ceritanya.

Tidak seperti Arthur yang sangat sulit untuk mengekspresikan perasaannya. Cowok itu terkesan beku, tak suka di usik, tidak peduli dengan apa yang bukan urusannya. Cowok itu akan sangat tidak peduli pada orang yang telah melukai hatinya atau menghancurkan rasa percayanya. Arthur selalu memilih diam, menyimpan semuanya sendiri dengan ekspresi wajah datar nan dingin yang selalu orang lihat di dirinya.

Ketika cowok itu mempunyai masalah pun ia akan berusaha menyelesaikan dengan usahanya sendiri. Masa-masa terburuk yang ia lewati memang terasa sangat menyakitkan baginya, namun air matanya seperti terasa terkuras habis hingga perasaan sedihnya tak bisa lagi ia gambarkan, mungkin ia bisa kehilangan akalnya jika ia tak memiliki obat pereda bahkan penyembuh bagi mental dan raganya.

Sulit baginya untuk terlihat kuat selama ini, tapi dirinya selalu bertekad dimana di masa depan nanti ada seseorang yang menunggunya untuk bangkit dan menyembuhkan segala luka serta rasa sedih yang ia alami selama ini. Dan ia yakin Tuhan mendengar segala doanya selama ini.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang