F I F T Y F I V E

669 42 0
                                    

HAPPY READING!!

"Ck lepasin Arthur, aku mau ke Gizel sama Aileen!" tutur Zelda masih berusaha melepaskan genggaman tangan mereka, namun sama sekali tak di hiraukan oleh lelaki itu.

"Arthur lepas! kamu denger aku gak?"jujur kesabaran Zelda sudah hampir mencapai batasnya sekarang, di tambah dengan ikirannya yang benar-benar mumet memikirakn suasan kantin tadi, bagaimana pun itu terjadi gara-gara kedua sahabatnya membela dirinya habis-habisan.

"Arthuro Orendo Carlthon!" seusai mengucapkan kata itu barulah lelaki itu menghentikan langkahnya, sebutan namanya yang lengkap itu mampu menarik perhatian beberapa murid yang sedari tadi memang sudah memperhatikan mereka berdua keluar dari kantin, di tambah lagi orang menarik gadis itu adalah anak tertua dari keluarga Carlthon yang di kenal kaya raya tujuh turunan.

Mungkin sebelum berita tentang dirinya menyebar di hampir semua kalangan stasiun televisi membuat orang yang mengenalnya atau bahkan yang tidak mengenalnnya tau bahwa dia adalah putra dari pengusaha kaya raya Carlthon Damian alias sebutan yang lebih di kenalnya Mr. Carlthon. Arthur pun yakin jika Arsen akan merasakan seperti dirinya di lain tempat, tapi mengingat sifat kembarannya itu yang sangat melenceng darinya membuat Arthur merasa tidak perlu mengkhawatirkan bocah itu, ia yakin Arsen malah akan menyombongkan dirinya di kesempatan seperti ini.

Arthur membalikkan badannya yang kini sudah berhadapan degan gadis nya, Zelda melepaskan genggaman tangan mereka selagi genggaman itu mengendur. 

"Kenapa? kaget ya aku sebutin nama lengkap kamu hm?" tanya Zelda yang menatap Arthur.

Zelda mengedarkan pandangannya, melihat beberapa murid yang kini mulai tertarik dengan obrolan mereka. Kini giliran Zelda yang menarik tangan lelaki itu untuk membawanya ketempat yang cukup sepi, seperti taman belakang sekolah yang jarang sekali murid datangi ketika istirahat.

"Zel-"

"Aku rasa bukan cuman aku kan yang ngerasain rasanya di bohongin kayak gini? mungkin sahabat yang selalu di samping kamu, yang 'lebih' mengenal kamu dari aku pasti percaya gak percaya dengar berita ini" ujar Zelda sedikit menekan kata-katanya sengaja ingin melihat reaksi lelaki di depannya, tapi apa yang ia dapat? wajah lelaki itu sangatlah datar seperti tidak ada ekspresi lain yang bisa ia tunjukkan.

"Sebenarnya aku mau marah, tapi yaa mau gimana lagi? itu keputusan kamu, aku gak bisa larang ini itu"

"Arthur dengar, aku gak tau alasan kamu nutupi indentitas kamu sebagai putra sulung Mr. Carlthon yang bahkan aku sendiri gak nyangka aku punya hubungan dengan anak dari seorang miliarder yang terkenal itu dunia perbisinisan dan-"

"Jangan di lebih-lebihin Zel" potong Arthur tak teralu suka ketika mendengar orang melangit-langitkan pekerjaan Papanya walaupun memang faktanya seperti itu. Baru saja lelaki itu ingin melanjutkan perkataanya namun langsung di selak oleh gadis itu.

"Okey okey terserah kamu, kita bisa selesaiin ini nanti, masih banyak waktu. Aku harus ke Aileen dan Gizel dulu" ucap gadis itu lagi.

"Tapi jangan di ulangi lagi ya? tenang aja aku gak marah kok" tutur Zelda di serta senyuman dan menepuk pipi lelaki itu sebelum Zelda meninggalkan lelaki itu sendirian di tama belakang dan kembali bergegas menghampiri Gizel dan Aileen yang mudah-mudahan saja masih berada di kantin dengan berharap suasana yang kembali normal.

Arthur menatap punggung gadis itu sampai menghilang di balik tembok, lelai itu menghela napasnya dengan tanpa sadar kedua sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman tipis yang bisa di bilang senyum saltingnya orang kaku nan dingin ini.

....

"Udahlah Ai gue gapapa, mending kita ke kelas aja yuk. Bel masuk udah bunyi dari tadi loh, lagian gue juga gak kenapa-napa kok, ngapain di bawa ke UKS segala sih" tutur Gizel hendak turun dari brankar namun tentu saja segera di tahan oleh Aileen. Ketika kedua tangannya menahan lengan sahabatnya itu, Gizel meringis ketika tangan Aileen tidak sengaja menekan luka di tangannya yang tertutup jaket hitamnya.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang