T H I R T Y F O U R

814 54 0
                                    

HAPPY READING!!

"Duh, bang Gerald kemana sih jam, segini masa udah keluyuran"

Padahal jam baru saja menunjukkan pukul 7 pagi, kebetulan ini adalah hari Sabtu yang pasti adalah hari libur anak sekolah.

"Ck kok gak di angkat sih telponnya" keluh gadis itu berusaha menghubungi abangnya sedari tadi namun hanya di jawab oleh sang operator yang malah makin membuatnya kesal.

"Bi, bibi liat abang gak tadi pagi? soalnya Zelda telpon gak nyambung dari tadi" tanya Zelda pada bibinya di dapur yang tengah sibuk memasak.

"Engga non, bibi dari subuh udah disini gak liat den Gerald dari tadi" ujar bibi.

"Non mau sarapan apa? biar bibi yang nyiapin" tanya bibi.

"Eumm Zelda mau roti pakai selai coklat aja deh bi, oh iya bibi udah sarapan?" tanya gadis itu memaskatikan.

"Udah non, tadi sehabis sholat subuh bibi sarapan" jawab bibi sambil menyiapkan sarapan dari anak majikannya.

"Bi, bibi jangan kemana-mana dulu yaa sampe bang Gerald pulang. Nanti Zelda sendirian kalo bibi pergi" rajuk gadis itu menatap Bibinya memasang wajah andalannya, yang pasti siapapun melihatnya enggan menolak.

"Duh non kebiasaan deh ekspresinya, bibi gak kemana-mana" ujar Bibinya sambil terkekeh.

Tak heran mereka sangat akrab, karena bibi sudah bekerja disini lumayan lama dari mama dan papanya menikah sampai Gerald dan Zelda sebesar ini pun bibi masih setia menemani keluarga Reiger. Bahkan bibi sudah menganggap keluarga Reiger seperti keluarganya sendiri.

Semua yang terjadi di keluarga mereka maka bibi lah saksinya, Maka dari itu tak jarang Zelda menunjukkan rasa manjanya pada bibi.

"Emang den Gerald dari kemarin belum pulang non?" tanya bibi yang mendapat gelengan dari Zelda.

"Non udah hubungin belum?" tanya bibi lagi.

"Udah, tapi ponselnya gak aktif bi" ujarnya memelas.

"Nginep kali di rumah temennya non biasanya anak cowok emang gitu, suka keluyuran sampai lupa waktu. Noh sama aja kayak anak bibi gak betah banget di rumah" curhat Bibinya.

"Mas Lingga udah punya pacar bi emang sampai jarang main kerumah?" tanya Zelda penasaran.

Bibi memang sudah mempunyai satu anak laki-laki tunggal yang sekarang sudah kuliah di salah satu Universitas di Jakarta. Namanya Lingga tapi Zelda maupun Gerald menanggilnya dengan sebutan Mas Lingga.

"Udah non, pacarnya baik banget terus cantik non. Lingga emang paling pinter milih cewek. Katanya setelah skripsi Lingga mau cepet-cepet lamaran, bibi jadi gak sabar nimang cucu jadinya" jelas Bibinya membayangkan dirinya menimang cucu dari anak tunggalnya itu.

"Wahh beneran bi? Ih Zelda gak sabar liat anaknya Mas Lingga, pengen gendong" ujar Zelda tak kalah exited.

"Doain aja yang non biar kedepannya lancar"

"Pasti bi, yaudah Zelda ke atas dulu makasih sarapannya bi"

"Sama-sama non"

Bibi menatap punggung Zelda yang menjauh menggeleng pelan seperti tak percaya gadis manja itu kini sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, padahal rasanya baru kemarin dia menggantikan popoknya.

Zelda mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi abangnya lagi namun sama saja tak ada balasan sama sekali.

Padahal ini hari libur, jangan sampai aja moodnya berantakan cuman gara-gara Bang Gerald yang tak mengangkat telponnya.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang