T W E N T Y F O U R

900 72 0
                                    

HAPPY READING!!

"Katanya hari ini ada anak baru" celetuk Regal memantulkan bola basket di tangannya.

"Cewek apa cowok?" jawab Jorgas sambil membuka tiga kancing atas seragam putihnya dan mengibaskannya merasa panas.

"Gatau, gue cuman tau ada anak baru bakal sekolah disini, kayaknya sih adkel. Gak mungkin kalo seangkatan kita"

"Wih mantap, ayo Gal taruhan. Dia bakal jatuh ke tangan lo atau gue" ujar Jorgas merebut bola di tangan Regal dan mendribblenya menjauh dari lelaki itu.

"Kagak ada kapok-kapoknya lo ya abis kemaren di bantai abis sama doi, tapi boleh juga tantangan lo, ikutan gak lo Rald?" tanya Regal melirik Gerald yang tengah duduk di pinggir lapangan menyesap kaleng soda di tangannya.

Gerald menaikkan sebelah alisnya bingung menatap kedua sahabatnya.

"Ikut apaan?" tanya Gerald

"Taruhan dapetin hati anak baru"

"Gak tertarik" jawabnya menyesap kembali kaleng sodanya sampai habis dan melemparnya tepat masuk kedalam tempat sampah yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya duduk.

"Ayolah, sampai kapan lo mau ngeduda gini Rald? padahal tanpa gue tawarin juga udah puluhan cewek yang mau sama lo" ucap Regal mendudukan dirinya di samping Gerald dan merangkulnya.

"Tau lo, liat noh sohib kutub lo aja sampe lupa dunia kalo udah berduaan sama adik lo" sahut Gerald dengan mata yang fokus ke ring dan mengshoot masuk bola basket ke dalam ring.

"Gue baru liat bucinnya orang yang hampir gak mau di usik sama siapapun kayak Arthur"

Gerald terkekeh menanggapi perkataan Regal dan  mengingat bagaimana perlakuan Arthur kepada adiknya akhir-akhir ini.

"Jadi, lo kapan?" jujur ini adalah pertanyaan paling menyebalkan yang selalu ia dengar mau di rumah atau di sekolah, teman atau orang tuanya selalu menanyakan pertanyaan yang sama.

"Punya pacar gak segampang yang lo liat Gal, pacaran juga gak se happy yang lo pikirin. Fantasi lo mungkin pacaran itu lebih bahagia kayak yang lo liat di film iya kan?" tanya Gerald pada Jorgas dan Regal kini tengah mengangguk menanggapi jawabannya.

"Mungkin itu cuma setengah dari yang lo pikirin, setengahnya lagi itu ada di dalam diri lo. Hati lo, prioritas lo, waktu lo bahkan hidup lo nanti harus siap nerima konsekuensi kedepannya" jawab Gerald menerawang kedepan.

"Hati lo harus siap nerima sakitnya, hargain selagi dia masih peduli. Jangan jadi temen gue lo bedua kalo sampe nanti nangis gara-gara cewek" jelas Gerald melirik Jorgas yang kini tengah termenung mungkin memikirkan perkataannya tadi.

"Inget bener-bener omongan gue tadi Jor" lanjut Gerald menepuk pundak Jorgas yang entah kapan sudah berada di sampingnya.

Gerald hampir saja tertawa ketika melihat kedua lelaki yang menyandang pangkat playboy di sekolah ini terdiam. Ia bangkit dari duduknya merasa haus sehabis memberi sahabatnya bacotan rohani yang sudah lama tak ia keluarkan.

"Mau kemana?" tanya Regal.

"Kantin" jawab singkat Gerald berjalan menuju kantin.

"Woi, bengong aja lu, laper nih gue. Ayo ngantin" ujar Regal membuyarkan lamunan Jorgas.

"H-hah? iya ayo" jawab Jorgas kikuk menyusul Regal di depannya.

"Gue udah lama gak dengerin semburan rohaninya tuh bocah" ujar Regal menatap punggung Gerald yang sudah jauh di depan.

"Omongannya nancep banget ampe ati ampela" ucap Jorgas ngaco menepuk dadanya.

....

"Ai, besok jalan yuk. Aku perlu dinginin otak habis ulangan semester kemarin" ujar Zelda tiba-tiba.

Aileen terdiam sebentar dan kemudian mengangguk menyetujui ajakan sahabatnya, lagi pula otak dan hatinya juga butuh refreshing.

"Kemana enaknya Zel?" tanya Aileen melihat ke atas memikirkan rencana mereka. Sebuah kebiasaanya ketika sedang berpikir.

"Ke pantai yuk, aku udah lama gak liat sunset disana" usul Zelda menatap binar Aileen.

"Pantai? emm boleh deh yuk, kapan?" tanyanya lagi.

"Minggu ini, hari Sabtu gimana?"

"Oke, deal ya hari Sabtu. Nanti gue izin dulu sama ortu gue" jawabnya.

Bunyi pintu di pintu di buja terdengar dengan iringan suara heels yang menyentuh lantai, masuk lah Bu Farah wali kelas mereka, di belakangnya di ikuti gadis yang lumayan tinggi dengan rambut pendek sebahu berwarna coklat.

"Assalamualaikum, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru di kelas ini. Silahkan perkenalkan diri kamu" perintah Bu Farah.

Semua mata di kelas tertuju pada serang cewek bermuka judes namun cantik yang tengah berdiri di depan kelas.

"Halo semua, perkenalkan nama saya Gizella Elysian McLoren. Saya pindahan dari SMA Angkasa Biru salam kenal semuanya" jawab gadis itu dengan sedikit senyum di bibirnya.

"Salam kenal Gizella" jawab semua murid.

"Gizella kamu bisa duduk di samping Nayla, Nayla angkat tangan kamu" perintah Bu Farah. Nayla pun mengangkat tangannya, dengan segera Gizel menghampiri dan menduduki dirinya.

Tempat duduknya berada di barisan pojok di samping tembok yang berada tepat di depan Zelda dan Aileen. Gizel menoleh kebelakang dan menatap Aileen setelah dirinya berkenalan dengan teman sebangkunya.

"Hai, Zelda kita ketemu lagi. Lo bisa panggil gue El atau apapun sesuka lo" sapa Gizel menatap Zelda dengan senyumannya.

"Hai juga El, salam kenal ya semoga betah disini. Oh kenalin ini Aileen" ujar Zelda mengenalkan Aileen yang berada di sampingnya.

Gizel menatap Aileen dan tersenyum mengulurkan tangannya untuk berkenalan dan di balas dengan Aileen.

"Hai Aileen, salam kenal" ucap Gizel.

"Salam kenal juga El, selamat datang di Garuda betah-betahin deh lo ya" jawab Aileen dengan sedikit kekehannya.

"Hahaha pasti dong"

"Eh tunggu, lo berdua udah saling kenal?" tanya Aileen sedari tadi penasaran.

"Aku pernah gak sengaja ketemu El waktu sama Arthur" jawab Zelda menjelaskan.

Mendengar nama Arthur raut wajah Gizel terlihat berubah, matanya menatap sendu Zelda dan tersenyum miris seakan menertawakan dirinya sendiri. Sepintar mungkin ia menetralkan ekspresi wajahnya.

'Lo cewek paling beruntung, Zelda'














Haloo ketemu lagi hehehhe, bacotan Gerald berhasil buat dua playboy mati kutu wkwkwk. Penasarn gak kelanjutannya?

Oke jangan lupa vote dan comment guys. Love u y'all 🤍🤍

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang