T H I R T Y S E V E N

865 57 0
                                    

HAPPY READING!!

Arthur membungkukkan badan jangkungnya di hadapan empat lelaki bermulut lemas bak perempuan yang tadi seenaknya mengatai gadisnya dengan kata-kata yang tak pantas di ucapkan oleh anak sekolah seperti mereka.

Saat ini mereka, Arthur serta ketiga sahabatnya dan keempat lelaki itu berada di salah satu rumah kosong yang sudah lama tak terpakai dengan beberapa puing-puing bangunan yang sudah rusak di atapnya. Posisi keempat lelaki itu tak jauh mengenaskan, walaupun tak ada luka di badan ataupun wajah mereka.

Tapi Arthur maupun ketiga sahabatnya hanya bermain-bermain sebentar kepada mereka yang pasti dapat membuat mereka gemetar ketakutan.

Kalian pasti tau apa yang di maksud dengan 'main-main' kan?

"A-Arthur, gue mohon lepasin gue. Gue gak bermaksud bilang gitu ke cewek lo"

"I-iya Thur, kita cuman bercanda kok"

"Iya Thur, k-kita berempat gak serius bilang gitu"

"Jadi please lepasin kita, kita gak akan ngelakuin itu lagi. Gue janji"

Arthur berdecak pelan merasa berisik dengan suara memohon empat lelaki di depannya, yang ia ketahui empat lelaki di depannya ini adalah adik kelasnya yang bisa di bilang tukang biang onar di seangkatannya. 

"Regal" panggil Arthur pada salah satu sahabatnya yang sedari tadi hanya memperhatikan perbuatannya.

Cowok itu pun mengangguk, ia mengambil tali tambang putih beruluran lumayan besar dan panjang dan melilitkan tali tambang itu pada mulut keempat adik kelasnya dalam satu tali yang sama dengan ikatan luamyan kuat, jika saja mereka banyak memberontak akan membuat mulut mereka sobek.

"Tau apa yang kalian bilang tadi?"

Keempat cowok itu mangangguk dengan ringisan lirih yang keluar dari mulut mereka, bisa di lihat sudut bibir mereka yang memerah dan berdarah karena kuatnya ikatan tali tambang di mulut mereka.

"Do you know who that girl is huh?"

Rahang cowok itu mengeras ketika mengingat apa yang keempat cowok itu umpatkan kepada gadisnya di depan mading. Mengingatnya saja bisa membuat dirinya panas, jika saja disini tak ada keempat sahabatnya, dia pasti sudah mengirim keempat cowok ini ke dalam liang lahat.

Arthur menghela nafasnya sebentar, ia menyuruh Jorgas untuk menyiramkan bensin di hadapan mereka berempat dengan membentuk lingkaran.

Keempat lelaki itu menggeleng cepat dan berusaha mengeluarkan suara mereka seperti memohon kepada Arthur untuk tidak melakukan hal di luar nalar, karena mereka tau apa yang akan cowok psikopat itu akan lanjutkan.

"Gue mau kalian ngaku" ujar Gerald di samping Arthur, ia menatap tajam keempat adik kelasnya ini. Sedari tadi ia berusaha menahan diri agar tidak mendaratkan tinjuannya kepada mereka berempat.

Ia hanya ingin melihat dan mengikuti permainan sahabatnya.

"Siapa di antara kalian yang merupakan anggota geng Orphic?" ujar Gerald dengan menekan kata geng di kalimatnya.

Keempat cowok itu menggelengkan kepalanya antara tak mengerti apa yang di maksud Gerald atau tak ingin mengaku.

Regal maju untuk melepaskan kaitan tali tambang di mulut mereka agar bisa menjawab.

"Jawab" ujar Arthur dingin yang berhasil membuat mereka berempat tersentak.

"B-bukan kita Thur"

Arthur terdiam sebentar menatap keempat cowok itu.

"Oke"

Arthur menyiramkan sisa bensin di dalam tangki kepada mereka beempat yang membuat rumah kosong ini di penuhi bau bensin, cowok itu mengambil korek besi atau bisa dibilang korek zippo.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang