F I F T Y N I N E

593 38 3
                                    

HAPPY READING!!

Malam telah menunjukan pukul 23.16, dimana Zelda kini telah kembali kepada kasur kesayangannya yang kini terasa dingin.

10 menit yang lalu Arthur kembali mengantarkannya pulang setelah mereka berdua menghabiskan malam di salah satu pusat kota yang memiliki pemandangan indah memanjakan mata. Zelda tak tau pasti itu dimana, tapi yang pasti ia sangat senang bisa kembali menghirup udara segarnya malam.

Mereka berdua berbagi banyak cerita dengan saling berbagi kehangatan. Tak Zelda sangka, Arthur yang awalnya ia kenal dingin dan tidak mempunyai ekspresi sama sekali, tetapi malam ini cowok itu banyak sekali mamerkan senyumnya padanya. Entah apa yang sudah membuatnya senang, tapi Zelda bersyukur akan itu.

Arthut bercerita tentang keluarganya, terutama ia dan Papanya yang sudah berbaikan dan kini kembali tinggal bersama, bahkan bertiga bersama Arsen yang ikut-ikutan meramaikan suasana di kediaman keluarga Carlthon.

Didalam temeramnya malam, Zelda bisa melihat jelas senyum yang menghiasi wajah tampa lelaki yang tengah memeluknya. Melihat senyum itu justru membangkitkan rasa senang Zelda yang awalnya badmood kini menjadi lebih baik.

Disana Zelda juga menceritakan jalan cita-citanya yang ingin menjadi model, memang Arthur belum mendengar itu.

Zelda bercerita dimana ia mendapatkan email dari salah satu label di Amerika yang tertarik untuk berkerja sama dengannya di salah satu pemotretan iklan make up dengan brand yang lumayan terkenal.

Namun Zelda mengungkapkan keraguan yang akhir-akhir ini menyerang hatinya, ragu akan masa depannya, takut akan masa depan yang tidak serangkai dan sesuai dengan apa yang ia bayangkan, takut dengan rialita yang ia jalankan akan berbanding terbalik dengan ekspetasi yang ia rencanakan. Zelda takut semua yang ia alami selama ini menjadi peghalang jalannya ke masa depannya.

Keraguan dan rasa takut itu selalu muncul ketika ia ingin mencoba hal baru. Mungkin sebagian orang juga banyak yang berpikir sepertinya dan berakhir berhenti di tengah jalan karena merasa apa yang mereka jalankan tidak seperti yang mereka rangkai sedemikian rupa.

Arthur jelas tak setuju ketika mendengar pernyataan ragu yang keluar dari mulut kekasihnya itu, dengan sabar ia menggenggam erat tangan Zelda dan membisikkan beberapa kata penenang untuk gadisnya dengan suara yang berupa bisikian namun terdengar sangat lembut di telinga Zelda. 

"Jangan selalu terpaku sama masa lalu Zelda, lupain itu. Jangan jadiin masa lalu buat kamu down, tapi jadiin masa lalu kamu sebagai jalan buat kesuksesan kamu. Jadiin itu sebagai kekuatan buat ngeraih jalan yang kamu tempuh nanti" kata Arthur kala itu tepat di dekat telinganya, genggaman di tangannya kian mengerat sekaan menyalurkan kekuatan serta rasa semangat untuknya.

"Berusaha semampu yang kamu bisa, walaupun hasilnya gak selalu sama kayak ekspetasi, setidaknya kamu udah nyoba dan berusaha untuk itu. Got it?" Zelda terdiam sebentar sebelum ia menganggukkan kepalanya.

Suasana sepinya malam dengan dekapan serta usapan halus itu menjadikan perasaan bimbangnya perlahan memudar.

Ini lah salah satu sifat Arthur yang ia sukai, cowok itu selalu saja berhasil mengobrak-ngabrik hatinya dengan semua kata-katanya yang keluar dari bibirnya. Zelda sangat suka jika mendengar nasihat yang selalu lelaki itu lontarkan dikala harinya terasa buruk.

Bahkan dengan keadaan apapun Arthur selalu mencoba untuk menjadikan Zelda sebagai salah satu prioritas terpentingnya.

Zelda sangat-sangat bersyukur bisa di pertemukan dengan lelaki seperti Arthur, ia beruntung memiliki Arthur serta  keluarga dan sahabatnya yang turut memberi semangat.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang