T H I R T Y O N E

912 65 0
                                    

HAPPY READING!!

Zelda mengerjapkan matanya perlahan berusaha mengontrol pandangannya yang buram, sekira pandangannya sudah sedikit jelas ia menolehkan kepalanya dan menangkap Gerald di pinggir kasurnya.

"Sshhh" ringisnya merasakan sakit di kepalanya ketika berusaha bangun dari tidurnya.

"Jangan banyak gerak" ujar Gerald menutup buku di genggamannya, tangannya terulur mengusap lembut rambut adiknya.

"Ada yang sakit?" tanya Gerald menatap adiknya.

Zelda mengangkat tangannya perlahan, terlihatlah gips putih yang membalut telapak tangan kirinya, ia mengeryit heran dan menatap Gerald dengan pandangan meminta penjelasan.

Sebenarnya dia kenapa?

Kenapa ia tak ingat sama sekali?

Gerald menjilat bibirnya sebentar berusaha menghindari rasa gugup yang kini menyerang dirinya. Di saat seperti ini Gerald harus selalu siap siaga dengan beribu alasan yang ia rangkai di dalam otaknya, belum lagi jika papa dan mamanya mengetahui kejadian ini. Tidak mungkin ia menceritakan kejadian yang sebenarnya. Bisa-bisa papanya bisa bertindak lebih jauh nanti.

"Emm tadi lo pingsan di dapur, gak sengaja tangan lo kena kaca gelas yang pecah" ucap Gerald berusaha menjelaskan.

'Maafin gue Zel' batin Gerald di hatinya

Zelda sedikit mengerutkan keningnya heran, pasalnya dia tak ingat sama sekali dengan kejadian hari ini. Ia hanya ingat selesai piket dirinya pulang bersama dengan Arthur.

'Ahh iya Arthur, kemana cowok dingin itu?'

"Arthur?"

"Pulang duluan, ada urusan katanya"

Zelda menganggukkan kepalanya, sungguh ia sama sekali tak ingat kejadian setelah dirinya pulang bersama dengan Arthur. Makin di pikirkan akan semakin membuat kepalanya bertambah nyeri.

"Bang, haus"

Gerald menganggukan kepalanya, dengan pelan ia membantu adiknya duduk dan menyenderkannya pada headboard kasur.

"Lain kali jangan ceroboh, lo selalu pinter bikin gue khawatir" jelas Gerald mengambil gelas bening berisi air mineral di meja samping ranjang queen size itu dan memberinya kepada Zelda.

Zelda menerima gelas bening itu dan meminumnya hingga setengah.

"Maaf" gumamnya pelan dengan sedikit nada penyesalan.

"Gue gak suka liat lo gini, besok gue gak bakalan ijinin lo sekolah dulu" ujar Gerald tegas.

"Tapi Ze-"

"Gak usah protes atau gue aduin ke Papa" ancam Gerald. Kalo udah bawa-bawa papanya Zelda bisa apa? diaia takkan siap menerima siraman rohani dari Papanya.

"Cih pengaduan"

"Nih hp baru lo, lain kali jangan di jatohin lagi, lo kira duit tinggal metik kayak toge" ucap Gerald menyodorkan ponsel berwarna pacifix blue dengan logo apel dan tiga buletan kamera di pojok kanan atasnya.

"Loh, hp Zelda yang lama emangnya kemana? itu aja masih bagus" tanyanya.

"Hp lo yang lama hancur, jatoh pas lo pingsan tadi" jelas Gerald memainkan ponselnya.

"Yahh, padahal disitu banyak foto Zelda yang cantik-cantik" keluh gadis itu membuka box ponsel barunya itu.

"Bukannya bilang makasih" cibir Gerald.

"Hehe, makasih abang" ucapnya di angguki Gerald.

"Yaudah gue balik ke kamar ya, cepet sembuh" Gerald menyempatkan untuk mengecup sebentar kening adiknya dan berjalan keluar kamar Zelda.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang