S E V E N

1.8K 129 0
                                    

HAPPY READING!!

"Rald"

Gerald, Jorgas dan Arthur saat ini sedang asik nongkrong di bale belakang rumah Jorgas, mereka memang mempunyai basecampnya masing-masing, tapi di belakang rumah Jorgas lab yang paling sering mereka jadikan basecamp. Kenapa? Kerena nyaman.

Lagi pula orang tua Jorgas tak pernah mempermasalahkan itu, orang tuanya jarang berada di rumah karana mereka selalu sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Bahkan orang tuanya sering meminta kepada mereka untuk sering menginap di rumahnya sekedar untuk menemani Jorgas.

"Kenapa?"

Arthur menjilat bibirnya ragu, rencananya hari ini ia ingin meminta izin pada Gerald untuk mendekati Adiknya. Ia mengaku merasa nyaman jika berada di dekat gadis itu, ia juga sangat suka ketika melihat wajah Zelda merengut kesal atau bahkan tersenyum.

Ahh memikirkannya saja sudah membuatnya gemas.

Masalahnya dia masih terlalu ragu dengan perasaanya. Arthur memang bukan tipe laki-laki yang suka menggantungkan perasaan seseorang.

Cowok itu tak pernah ragu mengambil keputusan yang menurutnya benar atau pun salah, ia tau mana yang terbaik untuk hidupnya lebih dari siapapun.

"Thur, malah ngelamun. Mau ngomong apaan?"

Arthur menggeleng.

"Gak jadi" Ia mengehela napas.

Gerald dan Jorgas saling pandang dengan tatapan bingung.

"Dih, kayak perawan lo Thur" ujar Jorgas sambil mengupas kuaci di tangannya dan melemparkan kulitnya ke Arthut dengan jail, dengan segera cowok itu melayangkan tatapan tajamnya pada Jorgas. Namun lelaki itu hanya cengengesan.

Arthur diam, ia masih asik bergulat dengan pikirannya. Apa tak usah izin? Tapi dia bukan cowok brengsek yang lari dari tanggung jawab.

Ahh mungkin belum waktunya, ia akan meminta izin pada Gerald ketika sudah memantap akan perasaannya.

Ia tak ingin salah mengambil keputusan dan berakhir ada perasaan yang tersakiti, entah dirinya sendiri atau malah orang lain atau malah dua-duanya.

"Temen lo napa tuh, galau amat. Gue yang punya banyak gebetan kanan, kiri, depan, belakang aja gak pernah galau" ujar Jorgas santai sambil memakan kripik di toples yang berada di pelukannya.

"Dia punya otak, nah elu" balas Gerald singkat namun nyelekit.

Lelah memang mendengar bacotan songongnya Jorgas. Gerald tak pernah tenang jika duduk di samping Jorgas. Panas sekali kupingnya, tapi ya mau gimana lagi.

"Ck, gak asik ah main sama lo berdua, gak punya temen seperhebohan nih gue, coba aja ada Regal"

Yap, mereka sekawanan ini sebenarnya masih mempunyai satu mahluk lagi yang sifatnya gak jauh beda dari Jorgas. Bedanya dia masih punya sisi warasnya dan bisa dibilang otaknya sedikit berguna lah jika di sandingkan dengan kapasitas otak Jorgas.

Regal sebutannya, sebenarnya nama aslinya itu Relangga Galetra Abraham, karena Relangga terlalu bagus maka di ciptakanlah Regal, ulah siapa? Ya Jorgas. Regal yang pasrah hanya bisa mengiyakan saja asal tidak terlalu melenceng.

Saat ini Regal sedang dalam masa pemulihannya, Regal sempat cidera saat tanding basket 4 bulan lalu yang mengakibatkan tulang kakinya retak dan harus mendapatkan perawatan intensif. Sudah terhitung 2 bulan Regal tak masuk sekolah.

"Biskuit Regal apa kabar ya? Udah punya berapa mantan dia? Tandingannya sama gue gak ada apa-apanya dia mah. Tapi katanya sih baru jadian lagi sama anak SMA swasta di Jaksel" ujarnya santai.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang