F O U R T Y F I V E

797 51 0
                                    

HAPPY READING!!

"Gardian Ethanolan McLoren"

"Ethan" gumamnya terdengar seperti bisikkan. 

Apakah ini benar nama asli cowok itu?

Arthur menundukkan pandangannya dan memejamkan matanya sejenak, sudah ia duga firasatnya ini benar-benar terjadi. Dari awal ini semua terasa janggal, ia ingin menemui Gardian karena ingin menyelesaikan masalah mereka dengan Lenka. Namun yang ia dapat sekarang malah lebih membuat emosi menjadi tidak stabil.

Pikirannya terlempar jauh saat dia pertama kali mendengar Lenka hamil secara tiba-tiba, tentu saja sebagai sahabat dekatnya ia sangat syok, ia sudah terlanjur berjanji kepada Lenka akan menemukan pelaku dari pemerkosaan itu dan membuatnya sejera mungkin.

Mendengar nama Gardian yang keluar dari mulut sahabatnya itu justru semakin membuatnya geram.

Ia tak menyangka Gardian, cowok yang ia anggap sahabat pertama di hidupnya, berani melakukan hal sebejat itu di belakangnya. Saat ia berjanji pada Lenka akan menghabisi Gardian, tentu saja dengan kelembutan hatinya gadis itu melarang Arthur untuk melakukannya dengan alasan tak ingin merusak persahabatan di antara mereka.

Nyatanya bukan persahabatan mereka lah yang rusak, namun Gardian lah yang sudah rusak.

Lenka memohon kepada Arthur untuk tidak menghabisi Gardian dan tentu saja permintaan itu mau tak mau ia turuti dengan amat terpaksa. Lenka hanya memintanya membawa Gardian kehadapannya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

Namun siapa yang menyangka, dua hari saat di perjalanan dirinya mencari Gardian yang entah menghilang kemana, ia tiba-tiba mendapat kabar dari Bunda Lenka bahwa Lenka sudah tiada karena gantung diri di kamarnya.

Mendengar kabarnya makin membuat cowok itu depresi, ia terlambat menyelamatkan sahabatnya, ia belum sempat menepati janjinya dengan Lenka. Belum lagi masalah keluarganya yang berantakan. Semakin membuat kepribadiannya menjadi dingin tak tersentuh.

Dan sekarang terjadi lagi dengan pelaku yang sama. Gadis yang hadir di hidupnya, yang mewarnai hidupnya, yang berhasil menarik perhatiannya, hampir saja kehilangan nyawa karena trauma akan kejadian yang hampir sama dengan sahabatnya.

Sejujurnya ini juga menjadi trauma untuk Arthur, ia trauma di tinggalkan untuk kedua kalinya oleh gadis yang sama-sama telah hadir di hidupnya.

Dan tentunya kali ini ia tak akan tinggal diam, ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya lagi. Arthur berjanji akan menuntaskan dendamnya serta trauma Zelda secepat mungkin, ia akan mencari Gardian kemanapun dan segera menemukan jejak Gardian. Tak ada lagi kata sahabat di antara mereka.

"Sebentar lagi, sebentar lagi gue tuntasin segalanya"

"Lo gak akan pernah bisa kabur dari gue Gardian, gak akan" paraunya dengan suaranya yang memberat membangunkan bulu kuduk.

Di saat-saat seperti ini ia merindukan dua orang penyemangat hidupnya, bundanya dan juga Zelda. Tapi ia yakin jam segini gadisnya sudah bersiap-siap untuk tidur karena gadis itu harus banyak beristirahat di lihat jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam.

Ia pun memilih untuk singgah ke mansion bundanya dan menginap untuk beberapa hari disana, setidaknya bisa membuat pikirannya menjadi sedikit tenang melihat wajah bundanya.

Setelah sampai kedepan pintu utama mansion itu, para maid di sana segera memberi hormat kepadanya dan mempersilahkan masuk. Tidak ada drama dirinya dengan bodyguard yang kala itu sempat menghalangi jalannya di gerbang yang berakhir ia harus melayangkan pukulannya kepada tiga bodyguard itu.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang