F I F T Y T W O

818 61 7
                                    

HAPPY READING!!

"Ck, licik permainan lo"

TAK

Arthur meletakkan remote televisi dengan kasar, ia menyandarkan kepalanya di atas sofa hitam dengan bibir yang terus menghembuskan asap putih berbau nikotin. Matanya melirik pada ponsel yang ia letakkan di atas meja, sudah terhitung 10 kali atau bahkan lebih dirinya mencoba untuk menelpon Zelda namun tak ada satupun panggilannya yang gadis itu angkat.

Ia sudah mengira hari ini akan datang, dimana identitasnya benar-benar terekspos pada publik. inilah yang ia tidak suka, terlahir menjadi anak yang dimana orang tuanya sudah di kenal oleh public figure atau apalah itu, jengkel sekali ia mendengarnya.

Sudah pasti semua platform berita di ponsel maupun di televisi terdapat foto dirinya. Baru saja kemarin ia membungkam Paparazi yang dengan lancang mengambil foto punggungnya, sebab itu ia tahu siapa di balik semua ini.

Setelah ia rasa cukup, Arthur menekan ujung puntung rokoknya pada asbak di atas meja kemudian bangkit dari duduknya ketika merasa tenggorokannya kering. Cowok itu berjalan menuju dapur untuk mangambil segelas air, namun perhatiannya tak sengaja teralih pada sesuatu yang tertutupi kain hitam di dinding apartnya.

Arthur mengahampiri benda tersebut dan membuka kain hitam yang menutupinya. Matanya menangkap satu keluarga yang dilihat dari sudut manapun pasti orang-orang akan menyangka itu adalah keluarga yang harmonis.

Pria tampan berjas dengan menggendong satu anak lelakinya yang berumur kurang lebih 5 tahun dan juga wanita cantik berdress merah marun memangku seorang lelaki yang umurnya tak jauh berbeda dengan anak lelaki yang di gendong pria berjas itu. Harmonis, tapi itu dulu sampai akhirnya kebernaran terungkap memisahkan mereka dengan kehidupannya masing-masing.

Lain halnya dengan Arsen, entah bagaimana bisa cowok itu menutupi lukanya di balik tingkahnya yang seakaan mengatakan 'baik-baik saja', Arthur yakin adiknya itu sudah mengetahui masalah Bunda mereka sebelum dirinya tahu. Di tambah cowok itu yang sering keluar dan jarang berada di mansion menemani Bundanya.

Cowok itu menatap lekat foto itu dan memutuskan untuk menurunkannnya, ia rasa akan lebih baik jika foro ini ia simpan. Tak ada gunanya lagi bukan? semua yang berada di dalamnya sudah tak ada artinya.

Ting Nong

Ting Nong

Arthur mengerutkan alisnya, baru saja ia ingin menurunkan foto itu, dirinya bertanya-tanya siapa yang datang tanpa seizin diriny, ia sangat tak suka ketika melihat orang yang datang tiba-tiba tanpa izin apapun. Tidak sopan huh.

Malas mengeceknya di Intercom, dengan sedikit jengkel Arthur membukakan pintu untuk tamu yang sama sekali tidak di undangnya hari ini.

DEG

"Papa"

Arthur begumam pelan ketika melihat Papanya swrta lelaki yang sangat mirip dirinya di belakang punggung Papa, siapa lagi kalau bukan Arsen, memangnya siapa lagi lelaki yang sangat mirip dengannya?

"Boleh Papa masuk nak?" tanya Papa tersenyum melihat wajah putra sulungnya yang terkejut.

Arthur mengangguk pelan, Papa segera melangkahkan kakinya memasuki Apart Arthur dan juga dengan Arsen nyelonong masuk dan pura-pura tidak tahu menahu apapun di balik semua ini.

"Lo-"

"Aduhhh gue haus banget nih Bang, lo gak ada yang seger-seger gitu?" ucap Arsen cepat memotong perkataan Abangnya yang hendak protes, ia sudah tau ini makanya hari ini ia ingin berkating.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang