T H I R T Y F I V E

834 57 0
                                    

HAPPY READING!!

Gerald merebahkan tubuhnya di atas kasur king size berbalut sprei putih di atasnya, mata hitamnya menatap kosong langit-langit kamarnya, entah pikirannya menerawang kemana. Semua yang ada di pikirannya seperti bercabang.

Gerald menghela napasnya sesaat dan menutup matanya sekedar mengistirahatkan tubuhnya.

Flashback

"Kak stop stop, aku turun disini aja udah lumayan dekat kok dari sini" ujar Gizel menepuk nepuk pundak Gerald, cowok itu memberhentikkan motornya di salah satu gang sempit sekiranya hanya motor metic kecil yang bisa memasukki gang sempit itu.

"Rumah lo dimana? biar gue anterin sampai depan rumah" ujar Gerald.

"E-eh gak usah Kak, rumah aku masuk gang ini kok, lagian motor besar kayak Kak Gerald gak bisa masuk kedalam gang sempit ini, jadi aku jalan kaki aja dari sini" ujar gadis itu sambil turun dari motornya.

Gerald mengerutkan alisnya sebentar, ia melepas kaitan helm yang di pakainya dan melepasnya, ia memakirkan motornya tepat di samping gang sempit itu dan turun dari motor abu-abunya.

"Kak Gerald kok turun dari motor?" tanya heran Gizel.

"Gue anterin lo sampai depan rumah" ujar Gerald menatap Gizel.

"E-eh gausah emm n-nanti kalau ayah lihat bisa marah Kak, jadi sampai sini aja hehe" ucap Gizel menggigit pipi dalamnya.

"Kenapa?"

"A-ayah gasuka ka-kalau Gizel dekat laki-laki apalagi sampai ketauan jalan berdua sama cowok, bisa marah besar dia. Jadi please sampai sini aja ya Kak?" jelas Gizel dengan tampang memohonnya menatap tepat kemata hitam Gerald.

Dengan ragu Gerald menganggukkan kepalanya walupun dipikirannya ada hal yang mengganjal dari cewek di depannya ini, ia kembali naik ke atas motornya dan memasang kembali helmnya.

"Maaf Kak Gerald" ujar Gizel tak enak hati.

"Iya gapapa, lo hati-hati"

Gizel tersenyum dan menganggukkan kepalanya dua kali.

"Makasih banyak ya Kak Gerald tumpangannya" ujar Gizel memamerkan senyumnya.

Gerald mengangguk singkat sebagai jawabannya.

"Gue balik dulu" pamit Gerald memakai kembali helm hitamnya dan menjalankan motornya menjauhi pekarangan rumah gadis itu.

"Hati-hati Kak, makasih sekali lagi" ucap cewek itu meninggikan sedikitnada suaranya ia rasa Gerald sudah menjauh dari pandangannya.

Gerald tak membalasnya walaupun telinganya mendengar suara itu, diam-diam ia mengukir senyum tipis di balik helm itu. Sesampainya di persimpangan jalan telinganya tak sengaja mendengar suara rusuh di dekatnya, Gerald memelankan laju motornya dan menatap kesegala arah.

Mata legamnya tak sengaja menatap segerombolan orang yang tengah berjaket kulit hitam dengan lambang pedang besi yang menyilang di bagian punggung jaket itu, Gerald tau gerombolan itu adalah salah satu geng yang masih berkeliaran di daerah sini mungkin.

Pandangannya beralih menatap satu orang yang manjadi sasaran geng itu dengan sebagian anggota yang sudah tak sadarkan diri di dekatnya, orang itu berusaha menangkis serangan yang tertuju padanya.

TRAUMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang