34

1.2K 175 10
                                    

Lan WangJi memandangi langit sore dari balik jendela mobil yang di tumpanginya. Satu lengannya menekuk, sikunya menyandar di tepian jendela. Angin sore bercampur debu dan polusi begitu mudah masuk ke dalam mobil yang dikendarai Lan XiChen.

Mau bagaimana lagi, adiknya bersikeras ingin ke YunMeng, bahkan sampai kabur dari rumah sakit. Sebagai kakak dirinya tidak mungkin membiarkan Lan WangJi pergi sendiri dalam kondisi yang tidak baik, meski dirinya sendiri juga belum benar - benar pulih.

Tatapan lembut Lan XiChen melirik adiknya. Raut wajah Lan WangJi masih seperti biasa, tidak ada riak perasaan yang bisa terlihat di sana, tapi bagi Lan XiChen, raut wajah Lan WangJi saat ini penuh dengan kecemasan. Mata emas itu bergetar dengan kesedihan yang jelas terlihat. Sepanjang perjalanan dari rumah, keduanya tidak bicara. Lan XiChen juga tidak  berniat mengawali obrolan. Dia sadar, adiknya butuh banyak ketenangan setelah malam yang sulit yang baru saja mereka lalui. Kesunyian menjadi teman sepanjang perjalanan mereka kali ini.

"Aku dengar akan terjadi gerhana bulan''

"Humm?''

Lan XiChen mengalihkan fokusnya dari jalanan ke Lan WangJi. Tidak ada perubahan posisi dari adiknya masih seperti yang tadi, siku di jendela dan wajah menghadap ke luar. Hanya saja satu tangannya yang lain memegang erat kotak kayu hitam yang tadinya tergeletak begitu saja di samping paha Lan WangJi.

"Akan ada gerhana bulan''

Lan WangJi mengulangi kata - katanya. Wajahnya menoleh ke samping, memastikan kakaknya mendengar perkataannya.

Lan XiChen mendengar dengan jelas. Hanya saja karena keduanya terdiam begitu lama sejak awal perjalanan, membuat pria itu perlu memastikan jika suara Lan WangJi bukanlah sebuah halusinasi karena dia terlalu bosan.

"Ah.. aku tidak tahu''

Lan XiChen mengamati langit dengan sinar matahari berwarna kemerahan menghiasinya, menggantikan warna biru yang awalnya mendominasi.

"Aku melihat berita''

Ini sesuatu yang sedikit canggung. Adiknya sedikit banyak bicara, tapi tidak masalah, justru bagus bukan. Perjalanan tidak lagi hanya diisi keheningan, mengingat kota tujuan mereka masih harus ditempuh sekitar satu jam lagi 

"Terima kasih, Kak''

Untuk kali ini Lan WangJi benar - benar menjadikan Lan XiChen sebagai fokus tatapannya. Ada kilatan samar di sudut matanya dan Lan WangJi menarik sudut bibirnya ke atas meski hanya sedikit. Tersenyum untuk kakaknya.

Lan WangJi sadar, kakaknya sudah banyak sekali membantunya, dan yang paling penting Lan XiChen adalah orang yang akan selalu percaya padanya, entah seaneh apapun keyakinannya Lan XiChen akan percaya dan mendukungnya.

"Aku tahu, Kakak, mengalami banyak kesulitan untuk membantuku''

Wajah Lan WangJi menyendu. Di pegangnya kotak kayu hitam dengan dua tangan. Erat, sangat erat, seolah itu adalah benda paling berharga yang harus dijaga dengan nyawanya,Lan WangJi bahkan merasa sedikit sakit di telapak tangannya karena berlebihan menggenggamnya. Perasaan bersalah, takut, khawatir dan marah bercampur aduk. Lan WangJi menyalahkan dirinya yang tidak cukup kuat untuk mengatasi hal ini seorang diri dan juga tidak cukup kuat untuk melindungi Wei WuXian baik di kehidupannya yang dulu ataupun yang sekarang, hingga pemuda itu harus mengalami hal buruk seperti ini. Dia juga masih tidak tahu bagaimana membuat jiwa Wei WuXian terbangun agar bisa mengambil alih tubuhnya dan lebih dari itu, mengusir jiwa XuanYu yang mengendalikannya.

"Jangan dipikirkan'' Lan XiChen tersenyum lembut ''Aku kakakmu, sudah pasti aku akan jadi orang pertama yang akan membantumu''

Lan WangJi masih mempertahankan senyum tipisnya yang bahkan tidak kentara jika itu bukan Lan XiChen yang melihatnya, senyuman yang tidak mampu menutupi perasaan sebenarnya dalam hati Lan WangJi.

A Soul that Wanders in Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang