Wei WuXian melempar tasnya ke kasur dan membanting tubuhnya sendiri ke atas benda empuk itu. Dengan menggunakan dua lengannya sebagai bantal, Wei WuXian memandangi langit - langit kamarnya. Mengamati seonggok sarang laba - laba di salah satu sudut kamar. Apa dia sebegitu malasnya sampai baru menyadari ada laba - laba yang membuat sarang di kamarnya.
Pemuda itu memiringkan tubuh, masih dengan berbantal lengan, mulai mengamati keadaan kamarnya yang tampak seolah baru saja digrebek. Ada baju kotor tergantung di pintu. Tempat sampahnya penuh dengan bungkus cemilan dan kertas, terlalu banyak hingga meluber tak tertampung. Selimutnya menggumpal di ujung tempat tidur. Wei WuXian bahkan bisa merasakan kertas yang tertindih di bawah punggungnya.
Menghela napas, pemuda itu beranjak dari baringnya, memunguti satu per satu benda yang berceceran di lantai dengan lesu dan tatapan kosong. Pikirannya berada di tempat lain. Lebih tepatnya di rumah sakit. Wei WuXian masih ingat bagaimana keadaan Jin ZiXuan. Pria itu terbaring tidak sadar dengan alat bantu napas dan beberapa selang lainnya yang Wei WuXian tidak tahu namanya juga kegunaanya, yang dia tahu hanya alat - alat itu bisa membantu Jin ZiXuan untuk bertahan hidup. Bukan berarti pria itu diambang kematian, Nyonya Yu bilang Jin ZiXuan hanya belum sadar, tapi kondisinya lumayan baik.
Dia tidak terlalu lama di rumah sakit, selain tidak nyaman dengan pelototan Nyonya Yu, Wei WuXian tidak tahan melihat ekspresi Jiang YanLi yang murung. Dia beberapa kali mencoba menghibur kakaknya itu, tapi hanya dibalas senyuman lembut yang justru terasa menyakitkan oleh Jiang YanLi. Gadis itu mengusap rambut Wei WuXian dan mengatakan dirinya tidak apa - apa.
Melihat kondisi Jiang YanLi justru membuat Wei WuXian kesal pada Jin ZiXuan, bisa - bisanya pria itu menolak kakaknya yang baik hati ini. Wei WuXian menggeleng cepat, merasa aneh dengan pikirannya. Dia seolah menginginkan kakaknya itu bersama Jin ZiXuan.
Pemuda itu keluar dari flat nya sambil menenteng sekantong besar sampah. Hanya memakai sendal, Wei WuXian menuruni tangga menuju lantai bawah bangunan flat yang ditinggalinya.
Tempat sampah besar ada di pojok bangunan. Kosong. Sepertinya sudah diangkut oleh petugas kebersihan. Dengan santai Wei WuXian memasukan bungkusan sampah miliknya. Pemuda itu terdiam cukup lama, memandangi bungkusan sampah yang baru saja dia buang dengan tatapan kosong. Tangannya meraba kantong celananya, merasakan benda yang ada di dalamnya. Sebuah lonceng kecil indah dengan ukiran rumit dan rumbai merah dia keluarkan.
Lonceng miliknya. Menurut Jiang FengMian lonceng itu dibuat sendiri oleh orang tuanya. Sebenarnya dia tidak yakin itu buatan tangan. Tapi yang jelas itu memang benda milik orang tuanya dan satu - satunya benda kenangan yang dia punya. Wei WuXian tidak pernah lupa untuk selalu membawanya, biasanya dia akan menjadikannya gantungan di tas atau sekedar dia masukan ke saku.
Wei WuXian meremas lonceng kecil itu, tentu saja benda itu tidak rusak. Pemuda itu hanya tidak habis pikir bagaimana mungkin benda berharganya ini bisa berada di tangan Jiang Cheng. Rasanya dia tidak meninggalkannya di rumah paman Jiang. Saat dia bertanya, Jiang Cheng hanya memandanginya aneh, tidak mengatakan apapun dan malah bertanya hal - hal lain seperti bagaimana dia bisa berada di tempat Xiao XingChen. Dan apa yang dilakukannya disana, padahal jelas - jelas dia sudah mengatakan semuanya pada Jiang Cheng.
"Astaga....''
Wei WuXian melompat mundur, wajahnya pias. Tangannya mengusap dada menenangkan detak jantungnya yang meningkat tiba - tiba.
Siapa yang tidak terkejut jika sedang melamun dan saat berbalik lalu melihat ada orang di belakangnya, berdiri dengan raut wajah datar tanpa ekspresi, meski wajah orang itu menawan tetap saja membuat kaget.
"Lan Zhan, kau hampir membuat jantungku copot'' Wei WuXian meninju pelan bahu pria yang berdiri di depannya, namun segera disesalinya karena meski tidak mengeluarkan suara apapun, dahi Lan WangJi sedikit mengeryit.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
AcakWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX