Sudah tengah malam atau mungkin hampir pagi saat tiba - tiba Lan QiRen dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sudah lama tidak ditemuinya. Entahlah, mungkin delapan atau sepuluh tahun yang lalu terakhir kali kepala keluarga Lan itu bertemu dengan pria yang kini tengah duduk di ruang minum teh kediaman rumahnya di GuSu.
Tangannya dengan cekatan namun tetap elegan menuangkan teh ke dalam cangkir porselen kecil berwarna putih dari teko porselen yang juga berwarna putih. Asap mengepul dari cairan kecoklatan yang tertampung dalam wadah kecil itu, menguarkan aroma khas yang menenangkan sekaligus menghangatkan.
Meski di pagi buta, Lan QiRen tetap terlihat rapi dengan mantel tebalnya, padahal di balik mantel yang melekat di tubuhnya Lan QiRen masih mengenakan piyama tidur, sementara pria yang duduk di depanya meski penampilannya lebih rapi, namun wajahnya kusut, tampak lelah, itu wajar karena harus menempuh perjalanan jauh di malam hari seperti ini.
Jin GuangShan merasa kalau dia tidak boleh menunda lagi. Keadaan di rumahnya sangat tidak kondusif, apalagi sejak kematian keponakannya. Meski polisi bahkan dokter mengatakan kalau Jin ZiXun murni bunuh diri, tapi tentunya fakta itu tidak akan membuat Jin GuangShan percaya begitu saja. Jin ZiXun mungkin saja benar bunuh diri, tapi tidak mungkin karena keinginan sendiri dan sekarang putra kandungnya mengalami kecelakaan, belum sadar sampai sekarang. Dokterpun masih belum menemukan alasan Jin ZiXuan belum sadar padahal jelas kondisi fisiknya baik - baik saja.
"Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?'' Lan QiRen mendekatkan cangkir teh miliknya ke dekat bibir, kepulan asap cairan kecoklatan itu menerpa wajahnya memberi sedikit sensasi hangat sekaligus mengaburkan pandangannya, namun mata tajam Lan QiRen tidak beralih dari menatap wajah Jin GuangShan.
Kepala keluarga Jin itu memilih mengikuti Lan QiRen, meminum sedikit suguhan sang tuan rumah. Raut wajah tegang sekaligus lelahnya sedikit mengendur saat cairan hangat dengan sensasi pahit di lidah itu meluncur ke tenggorokannya, menghangatkan tubuh lelahnya yang dipaksa terjaga hingga dini hari.
"Seperti yang kau lihat QiRen'' Jin GuangShan mengedikan bahu setelah lebih dulu menaruh kembali cangkir miliknya ke meja pendek di depannya ''Keadaanku tidak terlalu baik''.
Keduanya duduk di ruang perjamuan minum teh yang memang ada di kediaman keluarga Lan. Bukan berada di ruang tamu. Lan QiRen lebih suka menyambut tamu pribadinya di tempat itu ketimbang duduk di ruang tamu.
Duduk di lantai beralaskan tatami dari Jepang dengan bantal duduk dan meja rendah diantara keduanya.
"Apa kedatanganmu yang mendadak ini berkaitan dengan keluargamu di masa lalu?'' Lan QiRen menaikan sebelah alisnya. Kepala keluarga Lan ini sudah bisa menduga kenapa Jin GuangShan mau repot - repot mendatanginya padahal hubungan mereka tidaklah terlalu baik sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Bukankah hal ini yang selalu ditakutkan oleh keluarga kita?''
"Keluargamu. Hanya keluargamu'' Lan QiRen mencoba meluruskan.
"Tapi keluarga Lan juga berkaitan. Leluhur Lan An yang sudah membunuh iblis itu'' Jin GuangShan sedikit tidak terima dengan pernyataan Lan QiRen, seolah keluarga Lan tidak terlibat sama sekali dengan peristiwa masa lalu kedua keluarga itu.
"Jangan salah mengira. Sudah jelas leluhur Lan An tidak melakukan itu. Yiling Laozu mati karena kehilangan banyak energi. Dia mengorbankan jiwanya untuk mengikat kembali jiwa keturunan Lan yang tercerai berai''.
"Itu masalahnya'' Jin GuangShan sedikit menaikan intonasi suaranya, menimbulkan kerutan tidak suka di wajah Lan QiRen, tapi sepertinya Jin GuangShan tidak terlalu peduli ''Iblis itu mati karena keluargamu, lalu kenapa sekarang dia lebih mengincar keluargaku di banding keturunan Lan''
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX