Sosok pria dengan sweater putih panjang duduk bersandar di sofa berwarna abu. Setumpuk buku tergeletak di meja dengan laptop yang menyala. Tugasnya belum selesai tapi dia kehilangan mood untuk mengerjakannya. Sebatang rokok terselip diantara telunjuk dan jari tengah, hanya tersisa batang pendek. Ceceran abu mengotori lantai yang dilapisi karpet coklat dengan motif abstrak. Dengan gerakan ringan pria itu menekan ujung rokok yang terbakar ke asbak yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya hingga apinya padam.
Xiao XingChen menyambar dokumen yang sejak tadi terus diamati sebelum kepalanya berdenyut nyeri karena terlalu banyak pikiran. Matanya menatap sendu ke deretan tulisan yang menghiasi. Membaca laporan terbaru penyelidikan yang dilakukan Song Lan.
Ada senyum tipis di sudut bibirnya saat mengetahui usahanya selama ini tidak sia - sia. Tahun - tahun yang dia habiskan untuk mencari orang yang dia sayangi.
"Untunglah kau selamat'' gumamnya sembari kepalanya menyandar di sandaran sofa. Ingatannya melayang ke masa lalu. Mengenang orang - orang yang pernah dia miliki.
Xiao XingChen bisa sedikit bernapas lega sekarang. Setelah pencaraian yang panjang dia berhasil menemukannya. Tidak masalah jika dia tidak mengenalnya. Melihatnya hidup dan bahagia, bagi Xiao XingChen sudah cukup. Dia hanya perlu memastikan orang itu tidak lagi mengganggu.
Tidak banyak yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Karena tujuan utamanya adalah menemukan dan memastikan keberadaan orang yang dicarinya. Hanya saja dalam pencariannya ternyata dia menemukan fakta - fakta baru yang mengejutkan dan itu membuatnya ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi.
"Dia bersembunyi di QiShan ternnyata'' ucapnya lirih.
●⚬⚬●
Suara sirine ambulance meraung memecah malam. Mobil putih itu berhenti di depan sebuah gerbang tinggi. Gerbang JinLin Tai yang melindungi kediaman keluarga Jin. Sopir yang mengendarainya berdiri menyandar dipintu mobil yang tertutup sambil menghisap rokok. Dua buah mobil polisi terparkir tidak jauh darinya. Dua orang anggota polisi berdiri sigap berjaga di depan pintu gerbang tinggi itu, mengawasi siapa saja yang keluar masuk.
Pesta selesai lebih cepat. Tuan rumah membubarkan para tamu karena insiden yang tidak terduga. Lagipula siapa yang masih berminat untuk berpesta saat ada orang yang melempar dirinya sendiri dari atap. Jin GuangYao lagi - lagi yang harus mengurus semua kekacauan yang terjadi. Ayahnya sedang berbincang dengan polisi di ruang kerjanya. Wajah pria tua itu merah padam, merasa sangat kesal dengan situasi yang terjadi di kediamanamnya.
Setelah dirasa keadaan terkendali, Jin GuangYao mengusap keringat di dahinya mengamati tamu satu persatu meninggalkan JinLin Tai dengan aman. Tidak semua tamu sebenarnya. Ada beberapa yang terpaksa tertahan di kediaman mewah itu. Mereka yang menjadi saksi mata bagaimana Jin ZiXun melompat dan mengakhiri hidupnya. Dua orang polisi menanyai mereka. Jin GuangYao hanya melihat sekilas dari tangga. Dua polisi itu mengatakan akan menanyai semua anggota keluarga Jin setelah selesai dengan lima saksi mata itu.
Jin GuangYao menghela napas, ini akan merepotkan dan pasti ayahnya akan semakin marah. Meski Jin GuangShan tidak berkomentar apapun saat seorang polisi ingin berbicara secara pribadi dan hanya meminta Jin GuangYao untuk mengurus semuanya.
"Apa tidak apa - apa jika kami pulang A Yao?''
Tepukan lembut di bahunya menyadarkan Jin GuangYao. Dia tidak lagi menatap sisa tamu dan polisi yang masih disana, hanya melirik sebentar saat jasad Jin ZiXun dibawa keluar dengan tandu dan akan diperiksa lebih lanjut di rumah sakit.
"Tuan Jiang, Nyonya Yu, maaf atas ketidak nyamanannya'' Jin GuangYao membungkuk, merasa sangat menyesal dengan insiden ini ''Silahkan jika Tuan dan Nyonya ingin pulang''
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX