Awalnya Jiang YanLi tidak yakin untuk datang ke rumah sakit dimana Jin ZiXuan dirawat. Mendadak adiknya, Jiang Cheng, mengatakan jika ibunya melarangnya untuk berhubungan lagi dengan keluarga Jin. Aneh memang. Semenjak putra pertama Jin GuangShan itu membatalkan perjodohan dengannya, Jiang YanLi memang tidak lagi bertemu dengan pria itu, tapi setelah Jin ZiXuan mengalami kecelakaan, wanita itu lebih sering datang menengok, terutama untuk menemani Nyonya Jin yang terlihat sangat terpukul dengan peristiwa tragis yang menimpa anaknya itu.
Dan sore tadi, Nyonya Jin memintanya untuk datang menengok Jin ZiXuan. Katanya dia ada urusan sebentar dan tidak ada yang bisa menjaga anaknya di rumah sakit. Jiang YanLi ingin menolak, tapi mengingat ini adalah permintaan pribadi Nyonya Jin membuatnya jadi tidak enak hati. Selama ini Nyonya Jin selalu baik padanya, bahkan saat Jin ZiXuan membatalkan perjodohan mereka, Nyonya Jin tidak menyalahkannya dan lebih marah pada putranya itu.
Jiang YanLi ingin pergi diam - diam ke rumah sakit, tapi juga tidak ingin membuat ibunya marah, jadi dia memberitahu Jiang Cheng tujuannya dan meminta adiknya itu untuk merahasiakan kemana dia pergi dengan mengatakan kalau dia menginap di rumah temannya. Jiang YanLi merasa tidak sepenuhnya bohong, karena dia memang berniat pergi ke tempat temannya setelah dari rumah sakit, tentu saja setelah Nyonya Jin kembali.
Putri sulung keluarga Jiang itu sampai di rumah sakit YunMeng sekitar pukul tujuh tiga puluh. Keadaan rumah sakit masih sedikit ramai dengan beberapa orang yang tengah menjenguk keluarga atau kerabat mereka yang dirawat. Para petugas medis tampak berseliweran membantu pasien atau siapapun yang butuh bantuan mereka.
Jiang YanLi membenarkan kerah mantel tipis panjang yang membalut tubuhnya, kaki bersepatu hak tingginya mengetuk lantai keramik dan menimbulkan suara langkah yang terdengar anggun. Di tangannya menenteng sekeranjang buah yang terbungkus rapi.
Kebetulan, koridor panjang yang akan membawanya ke ruang rawat Jin ZiXuan cukup sepi. Jiang YanLi hanya berpapasan dengan satu dokter dan seorang perawat yang baru saja memeriksa pasien. Wanita itu tersenyum saat melewati keduanya yang juga dibalas senyum ramah dari dokter dan perawat itu.
Kamar rawat yang dituju sudah terlihat. Jiang YanLi mengeryitkan kening saat mendapati tidak ada siapa - siapa disana. Berpikir apakah Nyonya Jin benar - benar terburu - buru hingga tidak sempat menunggunya datang. Jiang YanLi mengulurkan tangannya, menarik pegangan pintu perlahan dan membukanya. Wanita itu melongok ke dalam, memastikan di dalam memang tidak ada siapa - siapa selain seorang pria yang terbaring di ranjang dengan selang infus melilit tangannya. Layar monitor yang memantau detak jantung berbunyi monoton, menjadi satu - satunya suara di ruangan itu.
Dengan pelan Jiang YanLi masuk ke dalam, meletakan sekeranjang buah di tangannya ke meja di tepi ranjang. Menarik kursi yang tersedia disana dan mendudukinya.
Wanita itu menghela napas panjang, wajahnya sendu saat memandangi pria yang pernah menjadi tunangannya. Sejujurnya menurut Jiang YanLi, Jin ZiXuan itu pria yang baik, hanya saja sikapnya memang kadang menyebalkan, sedikit kekanakan, dan yang paling buruk dia sudah menyinggung kedua adiknya, mungkin tidak disengaja tapi sifat dasar Jin ZiXuan yang enggan untuk meminta maaf secara langsung memang menyebalkan.
Jiang YanLi menggeleng pelan sembari tersenyum miris, mengingat kali terakhir mereka bertemu tidak dalam keadaan baik, dan kini Jin ZiXuan harus mengalami nasib buruk seperti ini.
Tidak ada yang bisa dilakukan Jiang YanLi sembari menunggui Jin ZiXuan. Wanita itu memilih bermain dengan ponselnya membuka akun media sosial miliknya hanya untuk melihat - lihat apa yang sudah diunggah teman - temannya. Tidak ada yang menarik. Semua terlihat biasa saja. Hanya kegiatan sehari - hari teman - temannya.
Jiang YanLi memasukan lagi ponsel miliknya ke dalam tas kecil yang dia bawa. Menghela napas, matanya mengedar, mengamati seluruh ruang rawat yang bisa dijangkau penglihatannya. Ruangan serba putih dengan aroma khas rumah sakit yang sudah sangat dikenal banyak orang hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX