Pukulan keras Jiang FengMian mendarat di daun pintu berwarna putih yang terbuka lebar. Sudut mata pria paruh baya itu memerah, menandakan usaha kerasnya untuk menahan emosi yang siap keluar kapan saja. Rahangnya mengeras dengan tubuh bergetar. Napasnya tidak stabil, cepat dan kasar. Tatapannya nyalang memandang ranjang kosong dengan selimut terlipat rapi. Ranjang dimana seharusnya Jin ZiXuan berada.
Pria itu hampir tidak tidur, bahkan mungkin tidak tidur sama sekali. Tidak menyangka hanya dalam semalam segalanya berubah berantakan seperti ini. Pagi - pagi buta saat akhirnya istri dan putranya pulang, harus mendengar cerita yang sama sekali tidak dia sangka tentang yang terjadi di JinLin Tai, terlebih dengan apa yang terjadi pada Wei WuXian, anak yang disayanginya. Belum lagi putri sulungnya belum juga ditemukan.
Malam sebelumnya saat dia ke rumah sakit ini, jelas - jelas Nyonya Jin mengatakan jika putrinya, Jiang YanLi tidak datang ke rumah sakit, bahkan Nyonya Jin mengatakan jika dia tidak melihatnya, padahal jelas Jiang Cheng mengatakan kalau kakaknya itu akan pergi menjenguk Jin ZiXuan atas permintaan Nyonya Jin. Lalu kenapa wanita itu menipunya. Dan malam ini, saat dia datang lagi ke rumah sakit, dia menemukan Jin ZiXuan sudah tidak ada lagi di tempatnya. Pria itu bukannya tidak menghubungi Nyonya Jin, tapi wanita tua itu mematikan ponselnya.
"Kalian tahu dimana keberadaan Nyonya Jin dan putriku?''
Tubuh Jiang FengMian berbalik cepat. Tubuh besarnya kini menghadap dua pria muda dengan wajah mirip yang datang bersamanya. Kedua Lan bersaudara tiba - tiba datang mengunjunginya beberapa jam yang lalu. Jiang Cheng bahkan hampir berlari menerjang dua pria itu, sangat khawatir dan ingin tahu apa yang terjadi pada Wei WuXian. Jiang Cheng menduga jika kedatangan dua orang itu pasti berhubungan dengan Wei WuXian.
Lan XiChen dan Lan WangJi sebenarnya tidak berniat untuk mengunjungi keluarga Jiang pada awalnya, mereka lebih ingin fokus pada mencari keberadaan Wei WuXian. Tapi, mengingat jika keluarga Jiang juga memiliki hak untuk tahu keberadaan Wei WuXian membuat Lan XiChen memaksa adiknya untuk setidaknya memberitahu Jiang FengMian.
Jiang FengMian dan Yu ZiYuan yang juga masih dibuat bingung dengan menghilangnya putri mereka, Jiang YanLi tidak terlalu terkejut dengan kedatangan dua tuan muda Lan itu, apalagi jika keduanya bersedia membantu mencari Wei WuXian. Jiang FengMian hampir tidak bisa menahan emosi saat pertama kali istrinya menceritakan apa yang terjadi di LanLing. Pria paruh baya itu tidak bisa membayangkan keadaan Wei WuXian sekarang. Apakah dia baik - baik saja atau tidak, juga Jiang YanLi, bagaimana keadaan putrinya itu tidak ada yang tahu, hanya saja Jiang FengMian yakin jika menghilangnya Jiang YanLi pasti juga ada hubungannya dengan keluarga Jin.
Setelah membujuk Jiang Cheng dan Yu ZiYuan untuk tetap berada di rumah, Jiang FengMian dan dua Lan bersaudara pergi ke rumah sakit dimana seharusnya Jin ZiXuan dan Nyonya Jin berada, tapi yang didapatinya hanyalah kamar kosong, tidak ada siapapun dan itu jelas membuat Jiang FengMian semakin meradang.
Dua Lan bersaudara itu tidak menjawab, tetapi Lan WangJi mengambil sesuatu dari kotak yang sejak tadi dibawanya. Sebuah lempeng besi hitam yang dia yakini bisa membawanya menemukan Wei WuXian. Di mata Lan XiChen dan Jiang FengMian lempeng besi hitam itu hanya benda biasa, sama sekali tidak terlihat aneh, tapi dalam penglihatan Lan WangJi, lempeng besi itu diselimuti kabit hitam yang pekat. Bahkan kabut hitam itu sekarang berputar - putar menyelubungi tangannya hingga pergelangan.
"WangJi''
Lan XiChen yang berdiri di sebelah adiknya segera memegang lengan Lan WangJi saat tubuh adiknya sedikit oleng. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang kentara, tidak bisa disembunyikan.
Lan WangJi tidak menjawab, dia justru memejamkan mata, berusaha fokus pada asap hitam yang semakin menyebar dan kini mulai naik melawati lengannya, terus ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX