"Kau lihat? Kau yang menyebabkan semua ini terjadi''
Wei WuXian merasa sakit di kepalanya bertambah parah. Telunjuk dan ibu jarinya menekan dahinya kuat berusaha menghilangkan rasa berdenyut itu.
Awalnya Wei WuXian merasa sudah kembali ke tempatnya yang sebenarnya, tapi kenapa sekarang dia kembali ke tempat aneh dan penuh kabut ini lagi. Belum lagi bayangan Lan WangJi sekarat yang tiba - tiba muncul di kepalanya, membawa serta rasa sakit yang mengganggu.
"Kau siapa sebenarnya?''
Wei WuXian bertanya balik. Dia sepenuhnya mengabaikan rasa sakit yang mengganggu di kepalanya. Wei WuXian merasa lebih marah dengan sosok entah siapa yang kini berdiri di depannya, menatapnya dengan senyum mengejek.
"Aku adalah dirimu sendiri''
Wei WuXian mendengus, bola matanya berputar tidak percaya sama sekali dengan omong kosong sosok di depannya.
"Kau jangan bicara sembarangan'' Wei WuXian mencoba melangkah mendekati sosok berpakaian hitam yang berdiri tidak lebih dari sepuluh langkah di hadapannya. Namun entah kenapa Wei WuXian merasa itu begitu jauh. Jaraknya sama sekali tidak berubah.
Sosok itu mendengus, mengejek usaha Wei WuXian yang terus mencoba mendekatinya.
"Memangnya apa yang sudah aku perbuat, hah?'' Teriak Wei WuXian ''Aku tidak melakukan apapun'' lanjutnya dengan suara lebih keras.
"Tidak melakukan apapun?'' Sosok itu menaikan sebelah alisnya "Biar kuingatkan''
Wei WuXian tersurut mundur beberapa langkah begitu sosok berpakaian hitam itu tiba - tiba berada persis di hadapannya, menatapnya tajam dengan mata merahnya. Insting Wei WuXian mengatakan untuk lari sejauh mungkin, hanya saja tatapan sosok berpakaian hitam itu membuatnya tidak mampu menggerakkan tubuhnya, bahkan hanya untuk sekedar memalingkan wajahnya. Tatapannya terpaku pada mata merah milik sosok di hadapannya.
Wei WuXian masih tidak mengerti apa yang tengah terjadi. Dia seolah dipaksa untuk melihat bayangan yang terpantul dalam mata merah yang memandangnya dengan tajam.
Bukit tandus. Banyak orang, peperangan, darah dan mayat bergelimpangan. Para prajurit yang berteriak mengutuk kematian entah siapa. Wei WuXian menahan napas saat akhirnya menemukan sosok yang dihujani kutukan kematian oleh orang - orang yang berkumpul di bukit tandus itu.
Seorang pemuda berpakaian hitam. Memegang seruling di tangan dengan kabut asap hitam melayang di sekitar tubuhnya. Pemuda itu hanya perlu menggerakan sedikit tangannya dan asap hitam melesat ke arah para prajurit yang mengepungnya. Teriakan kesakitan menggema begitu asap hitam merasuki pernapasan mereka. Seolah tercekik, semua prajurit yang menyerangnya tumbang dengan wajah menghitam.
Wei WuXian bergidig. Apa ini? Pemuda itu ingin memejamkan mata. Tidak tahan melihat pembantaian yang dilihatnya di mata sosok berpakaian hitam atau mungkin dari pikirannya sendiri. Hanya saja, Wei WuXian tidak bisa melakukan itu. Tatapan mata merah di depannya membuatnya terpaku dan terus memaksanya membuka mata dan menyaksikan apa yang terjadi selanjutnya.
Wei WuXian melihat sosok berpakaian putih kali ini. Melayang layaknya makhluk abadi yang turun dari langit. Menyerang sosok yang memainkan seruling dengan kilatan pedang berwarna kebiruan. Pertempuran itu berlangsung lama. Wei WuXian tanpa sadar menahan napas melihat jenis pertarungan dua orang yang selama ini hanya bisa dilihatnya di film - film.
"Lan Zhan''
Tanpa sadar Wei WuXian berseru begitu muncul sosok lain dalam pertarungan itu. Sosok yang juga mengenakan pakaian putih dengan jubah panjangnya yang bergerak indah saat melayang dan turun menghalangi kilatan pedang yang diarahkan ke sosok yang terus memegang seruling.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX