Lan WangJi tidak mengira sebelumnya jika hanya dengan membiarkan Wei WuXian berjalan - jalan di trotoar di sebuah jalanan di daerah YunMeng yang dipenuhi pedagang kaki lima sudah membuat pemuda itu begitu senang seolah diajak berwisata ke suatu tempat istimewa, padahal ini hanya sebuah jalan yang diperuntukkan khusus untuk berjualan berbagai barang murah dan street food tradisional kota YunMeng.
Tidak hanya makanan, pernak - pernik dan aksesoris juga tampak di jajakan di sana. Pakaian - pakaian yang terlihat palsu bertebaran di lapak - lapak penjualnya. Lan WangJi menarik napas dalam memperhatikan dagangan yang di pajang di kios - kios kecil namun tetap terlihat bersih dan rapi. Semua berjualan tanpa mengganggu aktifitas pengunjung yang menikmati kawasan itu atau sekedar pejalan kaki yang hanya cuci mata.
Lan WangJi berjalan beberapa langkah di belakang Wei WuXian, sementara pemuda itu berlarian dari satu pedagang ke pedagang lain hanya untuk mengamati atau hanya mencolek barang yang mereka jual. Pemuda itu tidak berniat membeli, hanya senang saja melihat - lihat atau dengan iseng bertanya harga padahal dia sendiri tidak terlalu banyak membawa uang.
Kawasan itu ramai, bukan hanya dengan pedagan, tapi ada juga beberapa seniman jalanan yang tampak menggelar konser sederhana namun dengan penampilan lumayan menghibur. Seringnya pemusik atau penyanyi yang bernyanyi di sana tidak bertujuan untuk mencari uang, mereka kebanyakan hanya ingin menunjukkan karya mereka agar diketahui banyak orang.
Lan WangJi mau tak mau ikut menikmati pertunjukkan gratis itu karena Wei WuXian sudah ikut bergerombol di antara para pengunjung. Pemuda itu sedikit melompat dan berjinjit saat pandangannya terhalang beberapa orang yang lebih tinggi. Lan WangJi menghampiri. Pria Lan itu cukup tinggi untuk bisa melihat apa yang ada di depan sana. Wei WuXian sendiri juga tidak pendek, Lan WangJi yakin pemuda itu masih bisa bertambah tinggi beberapa tahun ke depan.
"Kau ingin aku gendong?''
Wei WuXian yang tengah melompat - lompat seketika menghentikan aksinya itu dan berbalik menghadap Lan WangJi. Menatap manik emas yang juga tengah terpaku padanya lekat.
"Kau bercanda ya Lan Zhan?''
Wei WuXian memiringkan kepala dengan mata memicing. Ucapan Lan WangJi tadi sungguh tidak bisa dipercaya dan justru membuat telinga Wei WuXian gatal.
Perkataan Lan WangJi mungkin terdengar romantis, jika saja pria itu mengucapkannya pada seorang wanita, tapi kan dirinya bukan wanita, meski tidak bisa disangkal jika dalam hati Wei WuXian merasa senang, tahu Lan WangJi perhatian padanya, tapi tetap saja, bagaimana menjelaskannya, Wei WuXian juga tidak tahu.
"Tidak. Aku bisa menggendongmu kalau kau mau,''
Seketika Wei WuXian menelan ludah gugup. Lan WangJi bicara dengan wajah datar tanpa banyak ekspresi sambil menatapnya lekat bahkan tatapannya tidak bergeser sedikitpun dan malah membuat Wei WuXian merasa malu.
Keduanya masih adu pandang untuk beberapa detik ke depan dan Wei WuXian menjadi orang pertama yang memutus kontak mata yang terjadi diantara mereka.
Sial, kenapa wajahku jadi panas'
Wei WuXian mengalihkan pandangannya ke arah lain, kemanapun asal bukan wajah Lan WangJi, tangannya mengipas - ngipas wajah berusaha menetralkan suhu yang tiba - tiba meningkat di sekitar wajahnya.
"Lan Zhan, ayo coba makanan itu,'' Wei WuXian meraih tangan Lan WangJi tanpa melihat si empunya. Dia hanya berusaha mengalihkan pembicaraan tadi ke hal lain.
Wei WuXian merasa tidak bisa menatap Lan WangJi secara langsung kali ini. Pemuda itu hanya iseng saja membawa Lan WangJi ke salah satu stand penjual makanan yang terbuat dari gula yang dilelehkan. Wei WuXian ingat, jika jajanan ini cukup trend di kalangan anak muda, terutama teman - teman kuliahnya. Jajanan yang kabarnya berasal dari negara yang mencetak banyak boy grup kenamaan sekelas dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
SonstigesWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX