Lan QiRen membalas tatapan tajam dari pemuda dengan mata semerah nyala api. Tidak sedikitpun dalam hatinya dia merasa takut. Dia hanya mulai khawatir dengan keadaan Lan WangJi, keponakannya yang semakin terlihat lemah tapi tampaknya tidak ada niat sedikitpun untuk meninggalkan pemuda yang saat ini sudah kehilangan kewarasannya.
Melirik ke arah lain, Jin GuangShan terkapar tidak berdaya, entah pria itu sudah mati atau belum, Lan QiRen tidak bisa memastikan. Jin GuangYao berdiri tidak jauh dari sosok tubuh Jin GuangShan, terlihat ragu apakah akan menolong pria itu atau tidak. Tatapannya beralih dari tubuh ayahnya ke Wei WuXian dan Lan WangJi.
"Bawa pergi ayahmu, cepat!'' Perintah Lan QiRen tanpa menoleh pada Jin GuangYao yang tersentak mendengarnya. Seolah kesadarannya baru saja kembali Jin GuangYao mendekati tubuh Jin GuangShan, mencoba mengangkat tubuh pria tua itu dengan susah payah.
Jin GuangYao ingin memastikan lebih dulu apalah ayahnya itu masih hidup atau sudah mati. Saat berusaha mengangkat bahu Jin GuangShan, pria muda itu menempelkan telunjuknya ke leher Jin GuangShan, mencari denyut nadi di leher pria tua itu.
"Jangan kira aku akan membiarkannya pergi''
Segulung kabut asap hitam melesat, menerjang ke arah Jin GuangYao, bergerak cepat melewati samping tubuh Lan QiRen yang terkejut dan tidak sempat bereaksi. Serangan itu terlalu cepat dan kuat, Lan QiRen yakin siapapun yang terkena pasti akan terpental jauh dan yang paling buruk mati.
Jin GuangYao berada sangat dekat dengan Jin GuangShan. Kedua tangannya sudah terulur untuk membawa pria itu pergi. Gelombang kabut hitam menyerang dari belakang punggungnya, tidak ada waktu sama sekali jika Jin GuangYao ingin menghindar.
Lan QiRen terkesiap, dia membuka mulutnya bersiap untuk memperingatkan Jin GuangYao, namun suaranya tertahan di tenggorokan. Gelombang kabut hitam yang sedikit lagi menghantam punggung Jin GuangYao perlahan memudar, membelah menjadi dua dan masing - masing melewati kedua sisi tubuh Jin GuangYao, membuat pria itu lolos dari kemungkinan mati mengenaskan.
Lan QiRen tidak berkedip melihatnya, pandangannya kembali beralih pada Wei WuXian. Tidak mengerti dengan yang baru saja dilihatnya. Apa mendadak iblis itu berubah pikiran di detik terakhir, atau ada rencana yang tersembunyi di balik seringai kejam yang masih terus tersungging di wajah pemuda itu.
"WangJi, kau dengar aku?''
Tidak mungkin untuk Lan QiRen menyerang Wei WuXian sekarang disaat Lan WangJi masih berada begitu dekat dengan Wei WuXian. Lan QiRen khawatir jika Wei WuXian akan mencelakai keponakannya itu.
"Wei Ying''
Bukannya menjawab pertanyaan Lan QiRen, Lan WangJi justru menatap lekat wajah Wei WuXian. Meski tubuhnya terasa lemah dan sakit menyerang seluruh syarafnya, Lan WangJi tetap berusaha sadar. Dia harus membuat Wei WuXian kembali seperti semula.
Wei WuXian membalas tatapan Lan WangJi tajam. Mata merahnya tidak terbaca. Hanya ada senyum menakutkan di wajah itu.
"Dimana Wei Ying?''
Ada kerutan samar di dahi Wei WuXian mendengar pertanyaan Lan WangJi. Hanya sebentar terlihat sebelum menghilang, digantikan dengan dengusan sinis.
"Dimana Wei Ying?'' Lan WangJi mengulang pertanyaannya. Kedua tangannya yang masih mencekal lengan Wei WuXian semakin menguat, sama sekali tidak ingin melepaskan Wei WuXian.
"Bukankah sejak tadi aku disini'' jawab Wei WuXian tak acuh.
Dia sebenarnya bisa saja melepaskan diri dari cekalan Lan WangJi. Bagaimanapun, LanWangJi hanya manusia biasa. Tenaganya kalah jauh darinya, tapi untuk beberapa alasan ada sesuatu yang membuatnya menahan keinginan itu hingga dia masih membiarkan Lan WangJi menempel padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
AléatoireWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX