Tanpa sadar Jin GuangYao berjalan mundur perlahan. Wajahnya masih menunjukkan senyum, meski jelas sekali itu tampak terpaksa. Raut wajahnya berubah pias, jantungnya berdebar lebih cepat. Pria muda itu menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri dan menghentikan pikiran - pikiran aneh yang mendadak muncul di kepalanya.
Siapa yang tidak kaget saat seseorang datang bertamu di waktu yang tidak biasa, dini hari, pukul dua pagi mungkin, Jin GuangYao tidak sempat memikirkan itu. Pria muda itu mengamati dua orang yang cukup dikenalnya, bukan, sangat dikenal tentu saja. Wajahnya masih berusaha mempertahankan senyumnya, meski berbagai dugaan tidak bisa dia cegah, melintas begitu saja di kepalanya.
"Nyonya Yu, Anda datang di waktu yang tidak kuduga, pasti ada sesuatu yang penting'' Jin GuangYao mengamati raut wajah wanita paruh baya di hadapannya.
Mengamatinya cukup lama. Tidak bisa dipungkiri jika Jin GuangYao merasa sangat heran. Yu ZiYuan tidak seperti biasanya, meski tatapan wanita itu mengarah padanya, tapi pandangan itu kosong, tidak fokus, seolah sosok Jin GuangYao tidak ada di hadapannya, tidak terlihat.
Wanita itu juga tampak tidak berniat menjawab ucapan Jin GuangYao dan hanya berdiri diam di depan pintu. Pria muda itu melirik seorang lagi yang datang bersama Yu ZiYuan. Jin GuangYao mengamati pemuda yang tersenyum miring, kedua tangannya berada di belakang punggung. Mata merahnya membuat Jin GuangYao menelan ludah.
Ini tidak seperti dugaannya. Tentu saja Jin GuangYao langsung bisa menebak ada yang salah dengan Wei WuXian, pemuda yang datang bersama Yu ZiYuan.
"Silahkan masuk, pasti melelahkan perjalanan dari GuSu bukan'' Jin GuangYao mencoba bersikap seramah mungkin, meski dalam hati dia sungguh tidak ingin berada satu ruangan bersama dua orang tamunya, tidak sekarang. Seandainya suasananya dalam keadaan yang biasa saja tentu Jin GuangYao tidak akan keberatan untuk sekedar berbasa - basi.
"Kak A Yao tahu kami dari GuSu?'' Wei WuXian menundukkan sedikit kepalanya, hingga mata merahnya sejajar dengan milik Jin GuangYao. Sudut bibirnya semakin naik, membuat Jin GuangYao menggigit lidah, sepertinya dia salah bicara.
"Ah... itu aku...'' Jin GuangYao kesulitan untuk menjawab pertanyaan Wei WuXian. Terlalu gugup hingga tidak menyadari cara bicara Wei WuXian padanya.
"Kak A Yao sungguh perhatian'' Wei WuXian menegakan lagi tubuhnya, menggeleng dengan mata terpejam dan raut wajah sendu, merasa begitu senang dengan apa yang dilakukan Jin GuangYao.
"Tapi sayang, aku tidak bisa lama di sini untuk menemani Kak A Yao'' raut menyesal menggantikan ekspresi sendu di wajah Wei WuXian.
"Aku hanya ingin mengambil milikku''
"Milikmu?'' Dahi Jin GuangYao mengerut, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Wei WuXian sebagai miliknya. Seingatnya dia tidak mengambil barang apapun milik pemuda itu, tapi saat ini jelas yang ada di hadapannya bukan Wei WuXian yang biasa.
Putra angkat Jiang FengMian itu mengeluarkan aura pekat yang berbahaya, insting Jin GuangYao sudah berteriak sejak tadi bahwa dia tidak bisa berurusan dengan Wei WuXian saat ini.
"Kau memiliki barang milikku. Kembalikan!'' Wei WuXian mengulurkan tangannya, yang hanya ditatap Jin GuangYao dengan pandangan bingung.
"Kak A Yao'' panggil Wei WuXian dengan suara lembut ''Aku bisa saja mengambilnya dengan paksa, tapi aku sungguh menghormatimu, jadi tolong berikan dengan baik - baik''.
"Tapi aku tidak tahu apa yang kau maksud?'' Kerutan di dahi Jin GuangYao semakin dalam, dia sungguh tidak paham dengan apa yang diminta oleh pemuda itu.
Wei WuXian mendesah lelah, bola mata merahnya berputar, kepalanya sedikit dimiringkan dengan bibir mencebik, bertingkah layaknya anak - anak yang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX