Jemari lentik dan panjang itu gemetar tanpa disadari begitu mendengar sesuatu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Yu ZiYuan tidak tahan untuk tidak menggigit kuku ibu jari tangan kirinya sementara tangan yang satu lagi mengepal dan terasa basah karena keringat.
Ini sesuatu yang sungguh tidak dia percayai. Orang yang selama ini dia kenal ternyata bukan orang yang seperti dalam pikirannya.
"Apa mereka tahu A Xian...'' Pandangan Yu ZiYuan tidak fokus, dia terlalu bingung menanggapi apa yang terjadi sekarang.
"Tenanglah. Sepertinya mereka belum tahu. Untuk sementara masih aman'' Pria yang duduk di balik kemudi mengeratkan pegangannya pada setir mobil. Meski suaranya tenang tapi tatapan matanya yang penuh kekhawatiran tidak bisa dia sembunyikan.
"ZhuLiu bagaimana mungkin itu mereka, aku bahkan...'' Yu ZiYuan tercekat, tidak sanggup meneruskan perkataannya ''A Li, aku harus menghubungi A Li'' dengan tangan yang masih gemetar Yu ZiYuan membuka tas mencari ponselnya. Wanita itu terlalu gugup hingga dia bahkan kesulitan untuk menemukan benda tipis itu. Beberapa barang kecil seperti alat riasnya berjatuhan ke lantai mobil. Wanita itu kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol perasaannya.
Pria yang memegang kemudi menghela napas, meminggirkan mobilnya di tempat yang sedikit sepi dan lapang. Melihat wanita disampingnya panik, pria itu memilih untuk berhenti sebentar hanya untuk mengamati wajah wanita dengan garis wajah tegas yang selalu terlihat angkuh, tapi yang dia lihat sekarang sungguh sangat berbeda dengan Yu ZiYuan yang dikenalnya.
"A Li cepat angkatlah...'' Yu ZiYuan berguman sendiri saat akhirnya berhasil menghubungi putrinya.
Wanita itu menunggu lama, bahkan sampai panggilan dialihkan dan Yu ZiYuan masih terus mencoba lagi, tapi tetap saja dia tidak bisa menghubungi putrinya itu.
"A Li tidak mengangkat telponku'' raut pias Yu ZiYuan membuat pria di sampingnya bingung.
"Bagaimana dengan putramu?'' Tanyanya.
Seolah mendapat petunjuk dari langit, raut wajah Yu ZiYuan sedikit melunak. Tangannya cepat bergerak di ponsel yang masih menyala dengan cahaya putih lembutnya, mencari kontak putranya.
"Halo A Cheng'' Yu ZiYuan tidak berbasa basi lagi begitu panggilannya di jawab.
"Dimana kakakmu?'' Yu ZiYuan berusaha agar suaranya terdengar biasa saja. Dia tidak ingin Jiang Cheng merasa cemas jika nengetahui dirinya sedang panik.
"Cepat hubungi kakakmu dan suruh dia pulang. Ibu ingin bicara'' lanjut Yu ZiYuan begitu mendengar jawaban dari putranya.
"Satu lagi, tidak perlu ke rumah sakit lagi'' lanjutnya.
"Jangan bertanya, turuti saja ucapan Ibu'' Yu ZiYuan meninggikan suaranya saat Jiang Cheng dirasa mulai penasaran dengan sikapnya, setelahnya, Yu Ziyuan segera menutup telepon. Wanita itu menghela napas panjang. Telunjuk dan ibu jarinya menekan pangkal hidungnya dengan kepala menunduk.
"Kau yakin ini benar? Aku...'' Yu ZiYuan memejamkan mata ''Aku sebenarnya tidak ingin mencari tahu hal ini lagi, tapi sepertinya FengMian mengetahui sesuatu''.
Pria dibalik kemudi menoleh ke samping, mendapati Yu ZiYuan yang tengah menatapnya, tapi sebenarnya pandangan wanita itu kosong tidak mengarah kemana - mana.
"Maaf''
"Hah'' Yu Ziyuan tampak kaget, memandang pria di sampingnya.
"Aku tidak bisa melindungi mereka seperti yang aku janjikan'' ucap pria itu penuh penyesalan.
"Sudahlah'' Yu ZiYuan mengibaskan tangan lemah ''Tidak ada yang menginginkan itu, tapi semua sudah terjadi. Sekarang yang perlu aku lakukan adalah memenuhi keinginan SanRen'' Helaan napas Yu ZiYuan menjadi tanda jika wanita itu sangat lelah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
RandomWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX