24

1.7K 223 12
                                    

Lan XiChen menginjak gas semakin dalam hingga mobil yang dikendarainya seolah terbang. Masih berada di tengah kota dengan dua mobil yang terus mengikutinya dan menyerangnya. Lan XiChen harus cepat memutar otak agar bisa segera lepas dari situasi buruk yang menimpanya. Satu - satunya kelegaan yang bisa dia rasakan hanya karena Lan WangJi dan Wei WuXian akhirnya bisa lepas dari keadaan buruk ini.

Sulung Lan itu mengamati penguntitnya dari kaca spion. Dua mobil hitam itu juga bergerak dengan kecepatan tinggi. Matanya mengamati keadaan jalanan di depannya. Sedikit ramai, tapi tidak terlalu padat. Jalan yang dia lewati lurus tanpa ada belokan ataupun persimpangan.

"Kuharap aku bisa selamat kali ini'' gumam Lan XiChen.

Tangannya memutar kemudi dengan cepat. Membelokan kendaraannya hingga mobil itu berputar empat puluh lima derajat. Suara decit ban menggesek aspal membuat kening Lan XiChen mengeryit. Rem diinjak kuat - kuat. Mobil itu kini berhenti mendadak. Melintang di tengah jalan.

Lan XiChen belum bisa bernapas lega. Dua mobil yang mengejarnya melaju dengan kecepatan tinggi dan pasti akan menghantam mobil miliknya sekaligus tubuhnya jika dia tetap bertahan di dalam mobil.

Lan XiChen hanya punya waktu beberapa detik. Pria itu dengan cepat membuka pintu. Melompat keluar, melemparkan tubuhnya ke tepi jalan, sejauh mungkin dari kendaraannya.

Tubuhnya belum mendarat sempurna di tanah saat suara dentuman keras terdengar dari arah belakangnya disertai suara ledakan yang membuat telinga siapapun yang mendengar berdenging untuk sesaat.

Lan XiChen merasakan punggungnya panas seolah ada api menjilatnya. Tubuhnya melayang tanpa bisa dia kendalikan dan akhirnya jatuh dengan keras membentur trotoar. Tubuhnya mati rasa untuk sesaat. Pria itu menoleh ke belakang, melihat bagaimana dua mobil yang mengejarnya menabrak mobil putih miliknya yang melintang di tengah jalan, sepertinya mereka terlalu kaget sampai terlambat menginjak rem dan membuat kecelakaan terjadi. Dua mobil hitam itu terguling, salah satunya meledak dan terbakar. Sementara mobil miliknya sudah tidak berbentuk lagi.

Kepanikan segera terjadi. Lalu lintas terhenti. Beberapa pengendara turun dari mobil mereka, ingin tahu apa yang tengah terjadi. Api masih menjilat dan membakar mobil. Orang - orang mulai berdatangan, berkerumun, memuaskan rasa penasaran mereka. Tidak terlalu dekat, mereka tidak berani.

Beberapa orang lagi menghampiri Lan XiChen, membantu pria itu berdiri. Kedua telapak tangannya lecet tergores aspal. Tapi tidak masalah. Lututnya juga terasa perih, sepertinya terluka juga. Lan XiChen menerima bantuan itu tapi mengabaikan semua ucapan kekhawatiran dan berbagai pertanyaan yang ditujukan untuknya. Pria itu mengucapkan terima kasih dengan lirih setelah berhasil berdiri. Sekali lagi Lan XiChen menoleh ke belakang, ke arah mobil - mobil yang bergelimpangan, menarik napas dalam dan menghembuskannya kuat, Lan XiChen melangkah, sedikit terhuyung, mengabaikan semua orang yang masih berusaha bicara dengannya.

Jalannya agak pincang. Lan XiChen merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya, masih dengan menahan sakit dan wajah meringis pria itu berusaha menghubungi seseorang.

Suara sirine polisi membuat pria itu kembali menoleh ke belakang. Jaraknya masih lumayan dekat dengan lokasi kejadian. Dia belum ingin berurusan dengan polisi saat ini karena dia sendiri bingung akan menjelaskan bagaimana nantinya.

Satu tangannya melambai dengan satu tangan lagi masih menempelkan ponsel ke telinga. Taksi berhenti di depannya, dengan langkah terseok Lan XiChen menghampiri. Membuka pintu kendaraan itu. Di hempaskan tubuh lelahnya ke kursi penumpang. Lan XiChen mendesah lega.

"Ke rumah sakit GuSu'' ucapnya pada si sopir taksi.

"Jangan lewat depan, ada kecelakaan'' lanjut Lan XiChen.

A Soul that Wanders in Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang