Lan WangJi meminum kopi hitamnya sedikit dengan ekspresi datar, namun mata tajamnya tidak lepas pada dua orang yang kini duduk di depannya, tepatnya duduk di deretan meja di depannya. Lan WangJi sedikit menghabiskan waktu dengan mengamati interior kedai kopi yang tampak minimalis namun ditata dengan apik, menimbulkan kesan nyaman dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela tanpa membuat pengunjungnya merasa panas ataupun silau.
Beberapa pot tananman diletakan di sudut yang pas mempercantik dan menambah kesan sejuk di dalam kedai kopi. Lan WangJi mengamati cangkir kopi miliknya yang isinya tinggal setengah, menggoyang pelan benda itu hingga cairan hitam di dalamnya ikut bergerak pelan. Sekali lagi mata emasnya melirik dua sosok yang berada lain meja dengannya.
Dia tidak bisa menduga pembicaraan apa yang tengah dilakukan Wei WuXian dan dosennya. Saat akhirnya waktu pertemuan mereka tiba, Xiao XingChen memberikan alamat kedai kopi nyaman ini sebagai tempat pertemuan mereka. Wei WuXian yang memang selalu kelaparan, tentu saja setuju bertemu di tempat yang menjual makanan. Awalnya saja dia merengek ingin mencari makan dengan alasan roti isi yang dimakannya tidak bisa mengenyangkan perutnya, tapi pada akhirnya mereka tidak jadi mencari sebuah restaurant atau kedai makan untuk memuaskan rasa lapar Wei WuXian, karena pemuda itu lebih dulu menjulurkan kepalanya keluar jendela mobil -yang membuat Lan WangJi panik, karena jelas itu berbahaya- hanya karena mereka tidak sengaja melewati sebuah toko hewan peliharaan.
Wei WuXian merengek untuk berhenti, ingin melihat hewan apa saja yang dijual disana.
Dengan helaan napas pelan, Lan WangJi menepikan mobilnya. Tergesa mengikuti Wei WuXian yang lebih dulu keluar hanya beberapa detik setelah mobil berhenti membuat Lan WangJi menggeleng pelan.
"Lan Zhan, Lan Zhan lihat ini,'' Wei WuXian melambaikan tangan, memanggil Lan WangJi agar mendekatinya.
Wei WuXian tengah berdiri di sebuah kandang, mata kelabunya berbinar mengamati binatang kecil berbulu mirip tikus yang tengah berlari di roda putar, beberapa tengah bergelung di sudut berdiam diri beberapa tampak berjalan - jalan dengan hidung bergerak - gerak lucu.
"Kau suka?'' Dengan wajah datarnya Lan WangJi mengamati sekumpulan hamster dalam kandang itu.
"Hum,'' Wei WuXian mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari kumpulan hamster dalam kandang.
"Ingin beli,?''
Dengan cepat Wei WuXian menggeleng membuat Lan WangJi sedikit heran.
"Jie jie takut dengan tikus aku khawatir membuatnya tidak nyaman,''
Lan WangJi mengamati hamster dalam kandang itu dan berujar ''Itu bukan tikus''.
"Aku tahu,'' Wei WuXian mengedikkan bahu ''tapi mirip kan, Jie jie akan tetap takut,'' lanjutnya.
"Lalu kau ingin apa?''
Lan WangJi mengamati seluruh ruangan toko, melihat ada hewan apa saja yang dijual disana. Sudut matanya sedikit melembut saat tidak sengaja melihat kandang kelinci dengan beberapa ekor hewan bertelinga panjang itu di dalamnya. Lan WangJi membuka mulut, ingin bertanya lagi pada Wei WuXian.
Belum sempat Wei WuXian menjawab pertanyaan sebelumya, terdengar suara gonggongan anjing di dalam toko itu. Lan WangJi menangkap jika tubuh Wei WuXian menegang. Punggungnya lurus tegak dengan kedua tangan mencengkeram tali ransel yang tersampir di pundaknya. Pandangannya lurus ke depan seolah tidak berani menengok ke belakang.
Lan WangJi menoleh ke arah suara dimana seekor anjing tampak duduk dengan mengibaskan ekornya tidak jauh dari mereka berdua berdiri. Anjing berwarna coklat itu duduk sambil menjulurkan lidahnya yang basah kemerahan. Gigi taringnya menyembul dari sela giginya. Anjing itu tidak terlihat galak, mungkin milik orang yang punya toko ini dan hewan itu mungkin juga sedang menyapa mereka, tapi Lan WangJi menarik kesimpulan jika Wei WuXian sepertinya tidak menyukai anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul that Wanders in Time
CasualeWei WuXian baru menyadari bahwa jiwanya tidak sepenuhnya lengkap tanpa kehadiran Lan WangJi di hidupnya. Disc: MDZS by MXTX