Gaby membuka pintu kamarnya dan melemparkan makanan ringan ke pangkuan Rainne. Namun, gadis itu tidak memedulikan dan sibuk cengar-cengir seperti seorang idiot sambil terus memainkan ponselnya.
"Tumben lo betah di rumah gue," kata Gaby.
"Gue lagi males menghirup udara yang sama kayak Fanya."
Mendekat, Gaby melihat layar ponsel Rainne menampilkan dekorasi-dekorasi sebuah pesta pernikahan. Gadis itu mengerutkan kening heran.
"Ngapain lo? Mau jadi WO?"
"Duh please deh, gue lagi nyari tema pernikahan yang bagus buat gue sama Angkasa nanti."
Gaby langsung memundurkan wajahnya geli, ia meraih bantal dan memukulkan itu pada kepala Rainne berharap sahabatnya itu segera sadar dari ketidakwarasanya.
"Udah gila lo ya?!"
"Hehe," sahut Rainne tanpa dosa.
Tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan pada sahabatnya ini yang amat sangat terobsesi pada sosok Angkasa. Gaby benar-benar angkat tangan dan tidak mau tahu lagi. Lama-lama ia ngeri ketularan gila seperti Rainne.
"Lo cuma nonton, bukan mau dilamar," kata Gaby tidak habis pikir pada tingkah Rainne.
"Lo enggak tahu sih Gab, gue sama Angkasa ini lagi mulai menapaki jalan menuju hubungan serius. Dari kemaren-kemaren dia udah ngasih lampu ijo kalau dia nerima perasaan gue, dan gue yakin itu anak udah balik jatuh cinta sama gue. Ini kita lagi tahap PDKT jadi lo tunggu aja bentar lagi juga pasti jadian kok kita."
"Bodo amat gue enggak mau ikutan ya kalau lo tiba-tiba diseret ke RSJ karena keseringan halu enggak jelas."
Gaby menjatuhkan dirinya di tempat tidur lalu meraih ponsel, tampangnya mendadak terlihat tidak mood saat menatap layar ponselnya. Rainne yang sekilas melihat perubahan tampang Gaby itu lantas tersenyum jahil.
"Jangan gitu dong, Gab. Gue tahu sebenernya lo iri karena hubungan gue sama Angkasa bentar lagi resmi. Sabar ya, makanya cari cowok lain. Daripada ngarepin si Riga, makan ati mulu—"
Kalimat Rainne terhenti saat Gaby melemparkan bantal lagi padanya. Gadis itu tertawa setan sebab bisa membuat Gaby semakin kesal karena mengungkit-ungkit perihal Riga yang semakin tidak jelas juntrungannya.
Di sela tawanya, alaram ponselnya pun berbunyi. Membuat Rainne semakin senang karena sebentar lagi ia akan pergi nonton bersama Angkasa. Gadis itu dengan segera bangkit dari posisi duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Tidak lupa sambil bersenandung riang menyindir Gaby.
"Kuajak kau melayang tinggi, dan kuhempaskan ke bumi."
"Berisik lo kunti!" teriak Gaby sambil melemparkan boneka berbentuk telur pada Rainne, tapi gadis itu dengan cepat berkelit dan masuk ke dalam kamar mandi.
Rainne baru menghentikan tawanya saat ia sudah masuk ke kamar mandi. Sambil bersandar pada pintu, gadis itu mengirimkan pesan pada Angkasa.
Angkasayang
Angkasa jam 7 ya
Aku tunggu di sana 😘😍👰🏻Y
Setelah mendapat balasan itu, senyum Rainne semakin melebar dan ia pun segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ngedate dengan Angkasa.
Sekitar pukul tujuh lewat sepuluh menit, Rainne menginjakkan kakinya di bioskop dimana ia janjian dengan Angkasa. Dengan kekuatan cinta, ia bisa langsung menemukan sosok Angkasa diantara orang-orang yang ada di sana. Sambil tersenyum sangat lebar, ia menghampiri lelaki itu dan langsung mengaitkan lengannya pada lengan Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anonymous
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Seorang pernah bilang padanya, kehidupan itu selalu berputar. Tidak melulu di atas, juga tidak melulu di bawah. Hidup juga tidak hanya soal kesedihan, ada juga porsi berisi kebahagiaan di sana. Selama ini, Rainn...