Rainne terbangun dengan kepala sedikit pening karena semalam ia menangis sampai ketiduran. Sambil mengerang, gadis itu meraba-raba tempat tidurnya mencari ponsel.
Ia mendesah pelan saat melihat ponselnya mati total. Segera ia bangkit dari tempat tidur untuk mengisi daya ponsel.
"Ih lama banget sih," keluh Rainne pada ponselnya. Ia sudah tidak sabar untuk menghubungi sosok yang menemaninya menangis.
Semalam, ia ingat jika menangis sampai ketiduran dan sosok dibalik akun blafckhole itu menemaninya lewat telfon. Rainne bahkan tidak berbicara, ia hanya terus menangis dan sosok itu juga diam mendengarkan tangisnya sambil sesekali melontarkan kalimat penenang. Tersenyum, Rainne dibuat senang saat menyadari jika sosok itu begitu peduli padanya.
Saat ponselnya sudah menyala, notifikasinya langsung ramai. Rainne tidak terlalu peduli pada notifikasi dari orang lain, ia langsung membuka pesan dari sosok yang menemaninya semalaman.
Messier 87
Sleep well, Naomi.
Semoga pas lo bangun besok, lo udah baik-baik aja.
Langsung kabarin gue kalau lo udah bisa ketawa lagi.Senyum Rainne semakin melebar saja. Jari lentiknya bergerak di atas layar ponsel dan segera mengetikkan balasan.
Messieeeeeer
Makasih ya udah nemenin gue nangis semalem
Gue udah gpp 😊Tidak langsung ada balasan, tidak ada tanda-tanda juga jika orang itu tengah online. Rainne meletakan ponselnya di meja. Masih dengan senyum lebar, gadis itu meregangkan lagi badanya dan berjalan menuju cermin. Mood-nya sudah sangat bagus pagi ini. Semua kesedihannya atas sikap mama sudah ia tumpahkan semuanya semalaman dan sekarang ia merasa sedikit lebih baik. Rainne tidak mau terlalu memikirkan hal menyesakan seperti itu. Benar-benar melelahkan.
"Yaampun kayak gembel banget ya," gumamnya saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Matanya bengkak, rambut pun acak-acakan seperti singa. Benar-benar jauh dari predikat cewek paling cantik seangkatan di SMA Epsilon.
"Eh tunggu!" seru Rainne pada bayangannya di cermin. Gadis itu menatapi pakain yang dikenakan olehnya. Baru sadar jika dirinya semalam tidak sempat berganti pakaian hingga membuatnya tidur mengenakan hoodie milik Angkasa.
"Wah! Demi apa dong gue tidur sama Angkasa! Eh pake hoodie-nya Angkasa! Omg! Masih enggak percaya nih gue, kayak mimpi tau enggak sih? Seharian kemarin gue pake hoodie Angkasa bahkan sampe tidur. Pantesan ya, tidur gue nyenyak banget soalnya berasa dipeluk sama dia. Aduh jadi malu, mana wanginya enggak ilang-ilang lagi," oceh Rainne pada bayangannya di cermin dan mulai mengendus-endus hoodie yang ia kenakan.
Setelah merasa cukup dengan adegan tidak warasnya di depan cermin, gadis itu dengan ceria berjongkok di depan akuarium kecil dan menyapa ikan-ikan peliharaanya.
"Pagi, Kiwi. Pagi, Lechi," sapa Rainne sambil tersenyum lebar. Tangannya bergerak untuk mengetuk-ngetuk akuarium hingga kedua ikan di dalam sana mulai bergerak-gerak rusuh.
"Kalian laper, ya? Nih aku kasih sarapan," ujarnya sambil meraih makanan ikan lalu ia tuangkan ke dalam akuarium.
Kiwi dan Lechi menyantap dengan semangat butiran-butiran pelet yang mengambang di air, Rianne tertawa kecil melihat itu. Ia kesenengan sendiri.
"Makan yang banyak ya kalian, biar sehat, biar terus hidup, biar aku enggak kesepian dan sendirian lagi," gumamnya.
Rainne menopang satu dagunya sambil terus memerhatikan kedua ikan di dalam akuarium itu. Memerhatikan hingga berbicara dengan Kiwi dan Lechi menjadi salah satu kegiatan mengusir sepi yang sering dilakukan Rainne akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anonymous
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Seorang pernah bilang padanya, kehidupan itu selalu berputar. Tidak melulu di atas, juga tidak melulu di bawah. Hidup juga tidak hanya soal kesedihan, ada juga porsi berisi kebahagiaan di sana. Selama ini, Rainn...