"Jadi?" tanya Rainne diambang pintu kamar Gaby sambil bersidekap dan tampang ditekuk sebal.
"Gue ada hot gosip ini beneran hot banget!" cerocos Gaby sambil sibuk dengan leptopnya entah sedang melakukan apa.
Rainne mendesah kesal, ia kira ada hal penting apa sampai Gaby memanggilnya ke sini dan mengatakan urgent. Kekhawatirannya sangat sia-sia.
"Asli Gab kalau cuma gosip kenapa enggak dichat aja sih? Gue sampe kaget tau enggak takut lo kenapa-kenapa!" omel Rainne. Tangannya gemas ingin mencengkram wajah Gaby.
"Ini hot gosip Naomi! Enggak seru kalau lewat chat. Sumpah lo pasti keget tau ini deh, ini soal saingan lo aka adek tiri lo. Sini makanya liat sendiri."
Dengan ogah-ogahan Rainne melangkahkan kakinya mendekati Gaby. Tidak begitu tertarik juga dengan topik pembicaraan mengenai Fanya, mood-nya sudah jelek dengan hanya mengingat nama itu dan rasanya tidak perlu ditambah-tambahi.
"JEJEEEEEENG!" teriak Gaby sambil menujukan sebuah foto di layar leptopnya.
"Apaan sih?" tanya Rainne heran.
"Dih kok apaan sih? Ini foto si Fanya waktu kelas 1 SMP anjir! Kaget 'kan? Dulu dia item dekil gendut jerawatan jelek gitu kok sekarang bisa kurus banget terus putih, gila jauh banget anjir gue enggak percaya."
"Hah? Masa iya itu Fanya? Lo tahu dari mana? Jangan ngada-ngada deh, Gab."
"Nih ya, gue ceritain kronologinya kenapa gue bisa nemuin foto ini. Jadi, si Alda, adek sepupu gue yang anak SMA Gelora nge-screenshot foto si Fanya yang dipost di akun epsiloncantik, dia tanya-tanya ke gue soal si Fanya itu. Terus, dia ngasih tahu gue kalau dia dulu satu kelas di SMP sama Fanya, dia ngasih tahu dulu si Fanya enggak secakep itu malah sering diledekin monster sama anak-anak cowok. Dia ngirimin foto-foto kelasnya dan ada banyak banget foto aib si Fanya, sumpah gue kaget anjir."
"Bisa beda banget gitu ya," gumam Rainne datar.
"Dia oplas kali ya? Sedot lemak juga terus pasang susuk!" Gaby sangat berapi-api.
"Gila kali lo."
"Asli, kalau pun enggak pake cara instan gitu, dia pasti diet ketat biar bisa sekurus itu. Gue yakin perawatan mukanya juga sadis sih. Lo perhatiin aja itu mukanya glowing-glowing khas perawatan mahal. Gila, dia pasti mati-matian biar jadi kayak sekarang, tapi sayangnya masih kalah cantik dari lo."
"Hmm, ya bagus dong kalau gitu. Puberty bikin dia glow up dengan sukses."
Gaby menoleh pada Rainne dengan tampang heran. Rainne malah duduk di sisi tempat tidur Gaby sambil makan cookies yang entah didapat dari mana. Sungguh, reaksi Rainne itu sangat membosankan. Ia kira Rainne akan kaget dan senang karena sudah menemukan aib dari orang yang tidak disukainya, tapi cewek itu malah terlihat biasa saja. Padahal, penemuan Gaby kali ini benar-benar spektakuler.
"Dih kok lo enggak asik banget sih?"
Rainne masih terus mengunyah cookies pemberian dari tante Devina. Ia menatap Gaby dengan heran.
"Gue kenapa?" tanyanya bingung.
"Masa lo enggak ada perasaan seneng sama sekali karena udah bisa nemuin aib cewek itu?"
"Kenapa gue harus seneng sih?"
"Sumpah deh Naomi lo goblok banget. Lo itu udah nemuin aib seseorang. Lo tahu kan aib yang dimiliki seseorang kalau sampe kesebar bakal gimana? Lo bisa manfaatin ini buat bikin Fanya jauh sama Angkasa! Lo ancem si Fanya kek mau sebarin aibnya, atau lo sebarin langsung biar dia malu dan enggak berani deketin Angkasa lagi, sekalian biar si Angkasa ilfeel sama itu cewek nyebelin yang muka dua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anonymous
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [COMPLETED] Seorang pernah bilang padanya, kehidupan itu selalu berputar. Tidak melulu di atas, juga tidak melulu di bawah. Hidup juga tidak hanya soal kesedihan, ada juga porsi berisi kebahagiaan di sana. Selama ini, Rainn...