Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Keesokan harinya, pagi banget sekitar jam setengah delapan, Jeff pulang ke rumahnya. Rumah keluarganya.
Sebagai anak tunggal, jelas Jeff masih aja suka dikhawatirin, padahal badan udah sebongsor itu. Kadang Jeff suka kasihan sendiri sama mamanya yang sering ngingetin dia buat gak nakal dan jaga pergaulan.
Kenapa mamanya se-innocent itu mikir bahwa Jeff anak baik dan gak neko-neko? Harusnya mama Jeff ngingetin temen-temen Jeff aja biar gak salah pergaulan dan jauh-jauh dari dia, soalnya Jeff adalah biang keroknya.
"Oh, ini anak mama yang petanya dicuri sama Swiper? Sampai-sampai lupa jalan pulang ke rumah." kata mamanya ketika membuka pintu dan menemukan putra kesayangannya disana dengan wajah sok imut.
Jeff memberi mamanya kecupan di pipi sebelum masuk ke rumah. "Urusan kampus lagi sibuk-sibuknya, Ma. Capeklah kalau bolak-balik pulang ke rumah."
"Urusan kampus apa urusan cewek?"
"Dua-duanya," Jeff nyengir. "Enggak, ding. Tugas beneran. Papa mana?"
"Masih tidur."
"Dih, jam segini?"
Padahal papanya dengan Jeff sendiri adalah foto kopian. Dari segi fisik sampai karakter dan semua kebiasaannya gak ada yang beda. Cuman jelas papanya lebih dewasa dan kelihatan aura sugar daddy.
Mama bergerak ke dapur untuk membuatkan susu cokelat panas untuk Jeff. "Iya."
Cowok itu sendiri memilih menggeletakkan tasnya di lantai lalu melompat ke sofa ruang tengah, tiduran di sana.
"Kamu umur berapa sih, Jeff?" tanya mamanya tiba-tiba bikin Jeff langsung mengernyit bingung.
"21."
"Hm, masih kecil."
"Hah?"
"Kamu udah punya pacar?"
"Be...lum?" jawabnya gak yakin.
"Bener?"
"Belum, Ma."
"Tapi kata Deril kamu ada tuh ngedeketin cewek beda gedung fakultas."
"Hm.." Jeff bergumam. "Iya, sih, emang ada. Tapi belum pacaran."
"Kenapa? Kamunya belum yakin?"
"Dianya yang belum mau."
Mamanya yang sedang menaruh gelas di depan Jeff langsung menghentikan gerakan. "Ada, ya, yang gak mau sama kamu?"
Bibir bawah Jeff jadi maju, cemberut. "Ya, kan, Ma? Aku juga bingung."