Hampir Saja

6.2K 448 10
                                    

Terima kasih readers

~~Happy reading~~~

Jangan lupa, Alqur'an lebih dulu di baca ya, baru buka wattpadnya.

Suara sepatu pantofel bergema begitu keras dari langkah seorang lelaki bernama Sadam Alzad Winata dilorong rumah sakit Sahid. Bagaimana tidak, saat dirinya mengisi seminar di rumah sakit dengan membawa keponakannya dan terlepas dari pantauan baby sitter yang ia percaya untuk menjaga ponakan laki-laki berusia 2,6th.

Padahal baru saja keponakannya itu menginjakkan kaki nya di jakarta pertama kali. Kini, semua di buat panik atas hilangnya anak itu.

termasuk wanita yang menggunakan cadar tak henti-henti mengucapkan do'a, takut putra semata wayangnya hilang diculik. Anggaplah dia terlalu parno karena sering melihat berita di tv tentang begitu banyaknya penculikan anak balita.

"Kak, kok bisa sampai hilang. Kak Adam jagain dengan bener kan!! Aku sudah berulang kali mengakatakan sama kakak, untuk tidak membawa kami kesini. Sekarang apa hasilnya? saat ini putraku hilang kak."

" Ai, Maafin Kakak, Kakak bisa cari lagi, ya. Kamu tunggu disini, biar Kaka dan Ina yang mencari. Kakak yakin Rasyid tidak jauh dari sini. Percaya sama Kakak, Ai." Adam berbicara sambil sedikit berbisik, karena tidak ingin membuat kegaduhan lebih banyak lagi.

" Ai, ikut. Gak mungkin Ai, berdiri tenang, ketika Rasyid belum di temukan. Gak mungkin Ai, berdiam diri , Kak."

"Ina, terakhir kali posisi kamu dimana? Mbak sudah bilang sama kamu, Rasyid itu anak yang aktif sekali. Saat kita menandatangi perjanjian pagi tadi, kamu menyanggupi apa yang telah kita sepakati bersama."

"Mbak, Maaf. Ini benar-benar di luar kuasa saya. Maaf sekali lagi. Karena saya membuat kesalahan yang begitu fatal di hari pertama kali saya bekerja. Saya akan bertanggungjawab penuh atas hilangnya Rasyid." Ucap Ina.

"Posisi kamu dimana saat itu?"

"Di toilet dekat dengan Kantin, Mbak, karena saya tadi gak tahan sakit perut ingin buang air besar. Saya bilanh sama Rasyid. Untuk tunggu sebentar di pintu tempat saya, saya juga masih berbicara dengan Rasyid, entah gimana setelah saya bertanya lagi tidak ada jawaban, saya langsung membersihkan diri dan mencari Rasyid. Namun, sampai sekarang tidak ketemu, Mbak."

Aila berlalu dari hadapan Adam dan Ina. Memang Rasyid anak yang aktif dan mudah bergaul dengan banyak orang, ketika dikampung Rasyid menjadi kesayangan para tetangga, karena wajahnya yang tampan, berkulit putih bersih gak pualam, dengan bola mata berwarna cokelat keabuan, yang sangat jarang sekali dimiliki oleh orang indonesia yang lebih dominan ke hitam.

Aila terus berjalan mengelilingi setiap tempat yang kemungkinan besar bisa di datangi putranya.

Tak lupa juga, Aila berkunjung ke taman yang terletak cukup jauh dari
berdetak cepat ketika dari kejauhan melihat dua orang dari masalalunya.

Langkah kakinya terhenti, lalu mundur perlahan. Tidak untuk saat ini, Aila tidak ingin mereka tau tentamg keberadaannya. Aila langsung mengambil ponsel dari sakunya dna mengabari Kakaknya.

"Kak, aku tau posisi Rasyid sekarang. Tolong Kakak, datang ke cafetaria bersebelahan dengan kantin rumah sakit. Setelah itu, bawa Rasyid pulang, aku tunggu dirumah."

"Baiklah kaka akan segera kesana. Kakak mohon maaf ya." tak enak hati, Adam merasakan kesedihan saat mendengar suara adiknya.

"Ya, aku maafin kali ini, tapi tidak dengan selanjutnya. Aku tidak ingin anak ku celaka." Aila langsung menutup sambungan teleponnya.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang