Akhir Kisah (5)

8.6K 304 59
                                    

Jazakumullah khayron atas segala apresiasi readers yang telah membaca  cerita pertama author

Dan tidak lupa pula kelanjutan cerita ini di let's end.

Jangan lupa bantu vote untuk cerita
don't leave me
Hijrah dan air mata

Author agak sedih di cerita lain sepi pengunjungnya  😢😢😢 don't leave me salah satu jawaban dari cerita ini.

Ramaikan yuukk jangan lupa follow akun author yaa.  😁😁

Typo bertebaran.

Vote+coment=follow.

~Lidwinsetya~

Biarlah waktu yang menentukan kemana akhir kisah kita. Aku tak mungkin lagi memaksamu untuk menetap dan menghalangi kebahagiaan mu. Walau nyatanya sebagian hatiku sakit ketika mendengar semua keputusanmu. Tapi..... kamu memang unik, sweatheart.

(Arman)

Salahku mungkin terlalu banyak hingga menorehkan luka yang telah lama membekas. Namun aku terus berusaha untuk memperbaiki walau nantinya kamu tak memilihku. Aku tetap akan terus memperbaiki diri hingga pantas berada di dekatmu.

(Zain)

Maaf untuk semua rasa yang ada pada diri kalian. Nyatanya aku tetap tidak bisa memilih antara kamu dan dia.  Aku tak bisa memaksakan sebagian hati untuk menerima hati yang lain. Maaf, aku tak bisa. Tak bisa jika tak memilih diantara kalian.

(Aila)

Menepati janji untuk bertemu seseorang namun kali ini ia memutuskan untuk mengajak  putranya, walau awalnya penuh dengan drama dan perselisihan, pada akhirnya Rasyid tetap ikut.

Di sini lah mereka berada di rumah sakit, tempat Zahwa di rawat. Arman baru sampai ke rumah sakit setelah menelpon Aila untuk menemani putrinya.

"Mas, dari mana saja? Kenapa tidak menelpon ku, selama enam hari kamu menghilang tanpa jejak."

"Kenapa? Kamu rindu ya sama aku, Hmmmmm. Ciyeeeee...ciyeeeee ada yang rindu tapi gak mau ngaku" Arman menaik turunkan alisnya.

"Haaah, enggak kok. Aku cuma tanya aja. biasanya ponsel ku selalu berdering. Enam hari lalu sunyi." sanggah Aila

"Katakan saja kamu rindu sama mas, Ai. Gitu aja pakai alasan. Ciyeee gak ngaku nih! Ai,  Mengapa tak seperti cintaku  padamu yang tak memiliki alasan."

"Maaf"

"Berapa kali kamu harus mengucap maaf?  Setiap kita bertemu kamu selalu mengucap kata yang sama. Sekali lagi kamu ucap kata maaf, bisa dipastikan mas langsung ke KUA ngajak kamu nikah. Terserah kamu mau atau tidak."

"Maaf" aila langsung membekap mulutnya.

"Tuhkan, maaf lagi. Jika sudah halal mas langsung cium kamu saat ini juga Ai. Sayangnya jarak ini yang menghalangi mas untuk menyentuh mu."

"Zahwa kenapa bisa demam mas! Eh, Mimi kemana?" Aila mengalihkan pembicaraan. Entahlah berdekatan dengan Arman membuat hatinya berbunga namun bersamaan dengan  sebagian  hati yang lain.

"Saat mas sampai sini,  Mimi izin ke kantin. Demam biasa  Ai, mungkin Zahwa lelah menunggu seseorang yang sampai saat ini tidak menjawab khitbah  Bubu nya. Sekarang panggilan nya beda lagi Ai, Zahwa lebih senang panggil mas Bubu, lucu ya, anak-anak. Apalagi nanti anak-anak kita kumpul disini Ai. Pasti ramai banget. Mas suka kalau kita punya banyak anak"

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang