Bantu vote dan intip ya gaeeessssssIntip juga ceritaku "SORRY I DIDN'T CHOOSE YOU"
Pov Aila
Mungkin jalan ini memang cukup terjal untuk ku lalui, harus ku remas kembali hatiku agar tetap bertahan dan membiarkan orang lain bahagia. Walau sejujurnya terasa perih,tapi tak mengapa, ku meyakinkan diri menganggap ini hanya sementara dan suatu saat pasti akan berlalu.
Berada di negara yang jauh dari hiruk pikuk keramaian, aku memulainya bersama sahabatku yang ku kenal melalui sosial medianya. Entah mengapa aku langsung klik dan percaya bahwa syifa orang yang baik.
Ya, sahabatku bernama Syifa yang menetap di Swiss.
"Ai, are you okey?"
"Baik, Syif. Don't worry about me, don't keep repeating the same sentence every day. you're not really tired! ask the same thing. Hehehehe"
"Heeeeeyyyy... I will always worry about you Ai, always will be and will always be the same. I will always say this. trust me." Syifa menggenggam tangan Aila. Mereka berdua terdiam lalu berhambur saling memeluk dan menguatkan.
" Aku jadi terharu, dapat mengenalmu menjadi hadiah istimewa yang aku punya saat ini"
"Ai, bagaimana perasaanmu terhadap Daddy? Masih adakah rasa marah? Atau kamu kecewa?. Yakinlah semua akan baik-baik saja." sedikit banyak Syifa tau bagaimana perjalanan Aila hingga terdampar di negara tempatnya tinggal. Syifa memang telah berkeluarga suami Syifa bekerja di kedutaan besar.
"Boleh peluk lagi!" Aila merentangkan tangannya
" Sure, Ai"
"Amma, kok dali tadi Lasyid liat peluk-peluk telus sih sama onty Syif, Lasyid juga mau dipeluk. Gak ada yang mau peluk Lasyid nih." Ucap Rasyid sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Oh ya Lasyid mau dipeluk sama Onty!" Rasyid mengangguk mengiyakan
"Tentu, come here son. kalau Onty minta sesuatu dari kamu boleh? "
"Tentu boleh Onty"
"Kalau gitu belajar huruf R dari sekarang, biar jadi ponakan yang gak cadel, hahahahah" ledeknya
"Ih, Amma, Onty jahat banget, ini bentuk bully Amma. " Aila dan Syifa saling menatap tak lama mereka tertawa bersama.
"Katanya mau peluk? Sini dong" Syifa sudah merentangkan tangannya ingin memeluk bocah cadel
Aah entah apa yang harus ku jawab kali ini, Syifa selalu saja menanyakan keadaanku hampir setiap jam. Tidak pernah puas, Syifa akan terus selalu bertanya dengan kalimat yang sama. Mungkin dalam sehari Syifa terus mengulang sampai puluhan kali.
Syifa pula yang selalu ada disaat aku kehabisan kata untuk menjawab pertanyaan Rasyid. Ketika aku mulai terpojok dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut Syifa harusnya ditanyakan orang dewasa.
Tak terasa sudah beberapa bulan berlalu semenjak kepergianku kala itu. Sengaja aku tidak meninggalkan pesan apapun untuk orang- orang terdekat ku, baik Mica,Tina dan Ecca. termasuk media sosialku yang memang sengaja di non aktifkan untuk sementara waktu.
Hanya sosial media Rasyid yang ku titipkan pada Ina dan masih aktif sampai saat ini. Ina tidak ku perkenankan mengupload foto selama kami di Swiss, selain foto kebersamaan saat kami liburan di kepulauan seribu. Begitu banyak komentar hingga beberapa netizen menyadari bahwa bukan aku yang mengupload foto itu. Hmmmmm ternyata neti +62 memang sangat paham betul yaa sampai bentuk tulisan saja mereka hafal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepasmu 1 (TAMAT)
Short StoryMelepasmu adalah hal terberat bukan hanya hatiku yang terluka, akan ada dia yang tak kamu ketahui kehadirannya Dilarang copas dalam bentuk apapun... Rank 2# pengorbanan 29agustus2021 Rank 2#patah 28agustus2021 Rank 1#luka 3 september 2021 Rank 1#p...