terbongkar (2)

3.9K 243 22
                                    

Jangan lupa vote yaa

~Lidwinsetya~

"Zain bisa kita bicara sebentar! "

Zain terus melangkah keruangan dimana tempat dokter Prita praktek. Ia tidak menghiraukan permintaan Adib, rasanya semua ini ada sangkut pautnya dengan seorang Adib.

"Dokter Prita, sebenarnya apa yang terjadi." ketika Zain telah sampai dipintu ruang kerja dokter kandungan itu. Tanpa duduk terlebih dulu, Zain sudah memberondong dokter kandungan itu dengan sebuah pertanyaan. Aah masa bodo dengan sopan santun hari ini emosinya seperti di aduk-aduk.

'Akhirnya muncul juga nih brandalan' dalam hati Prita mengoceh.

lalu doktèr kandungan itu melihat sekilas dengan senyum meremehkan"Saya sebagai penanggung jawab pasien sekaligus istri anda. Kami akan melakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan nyawa istri dan putri anda tolong untuk saat ini jangan bertanya tentang hal apapun. Semakin cepat anda menandatangani surat pernyataan ini semakin cepat pasien mendapatkan penanganan, itu jauh lebih baik." ucapnya to the poin tegas

Tanpa ragu Zain mengambil kertas itu dan sedikit menarik paksa, namun sebelum menandatangani Zain menatap tajam ke arah dokter obgyn itu. "Awas jika anda berbuat macam-macam dengan istri dan anak saya. Saya tunggu penjelasan dokter Prita setelah operasi. Jangan sampai saya tidak mendapatkan jawaban apapun setelah ini" akhirnya Zain menandatangani surat itu tanpa membacanya lagi.

Prita mengangguk dan tersenyum tak lupa juga ia mengatakan kalimat yang membuat Zain terdiam tanpa kata " Saya kira anda suami yang tidak berprikemanusiaan, tapi melihat anda menandatangani surat ini saya  yakin anda sangat mencintai istri anda. Permisi selamat siang pak Zain." tak lupa ia menekan nama itu.

Seolah terbius kalimat dokter Prita. Zain masih diam berdiri tak bergeming memegang kembali jantungnya, detaknya biasa saja. Apa mungkin  rasa cintanya untuk Naila  telah hilang? Zain bergumam " Ada apa denganku kenapa ini biasa saja."

"Zain."

Aah dia lagi, ada apa sih sering banget ganggu lagi situasi seperti ini.

"Ada apa? Anda ingin bicara apa?"

Adib nampak menunduk. Lalu ia menatap manik mata Zain yang terlihat penuh  kilatan kebencian.
" Bisa kita bicara di taman"

"Ya,  setelah saya mengabari adik dan orang tua saya." belum sempat menghubungi ternyata Sera sudah datang.

"Kak, ngapain disini bukannya temani Naila kok malah disini. Om, tolong ya, jangan membuat semua semakin gaduh." ucapnya sarkas.

Zain mengerutkan dahinya sampai matanya menyipit. "Maksud kamu apa, Ra? "

"Belum saatnya...." belum selesai Sera berucap adib langsung memotong

"Saya kira ini saatnya Zain tahu."

"Dasar egois. Belum cukup anda menyakiti banyak hati anak-anak anda. Lalu sekarang  disaat putri anda berada di ruang operasi  bertaruh  hidup dan mati. Anda masih memikirkan bagaimana  caranya supaya anda di terima. Gila anda."

"Seraaa... Jangan ikut campur urusan kakak, kali ini saja, Ra. Kakak pusing." sambil memijit kepalanya yang serasa mau pecah.

" Ya sudah, urus saja urusan kalian biar aku yang menunggu di depan pintu ruang operasi."

Baru saja Sera melangkah, Zain mengucapkan kalimat"Terima kasih, Ra" Duh meleleh hati Sera, baru kali ini kakaknya itu mengucap kata yang mahal banget.

Sejujurnya Zain penasaran, begitu banyak hal yang terjadi. Namun, dia sama sekali tidak tahu sebenarnya ada apa dengan orang-orang di sekitarnya. Begitu banyak rahasia sampai ia tidak bisa membedakan mana kebenaran dan kebohongan.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang