Berdamai ???

3.9K 286 74
                                    

Mau publish 2 part hari ini.

~Happy reading~

~Lidwinsetya~

"lembutmu mampu meredakan  gundah
Hadirmu mampu menenangkan rasa
Hangatmu mampu membius diri"

~Naila Putriani~

Gazala Nisa Albagaz, nama yang di berikan oleh Zain untuk putrinya. Nama yang memiliki arti  wanita kuat dengan gelar keluarga Albagaz, harapan yang Zain inginkan pada putrinya itu, agar kelak tidak seperti dirinya dan Naila.

     Zain  bukanlah manusia sempurna dan bukan pula lelaki casanova yang sering disebut dalam tulisan novel dewasa. Zain adalah laki-laki yang memiliki pesona luar biasa namun cintanya hanya untuk istri dan mantan istrinya saja.

     Zain tidak pernah tahu bagaimana perasaan itu tumbuh secara tiba-tiba. Padahal Zain berharap bahwa hatinya hanya untuk Naila seorang.

    Zain tipe lelaki setia pada satu wanita, bertemu dengan Naila membuat hatinya membunçah. Dulu, ya, itu dulu sebelum semua menjadi berantakan akibat keegoisan hatinya yang ingin mempertahankan cinta nya pada Naila.

     Malam telah beranjak  dari peraduannya, semalaman Zain t menunggu diruang rawat inap tempat keberadaan Naila, setelah Zain melihat putrinya diruang rawat bayi yang berbeda lorong dari tempatnya saat ini.

     Zain memijat pelipisnya, pusing yang mendera ketika pagi menyapa, Zain ingin memastikan sesuatu, hatinya masih saja tidak tenang, akibat pemberitaan tentang dirinya dan Ecca saat itu.

     Zain dan Ecca memang masih memiliki keterkaitan keluarga, di mana Agung Warmañ adalah sepupu dari Mami Merry yang tak lain adalah ibunya. Tak lama ponselnya berdering beberapa kali, sampai membangunkan sosok wanita yang telah berbaring di brankar ruang VVIP tempatnya menunggu Naila. 

"Maaf membangunkanmu, sayang" ucapnya dengann nada bersalah, namun kata sayang yang keluar begitu saja seperti kata yang tidak memiliki  makna. Entahlah, Zain masih saja merasakan kegundahan.

Naila hanya tersenyum  tipis "tidak apa-apa, sayang. " Ucap Naila mengikuti panggilan Zain untuknya, senyumnya tak pernah luntur setelah melahirkan, Naila mencoba menata hatinya yang telah hancur berkeping-keping.

"Sudah lanjut tidur lagi, Mas, mau sholat subuh dimasjid dekat dari sini, tidak lama, setelah selesai sholat mas pasti kembali lagi buat kamu." Zain membelai surai rambut Naila yang panjang nya sepinggang.

    Zain mengucap kedua pipi Naila, sesekali mencium kedua pipi itu secara bergantian. "Maaf" Kata itu lagi yang terucap dari kedua sudut bibirnya.

     Dengan anggukan sang istri, Zain akhirnya  melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat tersebut, menuju Masjid yang posisinya hanya berseberangan dari ruang rawat yang mereka tempati.

     Azan berkumandang saling bersahutan, menandakan subuh datang  dengan sebuah harapan.

      Setelah sholat subuh, Zain tidam langsung balik ke ruang rawat Naila akan tetapi langkahnya menuju tempat dimana Gazala berada, disana alat-alat medis masih menempel di tubuh mungil putrinya. Sesak yang Zain rasakan tidaklah sama seperti sesaknya saat kehilangan Naila saat itu. Saat Zain memutuskan untuk menerima perjodohan antara dia dan Aila.

     Setelah puas memandang putrinya dari balik jendela, seperti biasa Zain meminta bantuan pada perawat yang bertugas pagi ini. Setelah puas Zain memilih menuju kantin. Banyak para keluarga pasien yang mungkin sedang mencari sarapan pagi di kantin ini. Namun Zain mendengar banyak orang yang  berbisik-bisik. Zain mencoba untuk tetap santai, akan tetapi matanya langsung membulat ketika melihat berita gosip yang tersiar di salah satu saluran tv yang berada di kantin itu.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang