Sepenggal Nama

4.1K 328 8
                                    

Setiap hari harus ceki-ceki terus yaa, kecuali sabtu dan minggu.

~~Happy reading~~

"Rasyid Misdaq AlbagaZ putra semata wayang Aila hasil buah pernikahan bersama Zain. Tidak pernah terbersit sedikitpun jika akhir mahligai rumah tangganya harus berakhir karena orang ketiga dan lebih tragis nya lagi Aila tidak mengetahui kehamilannya saat ketika proses perceraian. Kehadiran Rasyid Misdaq Albagaz tidak pernah diketahui oleh Ayah kandungnya."

🍁🍁🍁

"Maaf" pintu dibuka oleh Yazid, lelaki sepuh mantan mertua Aila saat itu yang tak lain adalah Papi-nya Zain dan Sera.

Dengan wajah sedikit bingung, Aila mempertanyakan kedatangan Yazid pada sahabatnya itu."Ra, kamu bisa jelasin ke aku, bagaimana bisa Papi tau kita ada disini" Aila berucap dengan nada kecewa sekaligus penuh penekanan.

"Ai, biar aku yang jelasin."

Aila tidak menjawab, Buru-buru Aila berdiri dan ingin segera pergi dari tempat itu, namun baru dua langkah Sera menahan pergelangan tangannya.

"Ai, biar aku jelasin ke kamu, plizz aku minta waktu kamu sebentar saja, jangan seperti ini Ai, kita bisa bicara baik-baik." Ucap Sera memohon.

Sera ingin menjelaskan semuanya, bagaimanapun Papinya tau tentang masalah ini, Sera tahu Papinya menatap Aila dengan tatapan sendu, ketika adanya penolakan dari menantunya, bukan, lebih tepatnya mantan menantunya. Sera tahu akan kerinduan Papi-nya terhadap Aila dari tatapan sedih bercampur rindu.

"Ai, duduk dulu, supaya kamu tahu bagaimana Papi bisa tahu keberadaan kamu dan Rasyid dan aku pastikan hanya Papi yang tau. Mami dan kakak ku tidak akan kuberikan kesempatan untuk mengetahui keberadaan kalian. Ai, akumohon sebagai sahabat berikan Papi kesempatan untuk bicara dan berikan Papi kesempatan untuk memeluk cucunya." perkataan panjang yang terlontar dari mulut Sera membungkam semua orang yang berada dalam ruangan tersebut.

"Ai, kakak minta kamu tenangkan diri kamu terlebih dulu, biarkan mereka menjelaskan jangan terlalu lama memendam rasa kecewamu. "

"Kak, aku belum siap. Aku terlalu syok akan hal ini. Kak, aku mau kita pulang." air mata Aila turun begitu saja tanpa diminta.

"Boleh Papi tahu nama lengkap Rasyid, nak" Yazid terbata-bata, air mata tertahan di pelupuk mata.

"Rasyid Misdaq Albagaz" hanya itu yang dapat Aila ucapkan.

"Pergilah, jika kamu belum siap untuk bercerita. Maafin Papi pada saat itu tidak membantumu"

Melihat adiknya menangis tersedu Adam dan Mica bergegas memeluk Aila dan langsung mengambil keputusan untuk memberikan waktu yang tepat . Adam berjanji kepada Sera dan Yazid akan menghubunginya ketika Aila sudah siap.

Tina, Ecca keduanya sempat terdiam beberapa saat. Hingga memutuskan untuk tidak membela siapapun. Karena mereka tidak terlibat permasalahan dari keluarga Winata dan Albagaz.

"Om, gak apa-apa kan!" Ecca yang merasa iba dengan om nya itu, haeus bersikap obyektif.

"Om, tidak apa-apa,hanya saja terlalu sakit ketika melihat penolakan Aila saat ini. Dulu kami sangat dekat sekali Ca, kamu tahu kan! Sedekat apa Om dengan Aila."

"Om, maafin Ecca ya, yang gak bisa membantu om, karena Ecca pun juga kaget ketika di pertemukan dengan Aila. Ecca baru tahu hari ini, Om."

"Ra, lu baik-baik aja kan! Lu mau minum apa?" Tina dengan kelemotan nya.

"Lu lihat sendiri kan! Pake mata lu, gimana gue sekarang!gue ngerasa gagal, Tinaaaa"

"Jadi, lu sudah rencanain ini, tanpa sepengetahuan kita? Kenapa lu gak ngobrol dulu sama kita? Kita sahabat Ra, sampai gue di buat kaget sama kemunculan Aila yang dadakan. Ingat Ra, kita berlima, oh gak, kita ber empat,sudah kenal dari kìta masih unyu, lu tega banget sih. Gue kira, cuma gue yang di buat terkejut dengan lu pertemukan kita sama Aila. Tapi, lu juga membuat Aila terkejut dengan kehadiran Om Yazid, bokap Lu" ucap Tina memang ada benarnya.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang