Dia

4.7K 316 8
                                    

Setiap hari bakal update kalau kalian aktif komen dan gak lupa buat follow.

~~Happy reading~~

Setelah sampai di rumahnya, Zain melangkahkan kakinya dengan sangat pelan sekali, banyak pertanyaan yang mengganggu fungsi otaknya hari ini.

Rasa penasaran dengan wanita dibalik niqob itu. Hampir saja Zain mengetahui siapa sebenarnya wanita itu. Jika, Ibu Fatimah tidak memotong pembicaraan Adam di saat ingin menyebutkan nama perempuan setelah mendengar salah satu diantaranya yang bernama Mica. Zain hanya ingin memastikan, siapa dia. Zain yakin itu Aila mantan istrinya.

Rasa ingin mengetahui wanita bercadar itu begitu kuat. Ada rindu yang menggebu untuk mantan istrinya itu, ingin sekali Zain meminta maaf langsung atas perbuatannya dulu.

Di tambah Ucapan adiknya 2 minggu lalu masih terngiang,saat Sera menerima telepon dan menyebut kata aunty,senyuman merekah dari sudut bibir Sera memberikan tanda tanya dihatinya, ditambah hari ini Zain bertemu dengan Rasyid dan wanita yang masih menjadi misteri.

"Mas, mau mandi atau mau langsung istirahat? pasti kamu lelahkan! Karena hampir seharian ini dipanti." pukul 8 malam zain dan Naila tiba di rumahnya

Ingin rasanya Naila mengumpat ketika lagi dan lagi Zain kembali melamun setelah bertemu dengan Rasyid. Hatinya cemburu amarahnya tertahan, perlakuan Zain terhadap Rasyid membuat Naila tidak yakin, jika kehamilannya kali ini akan memberikan kebahagiaan.

Tak ada jawaban dari Zain, tatapan sendu terlihat dari wajah Zain dan Naila tau itu. "Ada apa dengan kamu mas, hingga tak mendengar saat aku mengajak bicara, sejak pertemuan mu dengan Rasyid, aku merasa semakin tidak mengenali mu lagi"ucapnya lirih

Usapan dilengan membuat Zain terkejut. "Ada apa Nai, kok belum mandi. Mau aku temani mandi bersama, hmmmmm? " jawabnya sambil menggoda istrinya

Naila mengangguk "iya, mau mas, sudah lama kita tidak mandi bersama." dengan wajah bersemu merah.

'Apapun akan aku lakukan agar kamu hanya memandangku, walaupun harus terlihat murahan sekalipun' ucap Naila dalam hati. Sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Zain.

Naila di gendong sampai kedalam kamar. Untuk menutupi rasa bersalah, Zain merutuki dirinya sendiri. Mengapa bisa seperti ini, Zain memikirkan wanita lain saat sudah sampai dirumah.

Padahal, Zain sudah berusaha menguatkan hati untuk tidak lagi memikirkan Rasyid dan Aila. Tapi, otaknya tidak bisa di ajak kerjasama dalam perihal melupakan.

Cumbuan ke tubuh Naila kali ini, justru membuat Zain semakin mengingat Aila, senyuman Aila terus menggema di pelupuk matanya. Hingga pelepasan itu, Zain menutup kedua matanya tetap saja Zain membayangkan Aila.

Zain langsung melepaskan diri dan berlalu ke kamar mandi. Zain menyalakan Shower yang mengguyur seluruh tubuhnya. Memukul- mukul kepalanya. Mengapa disaat seperti ini, Zain justru membayangkan tubuh Aila berada dalam dekapannya.

Cukup lama Zain berdiri di hadapan cermin, ingin rasanya Zain merutuki dirinya sendiri. Hal yang dulu tidak pernah Zain lakukan, disaat meminta hak pada Aila. Zain seperti tidaj merasakan apa-apa. Rasa cinta nya hanya untuk Naila. Namun, ketika semua sudah terlepas dari kehidupannya, Zain justru menyesali keindahannya.

♡♡♡♡

Di kediaman Winata seperti biasa makan malam bersama yang begitu hangat, dalam beberapa hari ini. Setelah kehadiran Aila dan Rasyid suasana makan malam terlihat lebih hidup.

Dulu hanya ada denting suara sendok dan garpu yang saling beradu. Kini itu tidak lagi setelah celotehan Rasyid menjadi hal yang paling di tunggu di meja makan.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang