Honest

5.4K 387 15
                                    


Hai, readers jumpa lagi kita.

~~~Happy reading~~~

Jangan lupa ya, Alqur'an yang harus kalian baca setiap hari.

♡♡♡

Braak, pintu terbuka lebar, di sisi pintu ada Mica berdiri sambil sesekali mengambil nafas. Mungkin Mica habis berlari. Peluh keringatnya membanjiri sebagian wajahnya.

"Ai,... Kamu ga apa-apa kan! Rasyid baik-baik aja kan! Aku tau dari Ina, dia telepon aku, Ai, aku khawatir sama kamu. Ini yang aku gak bisa terima jika kamu harus lihat si brengsek itu. Aku khawatir Ai. Please jangan nangis lagi untuk sesuatu yang tidak perlu kamu tangisi, ada Aku, ada kak Adam, ada Mommy dan Daddy, tentunya ada kami yang selalu jagain kamu dan Rasyid."

Kalimat panjang yang terus kluar dari mulut kembaran yang cerewet, membuat Ai tersenyum, walau sedikit, ya hanya sedikit,senyum simpul yang menggambarkan dia sudah membaik.

"Aku, baik-baik aja kok, lihat! Gak ada apa-apa. Tenang, aku bisa kendalikan diriku, gak akan seperti dulu. Selagi ada kalian yang mendampingiku, aku gak akan takut lagi."

"Kamu serius?Kamu gak kenapa-napa? Gak akan aku biarin si brengsek itu deketin kamu. Selama ada aku, aku pastikan dia gak akan bisa menyentuh Rasyid dan kamu." Mica tersulut emosi.

"Tapi, bagaimanapun, Mas Zain tetap ayahnya Rasyid. Princess. Mau di pisahkan seperti apapun mereka pasti akan bertemu juga, jika sudah saatnya nanti."

"Dan, kamu ngizìnin jika si brengsek itu datang dan membawa Rasyid pergi, jauh dari kamu?"

"Mas, Zain tidak akan seperti itu, Princes."

"Ya, terus saja belain bapak gak tau diri. Bapak yang selingkuh, terus ninggalin istrinya. Lebih parahnya lagi, naruh benih yang dia gak tau telah tumbuh di perut kamu."

"Princess sudah ya, jangan sebut Mas, Zain dengan sebutan buruk di hadapan Rasyid. Kamu tahù sendiri, Rasyid itu sangat peka sekali dengan kata-kata baru."

"Bagus dong, justru itu yang aku harapkan, dia membenci ayahnya seumur hidupnya jika itu memang perlu"

"Princess, kamu itu kalau bicara gak pernah mau mengalah. Kakak, malah lagi berpikir gimana caranya untuk menghindar dari si brengsek itu."

"Kakak, juga sama saja dengan ku, manggil dia si brengsek. Oh ya, gimana jadinya teman Kakak, bang Dirga, yang nyamar jadi Kakak, beberapa hari lalu. Bakal ketahuan dong?kalau yang bertemu pertama kali sama si brengsek bukan Kakak."

"Ya, biarin saja. Dibanding Kakak, gak bisa nahan emosi. Enak saja dia megang-megang ponakan Kakak."

" Pantas saja tadi bang Dirga nyerocos terus,ngedumel gak karuan. Malah ngatain Kakak sialan. Hahaha, lagi pula, Kakak sendiri sih yang cari masalah."

Aila menggelengkan kepalanya, pasti akan tetap seperti ini, jika Kakaknya dan kembarannya dipertemukan, tidak akan ada habisnya debat sana sini.

"Ai, sekarang,Kakak serahkan semua sama kamu. Rasyid akan terus Kakak awasi dan kamu jadi tanggung jawab Kakak ketika Daddy tetap tidak mau bicara sama kamu"

"Kak, mungkin gak sih, kalau nanti hidup aku bahagia, seperti kebanyakan orang?"

"Hey, kamu punya kami, Aku dan Kak, Adam akan terus mendukung kamu, sampai kapanpun kita adalah saudara. Tidak akan mungkin bisa di pisahkan. Kakak, yakin kamu akan bahagia nantinya. Banyak yang sayang sama kamu dan Rasyid"

Sejatinya manusia hanya bisa menerima takdir dalam bentuk ujian dan kebahagiaan, tidak serta merta bahwa manusia harus melewati berbagai polemik kehidupan selagi masih hidup didunia. Bukan tanpa sebab, Allah menjadikan kita sebagai hamba pilihan. Diberikan kasih sayang ada yang melalui ujian atau teguran.

Melepasmu 1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang