16. Start

1.8K 166 0
                                    

22 Desember 2017

Rose menciumi pipi gembil Lisa yang semakin menjadi setelah seminggu ini tak pernah beraktifitas apapun selain belajar dari rumah dan makan. Sesekali Rose mengelus pipi Lisa lalu kembali mencium tepat dibibirnya, andai Lisa tak sedang tertidur Rose mungkin tak akan bisa meski hanya sekedar menyentuh tangan sang adik.

"Aigoo kau terlihat sangat menggemaskan Lisa-ya, kecuali ketika kau sedang terjaga dan berinteraksi dengan kami layaknya orang asing" Terdengar sendu dalam kalimat terakhir Rose, buku tebal yang berada di pelukan Lisa dipindahkannya ke meja.

"Begini kau akan lebih nyaman" Rose memposisikan dirinya dan mengangkat kepala Lisa agar bisa tidur di atas pangkuannya.

"Rosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rosi...kau ada di sini?" Jisoo dan Jennie muncul dari balik pintu, niat hati ingin memberikan sedikit cemilan kepada si bungsu yang tengah belajar.

"Hm, aku berniat mengajaknya mengobrol malah keberuntungan besar yang ku dapatkan ehehee" Rose memainkan bibir tebal Lisa dengan lembut, Jisoo dan Jennie tersenyum dan juga duduk di sofa yang masih kosong.

"Hahaha iya, dia menjadi orang yang sangat sangat dewasa dan asing ketika terbangun" Jennie menyahuti, dan mata yang tak lepas pandang dari Lisa.

"Tiga hari lagi dia akan pergi ke dorm resminya dan mulai sibuk mempersiapkan debut" Jisoo melihat tablet yang berisikan semua agenda Lisa kedepannya

"Kau benar benar hebat unni, kau rela membayar mahal manager SevG hanya untuk mengetahui semua jadwal Lisa" Jisoo menampilkan smirk khasnya, tak menanggapi ucapan Rose yang sedang memujinya itu.

"Dengan begini, kita akan lebih mudah mengawasinya bukan" Jennie mengangguk setuju dengan pernyataan Jisoo, Rose pun menyetujui hal tersebut.

"Uhuk uhuk" Lisa terbatuk keras namun tak membuat matanya terbuka, ketiga kakaknya memperhatikan beberapa detik lalu dan segera membangunkan Lisa.

"Lisa-ya bangun lah. Jennie bisa kau ambilkan air hangat" Jisoo berjongkok di depan sofa tempat Lisa tidur dalam pangkuan Rose.

"Lisa hey" Rose menepuk nepuk pelan pipi sang adik, nafas Lisa terdengar seperti orang asma berbunyi ringkih.

"Ehm uhuk uhuk......huft" Lisa bangun dan memposisikan dirinya duduk tegap, tangannya dengan keras mengelus dada yang terasa sedikit sakit.

"Unni panggilkan dokter nde??" Tawar Jisoo, Lisa menggeleng sembari mengatur nafasnya sendiri.

"Saya mungkin tersedak ludah sendiri saat tidur" ucap Lisa sedikit sulit karena batuk yang masih mengiringi.

"Ini minum lah" Lisa menerima gelas dari Jennie, Rose sibuk mengelus punggung sang adik dan kedua saudaranya yang lain hanya menatap khawatir pada si bungsu.

"nan gwaenchanayo, don't worry" Dirasa batuknya sudah cukup tenang meski nafas yang masih terasa sesak, Lisa menyuruh ke dua unni nya untuk duduk nyaman di atas sofa.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang