31. Struggle

1.5K 125 8
                                    

22 Januari 2020

Lisa sudah terbaring dengan beberapa peralatan medis yang menancap pada tubuhnya. Satu keluarga lengkap ada untuk menemaninya berjuang. Mereka memesan 2 kamar VVIP untuk satu bulan ke depan, karena mereka tidak mau melewatkan sedikitpun waktu perjuangan Lisa kali ini. Bahkan satu keluarga rela menghandle pekerjaan dari rumah sakit untuk tidak meninggalkan si bungsu.

"Ck sungguh menggelikan, besok kalian akan merayakan kelulusan jangan memasang wajah seperti itu" Lisa memutar bola matanya jengah menatap kedua sahabat sekolahnya, Somi dan Mina menatap Lisa dengan tatapan menyedihkan tak lupa mata berkaca kaca.

"Kau kurang ajar sekali, tak pernah berkabar bahkan membalas pesan kami dan pulang dalam kondisi seperti ini. Jika tau kau memiliki kelainan aku tidak akan mengijinkan mu untuk mengikuti ajang survival itu" Sungut Somi kesal, namun langkahnya malah mendekatkan diri di samping ranjang Lisa serta meraih tangan yang berbalut dengan infus itu.

"Memang siapa dirimu bisa melarangku"

"Mina bisa kau ambilkan pisau buah di samping mu" Somi mendelik mendengar tanggapan Lisa

"I love you, hehehehe" Ucap Lisa mendengar perintah Somi pada Mina yang berada di samping ranjang Lisa yang lain.

"Lisa-ya" panggil lembut Mina pada akhirnya, membuat Lisa menoleh dan mengangkat kedua alisnya

"London, aku sudah berjuang menyamakan dengan kapasitas otak mu untuk diterima di sana. Oxford bukan kampus sembarangan kau tau" Lirih Mina, mendengar kabar melalui media jika Lisa masuk kerumah sakit karena adanya permasalahan jantung membuatnya takut setengah mati.

Mina dan Somi benar-benar sudah memimpikan untuk berjuang bersama Lisa di tanah kerajaan itu. Belajar bersama, meski berbeda jurusan setidaknya mereka akan setiap hari bertemu bercanda atau membagi duka.

"Kalian ini kenapa? aku hanya akan memperbaiki bagian kecil. Ini tidak parah hmm, tidak sampai mengambil nyawa ku"

"Kali ini aku yang akan memotong ponimu dengan tangan ku sendiri" ucap Mina kesal dengan meraih pisau yang sempat disinggung oleh Somi sebelumnya.

"Potong saja, unni mendukung mu" ucap Jisoo tiba-tiba, dia datang dengan seluruh keluarga yang baru saja menyelesaikan sarapan di kantin rumah sakit. Lisa mempoutkan bibirnya merajuk, dan mencari orang yang kiranya mungkin bisa memberinya pembelaan.

"Tidak akan ada yang membelamu Lisa, kau selalu menyepelekan penyakitmu" Jennie angkat suara dengan tatapan yang akan menghunus siapa saja yang ia lihat. Lisa menunduk takut dan hanya memainkan kedua jarinya, Rose terkekeh melihat Lisa-nya seperti itu.

"Dad mom, kalian istirahat saja di kamar sebelah. Biar Lisa kami yang menjaga" Jisoo menyuruh kedua orang tuanya yang duduk di sofa sambil saling bersandar memperhatikan perdebatan antar ketiga anaknya sedari tadi.

"Kalian juga eonniedeul, beristirahatlah mumpung kami di sini" Mina memberi usulan, terlihat jelas raut kelelehan bercampur khawatir dari keluarga Lisa. Ditambah besok hari H Lisa akan di operasi.

"Titip adik ku nde, jika nakal potong saja poni kesayangannya itu. Atau unggah jidatnya ke media sosial" Ucap Rose beranjak dan mencium kening Lisa terlebih dahulu sebelum kembali keluar dari ruangan Lisa.

Ruang rawat Lisa kembali sepi dengan 3 orang gadis SMA yang sebentar lagi akan lulus, serta sudah resmi menjadi calon mahasiswa baru di Oxford University. Somi mengambil jurusan Art dan Mina yang mengambil jurusan Pendidikan, keduanya berjuang keras untuk itu.

"Ini terlalu hening, aku tidak suka"

"lalu kau ingin apa, ingin aku bernyanyi di depan mu atau mendongengkan sebuah cerita"

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang