20. SeongLi Shipper

1.4K 123 4
                                    

5 Februari 2019

Setahun lebih Lisa menekuni dance hingga sedikit melupakan Math nya, dan sudah sekitar 20 kota di seluruh dunia dia hampiri bersama ke enam member lainnya.

Hari ini adalah hari dia kembali ke dorm setelah melewati hari liburnya untuk tinggal di mansion, masih terbayang jelas wajah para anggota keluarganya yang terlihat jelas tak rela melihat Lisa harus kembali berjauhan.

"Nde eonnie, aku tidak akan melupakan yang bahkan belum 37 menit berlalu" Lisa jengah mendengar suara kakak pertamanya yang mengalunkan kalimat yang sama sedari tadi.

"Suruh siapa tak menjaga pola makan mu, bahkan Seongmin kesayanganmu itu mengatakan kau sudah terlalu kurus Lisa ya" Jisoo mengingatkan akan ucapan Seongmin yang tak sengaja ia dengar saat melakukan vc beberapa minggu lalu.

"Nde nde, aku sudah sampai dorm unni anyeong" Lisa memutuskan seara sepihak, dia menggeret kopernya masuk ke dalam kamar. Sejauh memasuki apartemen tempat ia dan para member SevG tinggal, ia tak mendengar suara yang menandakan adanya penghuni lain di sana.

"Yahooooo, anybody is here??" Tak ada sahutan yang menanggapi Lisa, namun dia menyadari bahwa kamar sang Leader Kaeun pintunya tak tertutup, di ceknya kamar tesebut namun tak ada siapapun hanya ada koper terbuka yang tergeletak begitu saja di dalam sana.

"Mungkin Kaeun unni sedang ada urusan lain, sebaiknya aku lanjut mencermati jadwal SevG" Gumamnya dengan tangan yang sudah siap membuka file dalam hp, langkahnya terus berlajut sampai keruang tengah dan barulah ia mendudukan diri. 

.

.

.

.

.

"Rose-ya berhentilah menangis, kau bisa lelah dan merugikan perlombaan mu minggu depan. Kau bilang ada latihan hari ini hmmm" Jisoo sibuk mengelus punggung Rose yang masih saja bersedih mengenai Lisa yang kembali ke dorm.

"adikku tidak akan sakit lagi kan, dia takkan berubah dingin lagi kan" Jennie mendengar racauan Rose hanya bisa memutar bola matanya malas

"Dengar rose-ya, hey adikmu hanya batuk tak sampai satu hari. Kau lihat sendiri saat kita ada Itali kan, dia lincah antusias. Dia juga sangat manis, kau sendiri yang bilang bahwa perjuangan kita yang tak sampai satu tahun ini membuahkan hasil. Apa perlu unni bawakan kamera lisa sekarang??" Jennie mengingatkan Rose dengan kalimat yang cukup panjang, berharap adik pertamanya akan sadar kembali.

"Hiks hiks, apa benar begitu Jisoo unni??" Jennie membelalakkan matanya melihat tanggapan Rose, Jisoo terkekeh namun juga mengangguk. Rose mengusap ingusnya dengan lembaran tisu yang sudah sedari tadi ia genggam.

"dwaesseo??" Rose mengangguk pelan akan pertanyaan Jisoo, air matanya sudah berhenti mengalir. 

"aisshh gara gara kau, aku jadi telat bekerja" Jennie segera bangkit dari duduknya, dan pergi meninggalkan kedua saudaranya di ruang tengah mansion Lee. 

"Apa aku salah mengkhawatirkan adikku unni?" Rose mendongak meliat Jisoo yang juga berdiri dari duduknya, Jisoo melihat Rose sebentar dan mengambil mantel yang tergeletak di pegangan sofa samping. 

"Kau tak salah, hanya saja terlalu berlebihan. Sudah ya, unni pergi bekerja dulu. Kau semangat untuk kuliahnya nanti" Jisso mengelus pucuk kepala Rose dengan lembut, tepat setelah mantelnya terpasang rapih di tubuh Jisoo.

... 

Setelah berjam jam menyiapkan diri untuk kelas siang hari ini, Rose sudah duduk manis dibangkunya sembari tangan yang menggeser layar hp diaman disana tertampil foto foto dirinya dan Lisa saat sedang berlibur di Itali beberapa hari lalu.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang